Bagian 42

918 59 38
                                    

Ok jadi karena kalian di update-an yang kemaren banyak komen ngegantung terus reaction kalian banyak banget, jadi gue ngasih bonus update nih...

Makasih buat kalian yang sangat mensupport dan voment kalian juga nambah semangat aku nulis tauk. Kemarin bagian 41 banyak yang komen, yaudah gue update deh...

Seneng nggak?

#####

Rena pun duduk tepat di sebelah Gerald. Karena Gerald tadi datang lambat sehingga tidak ada orang di sampingnya.

"Hello... Rena." Sapa Rena manis. Bahkan Gerald pun melihat liontin kalung yang ia berikan masih bertengger di leher Rena

Astaga Gerald sangat terkejut. Entah bereaksi apa. Senang karena orang yang ia rindukan berada di sampingnya dan sedih ketika orang itu tidak mengingatnya.

"Ren, Ga usah ngomong bahasa sini. Gue juga dari Indo." ucap Dito.

"Oh... iya... Ini juga dari indo?" tanya Rena menunjuk Gerald.

Dito menghela napas, merasa iba pada Gerald.

"Iya gue dari Indo. Gue Gerald." ucap Gerald.

"Hai.. salken. Gue kira lo mahasiswa kiriman juga." ucap Rena memberi kesan pertama pada Gerald.

Gerald hanya tersenyum menanggapi.

*

sebelum pulang kembali ke apartemennya, Rena mengelilingi kampus dulu. Ia cukup senang dengan lingkungannya. Walaupun ia belum memiliki teman dekat, namun tak apa.

Dan tanpa Rena sadari, Gerald terus menerus mengikutinya.

Rena pun duduk di belakang bangunan kampus itu. Sambil menatap langit biru.

Tak lama Gerald menghampirinya.

"Eh Gerald." ucap Rena kaget.

"Ngapain lo sendirian disini?" tanya Gerald.

"Karena gue nggak punya temen. Dan gue belum pengen pulang." ucap Rena.

"Apart lo dimana?" tanya Gerald.

"Itu, apart yang nggak jauh dari sini." uap Rena.

Betapa kagetnya Gerald ternyata ia satu apartemen dengan Rena. Pantas saja ia terus menerus mencium parfum Rena.

"Lo dimana?" tanya Rena.

"Se-apart ama lo." ucap Gerald.

"Yaudah pulang bareng ayok." ajak Rena yang langsung berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Gerald berdiri karena mereka duduk di tanah sedari tadi.

Gerald pun menerima uluran tangan Rena. Astaga... Betapa rindunya ia genggaman tangan yang satu ini.

*

Pada saat menyusuri jalanan tak ada yang saling bicara, Rena terlalu sibuk memandang keunikan kota. Sedangkan Gerald sudah sangat kacau.

Namun tiba-tiba Rena membuka suara.

"Gue mau ke supermarket dulu. Kalo mau duluan silahkan aja." ucap Rena.

"Nggak. Gue ikut lo aja." Ucap Gerald.

"Ok."

Mereka pun memasuki supermarket tersebut. Dahulu ketika mereka tinggal bersama, mereka sering berbelanja bersama. Saling memanggil Babi dan Babu.

Namun apa yang dilihatnya sekarang merupakan orang asing. Yah, pembawaannya masih sama, sayang ia lupa siapa dirinya.

"Ger, gimana kalo misal kita makan pizza dulu... gue yang traktir..." ucap Rena.

DISTANCE [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن