"Boleh." ucap Gerald, astaga.. ia bahkan masih penuh dengan kejutan.

*

"Enak yah pizza nya. Ini juga sebagai ucapan terima kasih karena lo udah mau nemenin gue tadi." ucap Rena.

"Santai aja Ren." ucap Gerald.

"Tau nggak sih Ger, gue pernah koma dan gue lupa total orang-orang di sekitar gue." ucap Rena mulai bercerita.

'Ya allah gue yang tiep hari datang ngeliat lo.' -batin Gerald

"Oh ya? trus lo ngerasain apa?" tanya Gerald

"Pas bangun gue liat banyak banget hadiah.. tapi dibilangnya dari---aawww." ucapan Rena terhenti lantaran ia merasakan sakit dibagian kepalanya.

"Ren lo gapapa?" tanya Gerald panik.

"Ini, tiba-tiba kepala gue sakit. Gue... gak bisa nginget namanya. Yang gue tau dia ngasih kalung ini." ucap Rena.

Gerald hanya menghela nafas pasrah.

*

Dan lagi-lagi Gerald dibuat terkejut karena ruangan mereka bersebelahan.

"Loh jadi lo tetangga sebelah gue? Oalah.. gue jadi nggak kesusahan nih." ucap Rena.

"Iya, kalau gitu gue masuk dulu." ucap Gerald.

Rena pun hanya mengangguk lalu masuk ke dalam apartemennya.

*

Ketika Rena sedang makan malam, kepalanya pusing lagi. Astaga, syukurnya ia selalu membawa obat. Pereda pusingnya.

"Kok gue pusing terus yah akhir akhir ini?" gumam Rena.

Usai makan ia langsung membaringkan badannya.

*

Keesokan paginya, Gerald berangkat sepagi mungkin agar ia dan Rena tidak bersama-sama. Ia ingin menenangkan diri dulu untuk beberapa hari kedepan.

Dan ketika Rena ingin ke kampus, ia harus berangkat sendiri. Ia tidak ingin mengacaukan pagi Gerald bila memaksa agar berangkat bersama.

Ketika Rena masuk ke dalam kelas, ia melihat Gerald bersama seorang gadis yang entah siapa namanya.

Lalu ia menuju tempat kosong di samping Dito karena ia belum lancar bahasa Jerman jadi ia butuh bantuan.

"Hai Dit..." sapa Rena ramah.

"Hai... Re." sapa Dito ragu.

Rena pun memperbaiki posisi duduknya lalu melihat ke arah Gerald.

"Dit, itu pacarnya si Gerald?" tanya Rena ke Dito.

Dito cukup tersentak, ternyata Rena benar-benar lupa tentang Gerald.

"Eng..Enggak kok. Dia itu anak Indo juga. Mereka temenan aja." ucap Dito.

Rena hanya mengangguk-ngangguk.

*

Ketika jam usai, ia duduk sebentar di taman. Sambil kembali menatap langit. Ia merasa cukup kesepian. Dari kampusnya di Indonesia dulu hingga ke Jerman rasanya ia tidak memiliki teman dekat.

Gerald dan Diva berjalan beriringan. Rena hanya bisa menatap. Ia menganggap, sepertinya Gerald menyukai Diva. Gerald menyadari ada yang menatapnya lalu matanya bertemu dengan mata Rena. Namun Rena segera berpaling.

"Gue nggak mau ngeganggu orang lagi PDKT." gumam Rena.

Tak lama ada seseorang yang duduk di sampingnya. Karena itu ia menoleh.

"Hai... lo Rena kan? Gue Feli, temen sekelas lo juga. Dari Indo." ucap Feli ramah.

"Oh.. iya gue pernah ngeliat lo dikelas. Dan... di depan apart Gerald." ucap Rena.

Feli pun mengangguk.

"Lo kenapa sendirian?' tanya Feli.

"Gue... belum punya temen." ucap Rena sedih.

"Gue bersedia kok, soalnya gue udah jarang bareng Diva. Divanya sibuk ama Gerald." ucap Feli.

"Oh cewek yang tadi jalan sama Gerald itu... namanya Diva..." gumam Rena.

"Tenang. Itu nggak sesuai realita. Si Diva aja yang nempel terus. Padah Gerald udah suka sama orang." ucap Feli.

"Wah.. beruntung orang yang jadi gebetannya Gerald. Bisa naklukin cowo cuek." ucap Rena.

'Sumpah... padahal dia ngomongin diri sendiri' -batin Feli

"Kalo kerjain tugas gue ke rumah lo yah... soalnya Gerald kan cowok. Sungkan aja gitu." ucap Feli.

"Boleh banget kok...aduhhhh..." rintih Rena.

"Lo.. lo kenapa Ren?" tanya Feli panik.

"Boleh lo ambilin gue obat di restleting depan tas nggak." pinta Rena yang sekarang merasakan sakit luar biasa di kepalanya.

"Ini obatnya. Sama air." ucap Feli mengambil semua yang ia rasa dibutuhkan.

Rena pun menelan obat tersebut. Ia mencoba menetralkan pernapasannya.

"Kalo lo masih sakit, gue temenin ke rumah sakit yah." ucap Feli khawatir.

"Nggak... udah mendingan. Ini udah biasa." ucap Rena.

"Yaudah. Malam ini gue nginep di apart lo. Tapi kita ke apart gue dulu ngambil baju gue. Biar ntar malem kerjain tugasnya bareng." ucap Feli.

"Terus Diva?" tanya Rena.

"Dia juga biasa nggak pulang. Dia cukup hits disini." ucap Feli.

Rena hanya mengangguk.

*

Sesampainya mereka di depan pintu apart Rena, kebetulan Gerald sedang membuka pintu entah ingin kemana. Lalu ia terhenti ketika melihat Rena berjalan dibantu oleh Feli.

"Fel dia kenapa lagi?" tanya Gerald yang langsung panik juga.

"Kepalanya tiba-tiba sakit." ucap Feli.

Sakit dikepalanya tak kunjung hilang. Tiba-tiba selintas memori teringat, memori dimana ia saling memanggil nama babi dan babu.

"Astagah...." rintih Rena.

"Ren lo..lo tenang dulu. Baring..baring." ucap Gerald.

"Ger.... gue inget gue pernah ditinggal di rumah orang, dan.... gue gak tau dia siapa." ucap Rena 

Lalu ia langsung tak sadarkan diri.

#####

Hai gesss sumpah gasabar update.

VOMENT.

Makasih 

thanks

gomawo

arigatou


DISTANCE [COMPLETED]Where stories live. Discover now