16. oh god, this can't be real

Start from the beginning
                                    

"Kau berhak memecat guruku." Potong Dumbledore datar. "Namun kau tak berhak mengusirnya dari sini. Kekuasaan itu tetap milik Kepala Sekolah." Ujar Dumbledore kemudian.

Para murid tersenyum bangga melihat ketegasan Dumbledore.

Umbridge terlihat diam sebentar, sebelum kembali tersenyum. "Untuk saat ini." Katanya. Dumbledore menghela napas sebelum akhirnya berbalik lalu berjalan menjauh dari Umbridge dan menyuruh kerumunan murid-murid untuk bubar.

Mereka semua buru-buru berjalan cepat kembali ke kelas masing-masing sesuai jadwal setelah mendengar teriakan Dumbledore. Jean hampir saja jatuh karena tertabrak sana-sini dan pusing kembali melanda kepalanya karena banyaknya orang yang bergerak disekitarnya. Namun tentu saja gadis itu tidak benar-benar terjatuh karena Draco selalu sigap memeganginya.

"Aku sudah bilang padamu." Ucap Draco setelah mulai sepi.

Jean diam sebentar, mengembalikan kesadarannya. "Ya, ya, ya. Aku yang salah."

"Kau tidak memiliki kelas setelah ini?" tanya Draco kemudian. Jean menggeleng.

"Aku akan mengantarmu ke Gryffindor."

*****

"That foul, evil, old gargoyle!" omel Hermione. "Kita tak diajarkan mempertahankan diri. Kita tak diajarkan untuk lulus ujian OWL." Perempuan itu berhenti sejenak. "Dia mengambil alih seluruh sekolah!"

Sementara temannya meruntuki guru sialan berbaju merah muda itu, Jean kembali malayangkan pikirannya pada kejadian tadi sore. Dimana Draco Malfoy berubah menjadi seratus persen baik hati. Ya, memang akhir-akhir ini dia sudah menjadi lebih baik dibanding sejak tahun pertama sampai tahun ketiga. Tapi.. astaga. Mengantarnya sampai ke asrama Gryffindor adalah hal yang tak pernah Jean pikirkan akan dilakukan Draco Malfoy untuknya.

Dia bahkan menghiraukan beberapa tatapan anak Gryffindor yang memperhatikannya tadi. Well, sebagian menatapnya aneh—karena dia seorang Slytherin, dan sebagian menatapnya kagum—karena dia seorang Pangeran Slytherin. Suatu hal yang tak biasa dilakukan Draco, biasanya dia akan mencemooh semua orang. Tapi dia hanya diam.

"Sirius!"

Tiba-tiba Harry berjalan cepat menuju ke dekat api unggun. Mereka sekarang sedang berada di ruang rekreasi. Jean sempat terkejut melihat Sirius Black muncul dalam bentuk api. Namun detik selanjutnya, dia merasa itu bukan hal mustahil karena dia sedang berada di dunia sihir sekarang.

Percakapan membingungkan terjadi ketika Sirius memberitahu jika ada beberapa masalah. Tentang Umbridge yang berpikir bahwa Dumbledore sedang membentuk pasukan, dan masalah dengan Fudge, lalu Voldemort yang mulai beraksi.

"Kita harus bisa mempertahankan diri kita sendiri." Kata Hermione lalu menghela napas, ketika Sirius sudah hilang. "Dan jika Umbridge menolak untuk mengajar, kita membutuhkan orang yang bersedia." Katanya lalu menoleh kearah Harry.

*****

Hari ini, mereka berhasil membentuk Dumbledore's Army, sebuah perkumpulan untuk benar-benar belajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam dengan Harry sebagai pengajarnya. Meskipun sempat terjadi perdebatan tentang mengapa beberapa murid yang diundang Hermione harus bergabung, mengapa Dumbledore's Army harus didirikan, dan mengapa mereka harus percaya, dan juga Harry yang sempat menolak menjadi pengajar, namun akhirnya semuanya berhasil.

Sekarang mereka hanya bingung menentukan tempat latihan. Mereka mendiskusikannya sambil berjalan kembali menuju Hogwarts karena sebelumnya mereka membentuk Dumbledore's Army di sebuah tempat di Hogsmeade.

Namun diluar dugaan, perkumpulan yang dibentuk secara rahasia itu di dengar oleh Umbridge. Keesokan harinya, sebuah pigora pengumuman kembali terpasang di dinding.

Semua organisasi siswa mulai sekarang dilarang. Siswa yang melanggar akan dikeluarkan.

"Oh, astaga. Dia taka kan berhenti membuat peraturan." Jean mendengus kesal lalu berjalan menyusuri koridor setelah membaca peraturan baru itu. Dia sempat melihat Neville yang berjalan sendirian, lalu Crabbe dan Goyle menabraknya dengan sengaja lalu mencemooh laki-laki berperawakan gemuk itu.

Jean masih meruntuk tidak jelas karena peraturan yang dibuat Umbridge. Hingga akhirnya dia sadar bahwa telah menabrak seseorang saat berbelok.

"Maaf." Kata gadis itu spontan dengan gugup. Matanya melirik keatas kemudian pandangannya berubah datar begitu dia melihat Draco Malfoy.

"Kau sudah tahu kata apa yang patut diucapkan ketika kau menabrak seseorang, ya?" tanya laki-laki itu menyeringai. Membuat Jean teringat sebuah kejadian ketika dia menabrak orang yang sama di tahun keempat saat hendak menuju kelas Ramuan.

Gadis itu memutar bola matanya, "Kau bisa mengajarkan hal yang sama kepada temanmu, Crabbe dan Goyle." Ucap Jean, teringat pada Neville tadi.

"Aku tidak peduli pada mereka." Draco mengendikkan bahu.

Jean kembali memutar bola matanya. Mereka berjalan menuju Menara Astronomi.

"Kau sudah tahu peraturan yang baru dipasang?" tanya Draco kemudian.

"Ya. Dan aku heran kenapa Umbridge selalu membuat peraturan yang aneh-aneh, maksudku, bukankah organisasi itu hal yang baik?" Jean mendumal.

Draco tertawa kecil mendengar omelan Jean. "Tidak. Mereka membuang tenaga dan menyita waktu belajar." Kata laki-laki berambut pirang platina itu.

Jean melirik kearahnya, "Tentu saja, Master Ramuan. Kau memang yang paling pandai dan paling suka belajar." Cibirnya.

"Kenapa kau begitu kesal ketika Umbridge melarang organisasi? Apa kau mengikuti organisasi?" tanya Draco, menghiraukan cibiran Jean.

Gadis itu sedikit gugup. Ya, dia baru saja membentuk sebuah organisasi, kan? Itu jika Dumbledore's Army masuk kategori. Tapi Slytherin yang licik tak boleh tahu, sekalipun Draco adalah temannya. Siapa yang tahu mereka akan melaporkan ini ke Umbridge?

"Aku mengikuti banyak organisasi di dunia muggle." Jawab Jean asal.

Draco sedikit mengernyit mendengar kalimat Jean. "Aku sering lupa kalau kau adalah Mudblood." Katanya mencemooh.

Tetap Draco yang menyebalkan.

"Apa status darah sebegitu penting untuk dirimu?" perempuan itu memutar bola matanya.

"Yup." Jawab Draco mantap. "Setidaknya bagi orang tuaku."

Jean terdiam. Sebenarnya dia sedikit kesal karena kepercayaan keluarga Draco terharap kemurnian darah. Tapi mau bagaimana lagi, jika dia ingin lulus dari Hogwarts dengan selamat, dia harus menjaga mulutnya agar tetap diam.

Hingga tiba-tiba gadis itu teringat sesuatu. Latihannya dengan Dumbledore's Army. "Oh, astaga. Aku harus pergi, aku ada urusan." Ucapnya lalu berlari kecil menuju tangga. Draco menoleh kearahnya, bahkan dia belum merespon namun perempuan itu sudah menuruni tangga.

Namun tiba-tiba gadis itu terlihat lagi di anak tangga paling atas, untung Draco masih menghadap kebelakang. "Sampai jumpa." Katanya dengan tersenyum lalu kembali turun.

Draco berusaha menahan lengkungan di bibirnya mengingat jika Jean kembali menaiki tangga hanya untuk mengucapkan sampai jumpa kepadanya, namun laki-laki itu gagal. Akhirnya dia tersenyum juga.

OBLIVIATE - Draco MalfoyWhere stories live. Discover now