BAB 5

3.6K 195 34
                                    

"Siapa yang mengijinkan kalian membawa Ale ke rumah sakit?" ucap orang tersebut lagi lagi dengan tatapan heran orang disekitarnya

"Maaf tuan dan nyonya tapi non Ale sebaiknya dibawa ke rumah sakit. Karena keadaannya semakin memburuk" ucap bi Iyem yang akhirnya memberanikan diri membantah dua orang tersebut yang nyatanya adalah orang tua Ale

"Iya Pak Roberty, keadaan Ale memburuk" ucap dokter Dicky menambahi

"Tidak bisa! Ale harus dirawat disini saja. Dicky tolong siapkan alat alat medisnya" ucap mom

"Ta... Tapii.... " ucap bi Sumi terpotong oleh dad

"Kalau saya bilang tidak boleh ya tidak boleh!" ucap dad tanpa bantahan

"Huhhh yasudahlah,saya akan kembali kesini secepatnya" ucap dokter Dicky yang mulai jengah dengan dua orang yang tidak memperbolehkan Ale ke rumah sakit

"Bibi siapkan makan siang untuk anak-anak. Pasti mereka kelelahan pulang sekolah" ucap mom yang dihadiahi tatapan kecewa orang orang yang dikamar Ale

Para pembantu pun tanpa aba aba langsung kedapur sebelum kena amukan nyonyanya. Sementara itu, Ale berbaring lemah ditempat tidur tanpa ditemanin seorangpun.

Yah,semenjak semua pembantu disuruh mempersiapkan makan siang oleh mom. Dad dan mom langsung pergi menjemput bang Arsel dan Selvia.

Sementara itu, didapur para pembantu mulai mencibir tuan dan nyonyanya. Syukurnya,dirumah ini hanya ada cctv bukan penyandap suara. Jadi mereka bebas menghujat tanpa ketahuan

"Ih kesel deh liat tuan dan nyonya! Sekarang mereka tidak memperdulikan non Ale lagi! Padahalkan yang sering membanggakan keluarga ya non Ale" ucap bi Sumi menggebu gebu

"Iya bener tuh! Mamang jadi kesel sendiri liatnya" kata mang Mamat yang tiba tiba sudah ada didapur

"Yaampun mang Mamat ngagetin aja" ucap bi Lina yang kaget dengan kedatangan mang Mamat

"Bi Iyem kenapa? Bibi sakit? Kalau sakit biar kami saja yang masak. Bibi istirahat didalam" ucap bi Sumi yang sedari tadi heran dengan sikap bi Iyem yang diam

"Saya gak papa kok Sumi" balas bi Iyem dengan tersenyum

"Tapi wajah bibi pucat!" ucap bi Lina yang mulai panik dengan keadaan Bi Iyem

"Iya bibi istirahat saja biar yang lainnya yang memasak" ucap mang Mamat seraya membujuk Bi Iyem

Ting.... Tong.....
Ting... Tong......

Bunyi bel rumah membuat mereka mengalihkan perhatian kedepan

"Sumi bukain tuh" ucap bi Lina menyuruh bi Sumi

"Iya iya" ucap bi Sumi pasrah

"Bi Iyem ini dokter Dicky sudah ada. Bibi mau diperiksakan terlebih dahulu tidak?" tanya bi Sumi kepada bi Iyem

"Dokter Dicky? Saya baik baik saja Sumi. Ayo dokter tolong periksakan keadaan non Ale" ajak bi Iyem kepada dokter Dicky

"Ale!"
"Non Ale" teriak bi Iyem bersamaan dengan teriakan dokter Dicky

Teriakan tersebut membuat orang orang yang didapur panik dan langsung menuju kekamar Aleta

"Ada apa?" ucap bi Sumi sambil mengatur napasnya

"Mang Mamat tolong angkatkan Ale kekasur" ucap dokter Dicky

"Yaampun hidung non Ale mengeluarkan darah terus menurus" ucap bi Lina yang ikutan panik

