16

1.1K 112 5
                                    

Jimin menatap lekat Taehyung yang masih belum siuman meskipun sudah memasuki hari ke-3. Hatinya sedang tidak baik baik saja.

Ia merasa....dibohongi.

Jimin kesal, marah, dan kecewa akan Taehyung yang tidak memberi tau ke Jimin juga Jungkook perihal hal serius seperti ini. Masalah keluarganya yang di tempat umum mengatakan bahwa keluarganya terlihat harmonis namun kenyataan berbalik pandang dengan ekspektasi dan masalah Taehyung yang sudah memiliki penyakit yang membunuhnya perlahan sedari kecil.

Yang lebih membuatnya kesal lagi, kebaikan Taehyung yang mementingkan masalah orang lain dibanding dirinya sendiri. Taehyung seakan menjauh karena tidak ingin yang lain mengikut campur masalahnya. Dan Yoongi juga Jhope mengatakan Taehyung ingin menyerah.

Kepalanya makin mengerat.

Emosinya memuncak.

Ia kembali mengingat kata kata Taehyung yang terus memintanya untuk berteman.

"Aku tulus ingin berteman denganmu"

"Jika kau tulus, maka bukalah topengmu" lirih Jimin.

Waktu terus berjalan.

Selalu seperti itu.

Taehyung yang masih tetap tertidur, Jungkook terus menjenguknya, dan Jimin tidak mendekat ke Taehyung.

Hari ini, Yoongi dan Jhope berkunjung ke rumah sakit. Jungkook juga datang dan Jimin dipaksa ikut oleh Jungkook.

Taehyung masih belum bangun. Yoongi makin sedih dan Jhope tidak bersemangat.

Jungkook dan Jimin memperhatikan kedua hyung itu dari jauh. Jungkook terisak melihat kesedihan yang meluap saat Yoongi meminta Taehyung untuk bangun dan Jhope memegang erat tangan sahabatnya. Jimin mengalihkan pandangannya, ia masih tetap kuat. Karena tak mungkin berandalan menangisi cowok populer yang berhati malaikat seperti Taehyung.

"Aku....belum bisa menjadi temanmu, Kim"

.

.

.

Malam hari dikediaman rumah Taemin, Jimin tengah tertidur pulas sampai ia bermimpi yang tidak biasa baginya.

Jimin memperhatikan dirinya sendiri. Baju putih. Nuansa putih namun tentram. Jimin sedikit menyukai tempat yang tentram seperti ini.

Ia berjalan menyusuri tempat tersebut. Mata sipitnya tidak menangkap satupun benda, tanaman, ataupun orang. Harusnya suasana seperti ini creepy tetapi Jimin tidak merasa takut atau apapun hanya ketentraman saja.

Saat kakinya sudah berjalan cukup jauh ada suara menghentikannya.

"Berhenti!"

Sontak ia berhenti lalu menoleh ke sumber suara tersebut.

Tak ada siapapun, pikirnya.

Ia mencari lebih teliti lagi. Kali ini ia melihat seseorang berjalan namun terhalang kabut. Jimin mendekati sosok tersebut sampai bayangan yang awalnya hanya 1 orang menjadi ada 3 orang.

Ketiga tubuh itu sudah melewati kabut. Jimin terdiam. Ia tidak menyangka apa yang ia lihat sekarang.

"Jiminnie?"

Panggil sosok namja yang seharusnya masih tertidur dirumah sakit.

Kim Taehyung dan...

"Eomma...appa??"

Jimin mengucek kedua matanya berkali kali karena ia pikir ini adalah halusinasinya. Tetapi ini nyata.

Taehyung berjalan bersama kedua orangtua Jimin yang sudah meninggal.

Be my friend | Vmin Brothership/Friendship ✔Where stories live. Discover now