Waiting For You (End)

Start from the beginning
                                    

"Jinani, nado saranghaeyo", lirih Erick berderai air mata.

"Aku juga minta maaf ketika memperkenalkanmu dengan Hayi yang menjadi kekasih bohonganku saja, aku hanya ingin mengetahui apa kau cemburu padaku atau tidak. Dan apa kau tidak menyadari jika bukumu hilang dan sekarang ada padaku? kau masih saja ceroboh seperti dulu", ucap Hanbin yang masih menatap buku milik Jinhwan dengan kesedihan yang sangat dalam.









.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.














Setiap hari Hanbin menjenguk Jinhwan yang saat ini masih belum sadarkan diri, Hanbin selalu memantau keadaan Jinhwan apakah perkembangannya mulai membaik atau masih tetap sama, Hanbin menatap penuh sendu karena terlalu banyak alat rumah sakit yang dipasangkan di tubuh Jinhwan.

"Cepatlah sadar, aku merindukanmu. Aku membawakan hadiah ini untukmu, ketika kau sadar aku berharap kau membuka hadiah dariku", ucap Hanbin.

Hanbin pun mengecup kening Jinhwan cukup lama, dan menatap Jinhwan sebentar sebelum ia harus pergi meninggalkan Jinhwan sendiri, karena ia harus pergi ke kampus, membuat Hanbin tidak cukup lama menunggu Jinhwan yang masih terbaring.

Tidak lama kemudian Jinhwan sadarkan diri dengan reaksi yang mengejutkan ketika Hanbin sudah melangkah pergi, dan membuat dokter dan parawat segera menuju ruangan Jinhwan agar memastikan keadaannya saat ini. Ketika sudah memeriksa Jinhwan, dokter menyatakan bahwa ia sudah pulih dan keadaannya pun sudah mulai stabil, namun tetap memerlukan perawatan penuh.

-

Jinhwan menatap sekeliling ruangan dan merasa ada sesuatu benda berbentuk kotak berada di nakasnya.
"Ige mwoya?", Jinhwan memicingkan matanya dan langsung mengambil kotak tersebut.

Jinhwan menatap sebentar kotak tersebut dan segera membuka dengan perlahan, dan betapa mengejutkannya ketika melihat isi dari kotak tersebut.

10 alasan mengapa aku mencintaimu, Jinani. Buka gulungan kertas ini, baca dan pahami dengan baik kata-katanya.

1. Aku mencintaimu karena kau membuatku nyaman
2. Aku mencintaimu karena kau selalu membuat hidupku lebih berwarna
3. Aku mencintaimu karena kau bisa menerimaku apa adanya
4. Aku mencintaimu karena kau selalu menjaga hatimu padaku
5. Aku mencintaimu karena kebaikkan hatimu bukan fisikmu
6. Aku mencintaimu karena kepribadianmu
7. Aku mencintaimu karena ketulusanmu
8. Aku mencintaimu karena kelembutanmu
9. Aku mencintaimu karena segenap hatiku
10. Sepertinya aku mencintaimu tidak butuh sebuah alasan, cinta datang karena sebuah perasaan, namun aku menyebutkan alasan-alasan itu karena aku ingin kau mengetahuinya betapa besar rasa cintaku padamu.

Jinhwam benar-benar terharu, ia pun menitihkan air matanya. Bukan karena cincin yang Hanbin selipkan di dalam kotak tersebut, tapi ia terharu ketika Hanbin menuliskan kata demi kata yang ia sampaikan ke dalam surat tersebut.

Tiba-tiba Hanbin datang dari luar dengan nafas yang terengah-engah, sepertinya Hanbin berlari menuju ke ruang rawat Jinhwan. Dokter memberitahukan Hanbin, bahwa Jinhwan sudah pulih.













"Ahh saudara Hanbin?" Panggil Dr.Yoon ketika hendak memasuki ruangan tak sengaja melihat Hanbin yang sedang berjalan dikoridor.
"Ah ne Dr.Yoon, wae?" Tanya Hanbin ketika namanya dipanggilnya oleh dokter.
"Tuan Jinhwan" gantung Dr. Yoon
"Ahh Jinhwan? Jinhwan kenapa? Apa terjadi sesuatu dengan Jinhwan? Katakan dok. Ada apa dengan jinhwan?" Pertanyaan bertubi-tubi yang Hanbin berikan terhadap Dr. Yoon ketika Dr. Yoon menyebutkan nama namja terkasihnya itu.
"Tidak, tidak terjadi hal buruk terhadap Jinhwan.. lebih baik kita bicara diruangan saya saja" Jawab Dr. Yoon dan berlalu memasuki ruangannya tak lupa Hanbin pun mengekor dibelakang Dr. Yoon.





"Jadi? Ada apa dengan kekasih saya dok?" Tanya Hanbin yang sudah sangat penasaran dengan keadaan Jinhwan.

"Ya, tuan Jinhwan sudah sadarkan diri dari komanya. Dan puji tuhan atas berkat doamu dan mukjizat yang Tuhan berikan. Keadaan Jinhwan semakin membaik dan bisa dipastikan penyakit yang ada didalam tubuh jinhwan sudah pulih meskipun kita juga harus mewanti-wanti jika suatu saat penyakit itu kembali. Tapi untuk sekarang keadaan dan kondisi Jinhwan sudah jauh lebih baik dari sebelumnya" Jelas Dr. Yoon

"Jinjja? Syukurlah kalau seperti itu. Ku fikir kekasihku akan pergi meninggalkan ku untuk selamanya. Baiklah Dr. Yoon, kalau begitu saya permisi dulu untuk menemui Jinhwan"

"Ne, baiklah"















Hanbin benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya ketika melihat Jinhwan yang sudah sadar, bahkan saat ini Jinhwan sedang membaca isi dari kotak hadiah yang Hanbin berikan. Jinhwan pun terkejut melihat kedatangan Hanbin. Mereka pun sama-sama tersenyum dan betapa rindunya dua insan yang saat ini saling bertatapan. Tanpa berpikir panjang Hanbin pun langsung memeluk Jinhwan dengan sangat erat.



"Hanbinie, gomawoyo, aku sangat menyukai hadiah darimu. Ternyata kau bisa romantis juga rupanya", kekeh Jinhwan yang masih didekap erat oleh Hanbin.
"Terimakasih juga, akhirnya kau sudah sadar, aku benar-benar bahagia", balas Hanbin yang juga melepaskan pelukannya.

"Dimana kekasihmu itu heh? aku tidak ingin menjadi selingkuhanmu Bin" jawab Jinhwan yang langsung membuang muka kesegala arah.
"Kekasihku ya kau Jinani", sahut Hanbin.
"Jinjja? lalu siapa Hayi itu?", ucap Jinhwan penasaran.
"Dia hanya sebatas temanku saja, tidak lebih. Maafkan aku karena telah berbohong kepadamu. Itu hanya rencanaku untuk membuatmu cemburu saja, tapi entahlah kau merasa cemburu atau tidak", jawab Hanbin memberitahu.

"Aku juga minta maaf, sebenarnya aku tidak memiliki tunangan. Aku telah berbohong kepadamu", sahut Jinhwan merasa iba kepada Hanbin.
"Aku sudah tau itu, dan aku mengetahuinya dari bukumu. Apa kau tidak merasa kehilangan buku kesayanganmu itu, hem?", gida Hanbin yang menatap Jinhwan
"Ha? Jinjjayo? Wah pantas saja aku tidak menemukannya. Aku pikir jika buku itu jatuh ketika aku ingin keluar dari rumah sakit. Ternyata ketika aku kembali dan mencarinya sudah tidak ada", ucap Jinhwan merasa sedih
"Ini bukumu", Hanbin pun memberikan buku tersebut kepada pemiliknya.
"Gomawo", balas Jinhwan dengan senyuman.


"Bin, waktuku sudah tidak lama lagi di dunia. Dan aku sudah siap untuk itu, lebih baik kau mencari kekasih lain saja. Jangan terlalu memikirkanku, aku tidak ingin kau bersedih", ucap Jinhwan kembali dengan menangkup wajah Hanbin.
"Apa maksudmu, asal kau tahu saja dokter bilang padaku jika kau sudah mulai sehat, kau bisa melawan penyakitmu itu. Aku berharap kau selamanya tetap sehat. Aku selalu ingin bersamamu", jawab Hanbin dengan memegang tangan Jinhwan.
"Benarkah? Tetapi waktu itu Dr. Yoon bilang bahwa hidupku tidak akan lama lagi" balas Jinhwan tak percaya
"Kau orang yang kuat Jinani, kau bisa melawan penyakitmu itu. Dan sekarang kau sudah mulai sehat. Kau bisa melawannya Jinani" tegas Hanbin dengan suara yang lembut.

"Ulurkan tanganmu Jinani", ucap Hanbin memegang cincin yang ia ambil dari kotak tersebut.
Jinhwan pun mengangguk dan menuruti permintaan Hanbin, ia pun segera mengulurkan tangannya. Dan Hanbin pun segera memasukkan cincin pada jari manis milik Jinhwan. Ia benar-benar merasa bahagia. Hanbin menggenggam erat tangan Jinhwan dan tidak ingin meninggalkannya.


























Pada akhirnya mereka kembali bersama, dan memulai kisahnya yang baru. Dengan menciptakan kebahagian yang mereka lakukan sendiri.








































Seseorang yang mencintai kamu tidak akan pernah kehabisan alasan untuk mempertahankanmu, dan seseorang yang mencintai kamu tidak akan pernah mencari alasan untuk melepaskanmu.

-Kim Jinhwan x Kim Hanbin-




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

END












Yeaaay akhirnya WFY selesai juga:)) gmna2? Gajelas ya?? Maap ya wak tp ya beginilah yang terlintas wak..
Gimana? Manaa suaranya yg mnta WFY happy ending?? Ehehe❤ tengseu buat kalian yang udh ngsh masukan:) smga suka❤

VOMENT JUSEYOO~

Oneshoot Twoshoot BinhwanWhere stories live. Discover now