DON'T BE SAD, FASYA

157 30 1
                                    

Sekarang, besok, lusa atau selamanya. Kemanapun kau pergi aku akan menyusulmu dan menghapus air matamu.
-Riko Aditya-

"Lo utang penjelasan sama gue Sya, kenapa tadi pagi lo bisa berangkat sekolah bareng Riko?" Tanya Sisil

Fasya dan Sisil sedang berada di Velvet Cafe saat ini, mereka belum pulang kerumah masing-masing dari sepulang sekolah.

Mendengar pertanyaan Sisil, Fasya hanya tertawa seraya mengaduk jus jeruk nya.

Memang, tadi pagi Fasya berangkat sekolah bersama Riko. Riko yang menjemput Fasya keapartement nya, mereka berdua bahkan tadi menjadi pusat perhatian di sekolah.

"Emang kenapasih, kok kayanya lo kaget banget gue berangkat bareng Riko."

"Ya.. gue aneh aja Sya, tumben banget lo mau sama dia. Kerasukan setan apa lo?"

Fasya terkekeh,

"Sil, ternyata Riko itu ngga seburuk yang gue fikir ya, sekarang gue sadar akan satu hal. Riko punya hati lembut yang gue sendiripun ngga tau terbuat dari apa."

Sisil menghela nafas sejenak, lalu tersenyum.

"Bagus deh, gue ikut seneng dengernya. Apalagi kalo lo pacaran sama Riko gue dukung banget Sya." ucap Sisil

Fasya hanya tertawa kecil

"Lagian ya Sya, dari awal itu gue udah soft banget sama sikap nya dia, gue ngerasa kalo dia memperlakukan lo itu beda. Kaya special banget."

Sisil menyedot Vanilla Late nya setelah selesai bicara.

Fasya membulatkan matanya. Fasya lupa ia mempunyai pertemuan janji dengan Riko di bawah bukit yang pernah mereka datangi sebelumnya. Gadis itu melihat arloji di pergelangan tangannya, sudah setengah jam berlalu, tapi Fasya tak kunjung menemui Riko, pasti dia sudah menunggu lama disana.

Fasya segera bergegas memakai jaket nya dan tasnya.

Sisil menatap Fasya bingung
"Sya, lo mau kemana?"

"Gue harus nemuin Riko sekarang, gue cabut duluan ya Sil, bye."

Fasya berlari pergi keluar cafe meninggalkan Sisil, mata Sisil teralih kearah minuman yang belum Fasya bayar.

Sisil memutar bola matanya malas.

"Gue lagi yang harus bayar."

🐢🐰

Helaian rambut Riko bertebangan karena angin yang berhembus kencang mengenai wajahnya. Riko sesekali melihat jam di pergelangan tangannya.

Sudah satu jam berlalu, tapi Fasya tak kunjung datang menemuinya. Apakah Fasya tidak mau menemuinya lagi? Apakah Riko membuat kesalahan yang tidak ia ketahui? Sial. Fikiran itu menghantui otak Riko.

"Hai." Panggil seseorang gadis dari belakang, Riko menoleh, gadis itu tersenyum seraya melambaikan tangannya, Riko tersenyum simpul.

Gadis itu segera mendudukan diri di sebelah Riko.

"Maaf ya Rik, gue dateng telat banget, pasti lo udah nunggu lama ya?"

FASYA Where stories live. Discover now