MSL - Hard Forgiving

11.4K 365 15
                                    

Haiiii . . . Karena Mak Thor tetap harus jualan di Googleplaybook jadi ini Part terakhir yang aku publish di Wattpad. Sisa partnya akan aku update di googleplaybook sebagai previlage buat yang beli ebook ya. Maaf sekali.

______________________

A Hard Forgiving

Siapa bilang bahwa yang berat hanyalah soal melupakan. Justru yang paling berat adalah soal memaafkan. Kita mungkin mudah melupakan kejadian pahit tapi tidak memaafkan orang yang menyebabkan itu terjadi pada kita. Itu juga yang dialami oleh Isabella saat ini. Dia tahu suaminya tidak sepenuhnya salah atas meninggalnya saudari kembarnya, tapi entah mengapa setiap kali melihat Christ, justru rasa bersalah itu muncul dalam dirinya. Andai saja dia sedikit bersikap lebih baik pada Elina, atau bisa bertanya pada saudari kembarnya itu kesulitan apa yang sedang dia hadapi saat ini, mungkin dia tidak akan berakhir tragis.

Seminggu terakhir Bella meminta ijin pada Christ untuk tidur terpisah darinya dengan alasan untuk menjernihkan pikirannya dan Christ bisa memahami itu, Dia mengijinkan Bella tidur di kamar lain sementara dia tidur di kamar mereka. Bella memang memilih tidur di kamar lain, karena tidur di kamar itu justru akan menyiksanya. Bayangan Christ melekat di setiap sudut ruangan.

Ini sudah hari ke tujuh, dan Bella meringkuk sendiri di kamar yang dia tempati. Hampir setiap malam mimpi buruk itu datang, tentang saudari kembarnya, Elina yang tiba-tiba muncul dan seolah meminta tolong padanya. Meskipun semua itu hanyalah cerminan dari perasaan Bella sendiri, rasa bersalahnya yang membuat alam bawah sadarnya menyimpan memori penyesalan.

"AHHH!!" Bella terbangun dengan keringat dingin membanjir di sekujur tubuhnya. Dia benar-benar sangat tersiksa dengan semua ini, tapi dia bertekat untuk menerima semua sebagai hukuman karena tidak bisa menjaga saudari kembarnya yang datang padanya untuk meminta bantuannya,

Malam-malam sebelumnya Bella memilih untuk tetap meringkuk di kamarnya dan menunggu pagi datang tanpa bisa tertidur lagi. Kantung matanya bahkan mulai menghitam akibat semua itu, tapi malam ini dia ingin sekali keluar, melihat kamarnya yang sempat ditempati Elina. Entah apa yang ada di dalam kepalanya saat ini, dia hanya berungsut turun dari ranjang kemudian berjalan keluar kamar.

Bella terkesiap karena melihat Christ berdiri didepan pintu.

"Christ?" Alis Bella bertaut melihat suaminya berdiri di depan pintu itu.

Christ hanya menelan ludah, terlihat dari jakunnya yang naik turun. Dia tidak mengatakan apapun, kemudian berbalik. "Aku hanya memastikan kau baik-baik saja." Ujarnya sambil berjalan kembali kedalam kamar. Sebenarnya bukan hanya Bella yang tersiksa, Christ juga sama tersiksanya. Hampir setiap malam dia habiskan dengan duduk di ruang kerjanya, mengamati monitor yang menampilkan gambar dari kamera tersembunyi yang sengaja di pasangnya di kamar yang ditempati isterinya itu. Tujuannya tidak lain adalah memastikan kondisi Bella baik-baik saja.

Bahkan sebenarnya Christ selalu berdiri di ambang pintu itu setiap kali mendengar suara Bella berteriak dari monitor yang dilihatnya. Christ selalu segera datang ke kamar itu dan memilih berhenti di depan pintu. Menunggu beberapa menit dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya setelah dia memastikan Bella tidak keluar dari kamar.

Dia berharap selama seminggu terakhir ini, hampir setiap malam, ketika dia berdiri di ambang pintu, Bella akan membuka pintu kemudian menghambur ke pelukannya, seperti yang hampir selali dia lakukan dalam keadaan ketakutan atau panic. Tapi Bella benar-benar menyimpan kebencian padanya karena tidak membiarkan dirinya membagi luka itu dengan Christ.

Bella yang menatap Christ berlalu tanpa bisa mengatakan apapun. Sesungguhnya sebagian besar dirinya begitu merindukan suaminya, tapi sebagian besar lainnya tidak siap untuk kembali kepelukan Christ, entahlah, begitu sulit untuk Bella memaafkan semua yang sudah terjadi.

My Sweet Lecturer (Done) Edisi RevisiWhere stories live. Discover now