13 Raja & Ratu - Jangan Tinggalkan

119K 7.8K 1.1K
                                    

Semilir angin perlahan menghembus dan menerpa wajah cantik seseorang yang membuat netra abu-abu itu beberapa kali mengerjap. Ratu melirik kearah jam tangannya sejenak yang kini telah menunjukkan pukul setengah lima.

“Anjirlah, kasih info mendadak banget.” Gerutu Ratu ditengah langkahnya saat ia ingin menuju halte yang tidak jauh dari supermarket yang baru saja ia kunjungi.

Baru saja kaki itu ingin berpijak pada aspal jalanan, dengan cepat butiran air bening itu sudah lebih dulu menyerbu membasahi sedikit demi sedikit jalan didepannya.

“Sial, bentar lagi nambah lebat, nih.” Ratu mendongak, menatap langit-langit yang mulai menggelap.

“Nih ponsel juga kenapa pake lowbat?!”

Ratu terlihat terus mendengus kesal, mengingat dirinya yang baru saja mendengar pengumuman bahwa sekolah mereka akan mengadakan studi tour ke Semarang pada besok pagi dari kedua sahabatnya sebelum ia pulang sekolah tadi, dan berakhir ia langsung ngacir kepusat perbelanjaan terdekat.

Netra itu terus menatap lurus memandang jalanan yang semakin basah akibat turunnya hujan, dan sedetik kemudian gadis itu menghela nafas lalu memalingkan wajahnya untuk melihat sekitar. Tidak lama setelah itu, mata Ratu dibuat menyipit saat melihat seseorang yang ingin melintas didepannya, dan…

“Mas! Mas tukang ojek, kan?” Tanya Ratu sambil menghadang jalan si pengendara motor matic tersebut yang alhasil membuat sang pengemudi mengerem mendadak dibawah rintiknya hujan.

Please, Mas, anterin saya ke perumahan Lavendra, ya.” Imbuh Ratu lagi yang langsung naik pada jok belakang motor tersebut beserta menepuk pundak sang pengemudi.

Hujan semakin lebat namun pengemudi itu semakin lambat mengendarai motornya. Ratu melirik beberapa kali kearah kaca spion yang memperlihatkan sosok dengan helm full face yang menutupi wajah pengemudi itu.

Bukan tanpa sebab jika Ratu ingin menerjang hujan tanpa menunggunya reda, namun gadis itu pada dasarnya memang tidak sabaran dan tidak suka dengan yang namanya menunggu.

Menunggu sesuatu yang tidak pasti. Layaknya menunggu hujan, entah sampai kapan kita harus berjuang sambil meratapinya. Bahkan disaat hujan sudah mulai mereda dan menampakkan keindahan pelangi sesudahnya, namun bisa saja sedetik kemudian ia kembali jatuh menghantam semua harapan kita.

Tak terduga dan tak terkira.

Ditunggu reda, eh taunya nggak reda sampe berjam-jam. Pas udah reda, eh, ditengah jalan malah keguyur lagi. Kan sama aja bohong.

Sekiranya itulah singkatnya alasan Ratu yang tidak ingin menunggu yang tidak pasti. Lebih baik basah dan basah sekali, dari pada senang sesaat atas janji kebahagiaan yang sedetik kemudian bisa dihancurkan.

“Mas atau Om, bisa dikebutin dikit nggak? Badan saya udah mulai basah kuyup.” Ratu membuka suara dengan guratan tipis didahinya.

Pengendara itu tidak menyahut, namun tanpa aba-aba sosok itu langsung menancapkan gas motornya dengan tidak santai yang membuat Ratu terlonjak kaget dan hampir saja terjungkal jatuh jika tidak mencekal kuat jaket sosok didepannya tersebut.

“Pak, hati-hati dong! Kalau saya mati gimana? Nggak kasian sama penggemar saya?” Ucap Ratu tidak santai sambil mengusap dadanya yang terasa ingin copot.

Masih tidak ada respon, yang membuat Ratu semakin mengernyitkan dahinya lantaran ia bingung.

Apa jangan-jangan ini hantu ojek, ya? Batin Ratu dengan pikiran kemana-mana yang mulai was-was sambil sesekali melirik kearah spion.

Raja & Ratu [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now