...✶Capter 8✶...

Começar do início
                                    

"Aku ke kelas duluan ya" kata Arsha yang segera di angguki yang lainnya.

"Hati-hati lo" seru Diray, Arsha segera berjalan meninggalkan empat cowok keren itu, ia berjalan memasuki kelas yang tampak lenggang

Arsha melihat seorang gadis berambut keriting pendek sebahu yang duduk di deretan bangku kedua dekat jendela gadis itu memakai kacamata berponi, Arsha sangat takjub padanya wajahnya yang cantik tampak santai menikmati makan siangnya

Lalu Arsha menghampirinya, "Hay Aku Arsha" sapa Arsha ramah dan duduk di sebelahnya

Gadis itu menoleh dan tersenyum kaku, "Semua orang tau nama lo" jawab nya singkat

"Eh? Hehe iya" seru Arsha cengengesan, "Nama kamu siapa? Kita belum kenalan kan?" tanya Arsha menyodorkan tangannya

"Gue, Tina. Wakil ketua kelas" jawabnya dan menjabat tangan Arsha.

"Kamu kok sendirian?" tanya Arsha lagi heran.

"Lo juga sendiri" jawab Tina singkat sangat irit sekali.

"Hhm iya, aku kan anak baru mau gak kamu jadi teman ku?" tanya Arsha lagi ia tak menyerah menghadapi nya mungkin murid lain sudah pergi dari tadi dengan ngedumel gak jelas

"Gak ada yang mau jadi teman gue, kalau pun ada mungkin dia bodoh" seru nya sambil memasukan kotak bekal kedalam tas dan meminum air mineralnya

"Mungkin saat ini kamu masih belum bisa jadi temanku, mungkin lain kali. Yaudah aku pergi dulu yh" kata Arsha tersenyum manis dan meninggalkan Tina sebelum pergi ia sempat menangkap umpatan Tina "Dan takkan pernah"

Beberapa menit, bell tanda masuk berbunyi semua murid kembali memasuki kelasnya

Reno sebagai Ketua kelas memasuki kelas dengan Kaos olahraga melekat di tubuhnya dan menghampiri Arsha, "Ini baju olahraga lo" ucapnya ramah.

"Ya, terimakasih" sahut Arsha menerimanya.

"Cepat semuanya ganti baju, waktu nya cuman 15 menit" kata Reno dan di angguki teman temannya, semua anak mulai ganti baju

15 menit berlalu, mereka telah dilapangan dan Diray masih sibuk mencari Arsha di setiap barisan anak itu belum datang juga pikirnya

"Nyari siapa lo?" bisik Vino di belakangnya.

"Anak rese itu lah" jawab Diray, Vino terkekeh kecil.

"Ada tuh paling belakang, mata di pake dong" seru Vino menggodanya.

"Hah? Sejak kapan?" tanya Diray heran dan geleng geleng kepala lalu kembali menghadap ke depan

"Oke anak-anak selamat siang, materi olahraga hari ini adalah baseball putra dan putri di pisah ya, yang pertama bermain Putra dulu yang putri jangan kemana mana perhatikan dan duduk di pinggir"

Murid murid pun menuruti instruksi dari pak Argan guru olahraga yang masih muda itu, Arsha memperhatikan anak cowok bermain

"Jadi begitu cara mainnya?gampang juga" gumamnya.

"Hey ayo bagi 2 kelompok" kata Tina pada semuanya dan membiarkan teman temannya menyesuaikan diri untuk masuk ke kelompok mana saja yang mereka inginkan, murid putri di kelas ini ada 14 orang termasuk Arsha anak baru

Mereka telah membaginya, ternyata Arsha yang terakhir dan masuk kelopok Tina, tentu saja Arsha yang terakhir karena Prilly tak mau ia ada di kelompoknya

"Jangan ada yang pindah pindah lagi" Ucap Tina dan di angguki semuanya, mereka pun fokus pada permainan baseball putra, Diray dan Evan dalam kelompok yang berbeda tentu saja memicu teriakan para kaum hawa yang memberi keduanya semangat, ada yang mendukung Diray ada pula yang mendukung Evan keduanya sangat gesit tak mau terkalahkan.

✦✦✦

          Pelajaran olahraga pun selesai semua murid kembali kekelas dan berganti baju, Arsha pun melangkah menuju lokernya ketika ia membuka disana tak ada seragamnya hanya ada rok nya saja ia pun panik dan seorang murid di kelas nya menghampiri tergesa

"Arsha! Seragam kamu ilang?" tanya Sinta, Arsha mengangguk, Sinta menariknya menuju halaman belakang sekolah dan menunjuk sebuah pohon, disana baju seragamnya tergantung

"Tadi gue lihat, Prilly dan Ghea yang ambil sorry gue gak bisa bantu karena takut" ucap Sinta menunduk.

"Gak papa kok, aku bisa ambil sendiri kamu kembali ke kelas aja, nanti terlambat makasih udah kasih tau" kata Arsha melangkah mendekati pohon, Sinta pun menurut dan meninggalkannya

Arsha pun mulai memanjat pohon itu, memang agak susah ia pergunakan kekuatan memanjat kucing nya walau tak bisa sempurna namun ia berhasil meraih nya, ketika ia mau turun ia melihat Prilly dan Ghea di bawah pohon

"Haha kasihan banget sih hidup lo" kata Ghea tertawa mengejek nya.

"Gimana? Enak kan di atas pohon? Makannya jangan berani sama kita so caper lagi" timpal Prilly, lalu keduanya mendekati pohon dan mengguncang guncangnya

"Prilly! Ghea! Hentikan nanti jatuh" teriak Arsha panik, namun Kedua gadis itu tak berhenti hingga Arsha kehilangan kendali dan jatuh lengannya terluka akibat gesekan yang panjang dengan batang pohon

"Haha ups jatuh" seru Prilly puas.

"Rasain lo so polos banget sih, ayo pergi" sahut Ghea dan melangkah.

"Good bye cupu" timpal Prilly dan menyusul Ghea.

Arsha bangkit dan melihat lengan kanan dan lutut nya yang terluka, ia pun bangkit dan mendengus kesal

"Kenapa sih mereka itu?" tanya nya dan segera mengambil seragamnya lalu berganti baju ia telah mendengar bell berdering sebelum ganti baju

Arsha mempercepat kegiatannya, sialnya kaki nya terasa sakit dan perih di lengannya pun tak sempat ia obati, ia memasuki kelas dan disana telah ada Guru bahasa

"Kemana saja kamu?" tanya nya mentap Arsha begitupun dengan semua murid, Arsha menunduk dan menyembunyikan tangannya yang luka di belakang tubuhnya

"Hhhm maaf Bu saya telat tadi ..."

"Alesan bu tadi kita liat dia di kantin, udah di ajak gak mau" kata Ghea.

"Iya bu bener tuh,gak tau malu masih murid baru lagi" timpal Prilly.

"Sudah sudah, sekarang kamu keluar dari kelas saya" kata Bu.Maya guru bahasa.

Arsha terdiam dan melirik Diray yang ingin meminta penjelasan padanya, Arsha menyeret kaki nya keluar dari kelas dan melirik sejenak kedalam kelas sebelum akhirnya melangkah pergi

Arsha duduk di kursi koridor ia memandang lengannya yang terluka sakit nya masih terasa, dan ia bingung mengapa Prilly dan Ghea tega padanya? Memangnya apa salah nya? Di hari pertamanya sekolah malah mendapat sial

Tiba tiba seseorang berjongkok di hadapannya dan meraih tangan yang terluka lalu mengobati luka nya dengan kotak p3k yang ia bawa

Arsha tampak terkejut,bingung,dan senang melihatnya yang mengobati dengan telaten

"Jangan salah paham, ini karena gue anggota PMR" ucapnya datar yah, seorang Tina memang selalu memasang wajah datar, tapi cukup satu yang Arsha mulai paham Tina itu terlihat masa bodoh pada siapapun tetapi sebenarnya ia peduli, sangat.

♡✴✴♡

The Cat Girl ✶Completed✶Onde histórias criam vida. Descubra agora