"Dokter... Ale bisa sembuh bukan?" tanya bi Iyem dengan lirih

"Aku akan berusaha bi. Aku yakin Ale anak yang kuat" ucap dokter Dicky

"Sebenarnya non Ale sakit apa dok?" tanya mang Mamat

"Untuk hasil tesnya saya belum tahu. Tapi menurut saya Ale hanya kelelahan. Dan ada segumpal darah yang membeku dibagian otak Ale. Saya simpulkan, mungkin Ale pernah jatuh dari ketinggian" ucap dokter Dicky yang dihadiahi anggukan semua orang

"Yaampun! Makan siang tuan dan nyonya belum selesai" ucap Bi Sumi yang mulai panik

"Yasudah ayo Sumi kita selesaikan. Biar bi Iyem yang menjaga non Ale" ucap bi Lina

Setelah kepergian mereka. Keadaan dikamar mulai canggung. Dan tidak ada yang bersuara. Sampai pada akhirnya bi Iyem pun mulai bersuara.

"Dokter? Apa gumpalan darah tersebut berbahaya?" tanya bi Iyem dengan serius

"Huftt... gumpalan darah tersebut akan melambatkan kinerja otak. Dan mungkin bisa memengaruhi organ lainnya" jawab dokter Dicky yang mulai frustasi dengan keadaan Aleta

"Apa tidak ada cara untuk menyembuhkan dokter?" tanya bi Iyem

"Ada... Apabila darah tersebut dikeluarkan maka kemungkinan Ale akan sembuh seperti semula" jawab dokter Dicky

"Kalau begitu tolong sembuhkan non Ale dokter" ucap bi Iyem memohon

"Kita tidak bisa memakai cara itu bi. Kalau kita memaksakan untuk mengeluarkan segumpal darah tersebut, kemungkinan terbesar adalah Ale akan hilang ingatan. Atau yang lebih parahnya lagi Ale akan tiada" jelas dokter Dicky yang mulai cemas dengan keadaan Aleta

"Yaampun...gakk! Non Ale pasti sembuh dok" jawab bi Iyem meyakinkan dirinya sendiri

"Huftt kita harus berdoa bi... Semoga Ale baik baik saja" ucap dokter Dicky

"Oh iya bi... Saya harap juga, Ale jangan terbentur lagi. Karena mungkin itu akan menambahkan gumpalan darah yang membeku akan semakin parah" tambah dokter Dicky

"Baik dok. Saya akan selalu mengawasi dan menjaga non Ale" ucap bi Iyem

"Yasudah bi. Saya masih ada tugas dirumah sakit. Kalau ada apa apa langsung saja telpon saya ya bi" setelah mengucapkan itu dokter Dicky meninggalkan bi Iyem bersama Ale dikamar

"Huftt... Non Ale kok bisa begini sih?" lirih bi Iyem prihatin.

Bi Iyem merupakan orang yang dekat dengan Ale. Karena sebelum Ale pindah ke LA. Bi Iyem lah yang sering bermain dan merawat Aleta

"Bi... Bagaimana keadaan Ale?" tanya orang yang baru saja datang,ya orang itu adalah mom Ale

"Seperti yang nyonya lihat" ucap bi Iyem dengan paksaan senyumnya

"Pasti Ale pura pura sakit mom. Dia kan tidak mau homeschooling. Bisa jadi ini hanya rencana Ale agar bisa kembali kesekolah" ucap Selvia

"Kalau itu benar benar terjadi. Arsen ga akan maafin Ale. Dengan kepura puraan dia semua orang jadi panik" ucap bang Arsen

"Maaf den,non Selvia. Tapi non Ale tidak pura pura sakit kok. Non Ale bener bener sakit. Suhu tubuhnya saja panas" ucap bi Iyem yang lagi lagi dengan senyum paksaannya

"Yakan bisa saja bi. Ale menaruh termometer dekat air panas" balas Selvia yang tidak mau kalah

'Hufttt... Ini anak kecil tapi uda seperti iblis saja. Dasar gak tahu malu' batin bi iyem sambil menatap Selvia kesal

"Sudah Arsen,Selvi yuk kedapur. Pasti kalian lapar bukan?" tanya mom Ale

'Dasar! Mereka benar benar sudah berubah! Lebih tepatnya mereka monster. Ih gak bisa bayangin deh kalau jadi non Ale' batin bi Iyem sambil bergidik ngeri

ALETA [ HIATUS ! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang