MSL - BAB 23

12.3K 487 6
                                    

Nggak tahu udah berapa bab yang aku publish hari ini

yang pasti udah banyak banget deh

hahahaha

tapi masih semangat kok buat update, kalian mudah2an nggak bosen bacanya ya.

Kalau udah baca jangan lupa like dan komen.

________________________________

Rumors

Aku baru bisa menyentuh ponselku kembali, kali ini bukan ponsel tuaku melainkan ponsel yang diberikan oleh Christ padaku. Aku melihat portal berita online untuk mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi, karena Christ memblok semua brita yang mungkin kudengar. Tidak ada televisi di kamar perawatanku, tidak ada ponsel dan lainnya. Aku meminta pengawal Christ membawa ponselku diam-diam dengan alasan ini bagian dari caraku memberikan surprise pada Chtist seperti acara mencukur kemarin, dan dia percaya hingga datang dengan poselku.

Hari ini Christ meninggalkanku karena dia harus datang ke kantor kepolisian untuk bersaksi. Oh pria malang itu, sekarang dia harus sibuk berurusan dengan polisi karena ulahku.

"Christopher Hudson menyembunyikan seorang gadis didalam kamarnya."

"Gadis berusia limabelas tahun lebih muda menjadi kekasih Christoper Hudson yang ditemukan dalam keadaan kritis di kamar pengusaha kaya raya."

"Lindsey Mc. Kurtney menikam kekasih mantan suaminya Christoper Hudson."

Aku menjatuhkan ponselku, rasanya udara didalam kamar ini menipis seketika. Ternyata Christ memblok semua berita itu dariku sementara dia menghadapi dunia luar yang kejam itu sendiri. Berbagai rumors tentang tentang dirinya mungkin sedang menggoncangnya secara pribadi maupun bisnisnya. Dan mengapa dia menyembunyikan semua ini dariku?

Aku melihat seseorang berjalan ke arah kamarku, dan itu pasti Christ. Belakangan ini dia meninggalkanku saat siang dan datang saat malam. Dia benar-benar harus menghadapi dunia yang buruk, dan membiarkanku bisa tidur nyenyak di sini tanpa tahu soal apapun.

"Hei." Dia masuk dan melihatku duduk, senyumnya jelas menunjukan betapa lelah dirinya.

"Tidurlah dirumah, aku baik-baik saja." Ujarku.

"Aku mulai terbiasa tidur di sofa." Ujarnya dengan senyuman. Dia datang dengan buket bunga mawar dan meletakannya di atas meja kecil disisi ranjang tempatku berada.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

"Baik, semua berjalan dengan baik." Ungkapnya dengan senyum palsu. Aku bahkan sempat membaca hedline bahwa Hudson.co sedang terguncang karena skandal mantan isteri dengan kekasih yang hampir merenggut nyawa, dan lain sebagainya.

"Baguslah." Aku tidak ingin membuat hidupnya jauh lebih berat.

"Aku ingin memberimu pelukan." Kataku, dan meski alisnya sempat berkerut tapi dia tersenyum dan membungkuk hingga aku mampu meraihnya dan menggulungnya dalam pelukanku.

Aku mengusap punggungnya, berharap ini bisa membuatnya lebih baik, meski tak banyak membantu.

"Aku bicara dengan dokter siang ini dan dia mengatakan bahwa pemulihanku cukup cepat. Besok atau lusa aku sudah boleh keluar dari rumahsakit." Ujarku.

"Aku akan bicara dengan dokter besok pagi."

"Kau tidak percaya padaku?" Tanyaku.

"Aku hanya ingin memastikan." Dia tersenyum padaku.

"Em . . . bagiamana jika kita mengadakan konferensi pers."

"Untuk?" Alisnya bertaut.

"Aku ingin menjelaskan pada public apa yang sebenarnya terjadi padaku."

My Sweet Lecturer (Done) Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang