...✶Capter 2✶...

1.2K 93 0
                                    

           Sore hari Diray memakai jaket nya dan celana panjang, ia menuruni tangga dan menemui Sadina di dapur.

"Nih anterin, pesanan ini ke jalan Rahmat no 23," kata Sadina menyodorkan pelastik Ramen padanya.

"Oke!" sahutnya, dan berjalan keluar ada beberapa pelanggan di kedai ini yang memperhatikannya namun ia seperti biasa selalu cuek.

"Eh Ray, mau kemana?" tanya Vino teman nya sejak kecil, namun berbeda sekolah ia selalu membantu Diray dan Sadina berjualan Ramen.

"Mau nganterin pesanan, lo layani pelanggan aja," kata Diray menaiki motornya.

"Oke siap," sahut Vino memasuki kedai
Diray melajukan motornya diatas kecepatan rata rata menuju jalan Rahmat.

Beberapa menit ia berhenti di sebuah rumah nomor 23 dan memencet bell, seorang wanita paruh baya membukanya.

"Ini pesanan Ramen nya" kata Diray memberikannya.

"Terimakasih, ini uangnya" kata wanita itu, Diray mengambilnya dan segera menaiki motornya dan segera kembali ke rumah.

"Ray, cepet banget sampai nya," seru Vino yang tengah membersihkan meja, pelanggan sudah tidak ada dan kedai pun telah di tutup.

"Gue mau hiking sama yang lain, lo ikut gak?" tanya Vino menghampiri Diray dan duduk di sebrang nya.

"Boleh, bentar ya," jawab Diray dan menaiki tangga lalu meraih tas hiking nya dan membawa peralata hiking, setelah pamit pada Sadina keduanya meninggalkan rumah dan berjalan menuju rumah Vino.

"Wih akhirnya datang juga, lama banget sih," kata Alan yang duduk di kursi depan rumah Vino.

"Sorry," sahut Diray, Vino pun memasuki rumah dan bersiap siap.

"Denger-denger lo mau pindah sekolah ya?" tanya Devan penasaran dengan berita di instagram.

"Iya nih, bingung banget" jawab Diray dan duduk di kursi.

"Yaudahlah pindah aja ke sekolah gue, sekolah gue gak kalah elite kok sama sekolah lo," seru Alan terkekeh.

"Nanti gue pikir-pikir lagi," ucap Diray tersenyum simpul.

"Udah siap nih, yuk berangkat!" seru Vino yang telah siap dengan pakaian hiking.

Keempatnya berjalan menelusuri trotoar yang lenggang sambil bercanda ria, hal yang paling Diray suka untuk menghapus rasa sedih nya saat ini.

"Eh denger-denger di pinggir kota ada gadis cantik tapi ia terkena kutukan," kata Alan mulai membahas hal yang tidak teman temannya ketahui.

"Kutukan apaan?" tanya Vino penasaran.

"Gak tau jelas sih, dan gak ada yang berani kesana mereka takut," jawab Alan.

"Mending kita lihat aja, siapa tau beneran ada," kata Devan berpendapat.

"Lo mau gak ray?" tanya Vino.

"Hhm... Boleh, gue juga pengen tau," jawab Diray,jujur iapun penasaran.

Lalu mereka pun sepakat akan melihat humor itu yang tersebar di daerah tempat tinggal Alan. Mereka sudah berteman sejak taman kanak kanak, meskipun tempat tinggal mereka berjauhan.

"Ini rumahnya?" tanya Diray mengamati sebuah Rumah yang mirip dengan Villa yah bisa di bilang begitu suasana nya begitu menyegarkan.

"Iya, ini rumah nya." Devan menatap sekeliling rumah ini di kelilingin pagar besi yang tingginya hanya sepinggang, halaman depan, belakang, kiri, kanan sangat luas butuh beberapa langkah untuk sampai kerumah karena jarak nya yang lumayan.

The Cat Girl ✶Completed✶Where stories live. Discover now