43 Raja dan Ratu - Kembali Perang

105K 6.6K 983
                                    

Semalam, setelah menceritakan semua kisah kelamnya, Adin langsung pulang kerumah karena El hanya bersama baby sitter dirumah.

Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul setengah empat dini hari, namun seorang gadis dengan mata sembab itu masih saja terduduk didekat brankar seseorang yang entah mulai kapan netra itu akan kembali terbuka.

Operasi Raja telah berjalan dengan sangat lancar, namun ada hal lain yang dipikirkan gadis itu. Peluru yang telah terbenam dipunggung Raja telah dikeluarkan tapi belum bisa menjamin bahwa kondisi cowok itu baik-baik saja, karena pada nyatanya peluru itu telah dibuat sedemikian rupa dengan racun yang menyertainya.

Raja masih kritis dan dirawat diruangan ICU, tubuh cowok itu banyak sekali dipasangkan selang-selang yang berguna untuk membantu pemulihannya. Sedangkan Ratu, gadis itu masih terduduk dengan mata terus menatap wajah Raja yang dibagian hidungnya dipasangkan ventilator yang berguna untuk membantunya bernapas.

“Kita udah sejauh ini dan sesakit ini, lo nggak berniat untuk sembuh dan melanjutkan semuanya?” Ucap Ratu seraya menggenggam tangan Raja yang terdapat selang infus dan pulse oximeter dijempolnya.

Suasana yang sunyi hanya membuat suara Ratu bersautan dengan suara monitor EKG disebelahnya. Gadis itu menunduk dan menghela nafas, sungguh ini adalah hari yang melelahkan, bahkan kesadaran Raja saja pergi meninggalkan raga itu karena ingin beristirahat lebih lama.

Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, disana ada Denska dan Gavin dengan beberapa cup coffee ditangannya.

“Kanjeng, pagi-pagi ngopi dulu biar nggak ngantuk.” Ucap Gavin seraya menyodorkan cup coffee tersebut pada Ratu.

“Anjir, gue belum tidur semaleman terus lo kasih gue minum beginian. Bahkan kuntilanak aja udah balik tidur jam segini.” Kekeh Ratu seraya mengambil alih cup tersebut.

“Biar semangat jagain bebeb Raja-nya.”

“Lo yang sabar, ya. Semuanya bakal baik-baik aja.” Sahut Denska dengan sedikit senyuman.

Itulah yang sejak tadi yang berusaha Ratu yakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, namun tetap saja ada sedikit keraguan dibenaknya tentang kondisi Raja yang… sudahlah! Tidak boleh berpikir macam-macam!

“Iya, semua pasti baik-baik aja.” Ratu melirik Raja sekilas, “Gue tau Baginda gue kuat.” Lanjut gadis itu seraya tersenyum tegar.

“Sarapan datang!”

“Astogeh, demit! Ini rumah sakit bukan rumah lo jan treak-treak!” Kesal Danela dengan suara tertahan pada Grace.

“Ya mangap…”

“Maaf!” Ketus Danela.

“Iya, gue maafin, kok.” Ucap Grace lagi yang membuat Danela semakin mendelikkan matanya.

“Lo berdua sejak kapan disini?” Tanya Ratu bingung yang sontak membuat kedua gadis itu menatap sang empu.

“Sejak gue tau lo disini.” Jawab Grace santai seraya berjalan mendekat dan memberikan masing-masing nasi kotak yang dibawanya dengan Danela.

“Tadi, pas habis sholat subuh gue ada check HP, dan ternyata ada Denska WA gue kalau Raja kecelakaan. So, gue langsung ngacir dan gedor-gedor rumah Grace lalu kesini.” Jelas Danela menceritakan alkisahnya tentang bagaimana ia bisa tiba dirumah sakit saat ini.

Sekarang, diruangan bernuansa putih ini telah ramai karena kehadiran kedua sahabat Ratu beserta keempat inti Lynster lainnya, ralat, hanya kedua inti Lynster saja —karena Nico dan Iqshan masih terlelap disofa.

Semuanya telah sarapan, termasuk Iqshan dan Nico yang sudah bangun, dan tidak lama setelah itu hari mulai menjelang pagi. Masih sama, kondisi Raja masih belum ada perubahan, padahal disetiap dokter datang untuk memeriksa Raja selalu saja tangan Ratu berkeringat lantaran gadis itu deg-degan untuk mendengar hasil pemeriksaan dari sang dokter yang ada.

Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon