GO!

5.3K 380 76
                                    


Rahyun masih berhadapan dengan jimin, walau jimin hanya tertawa dan merancu tak jelas, hatinya bak tercabik-cabik, ingin rasanya ia membantah jimin dan tetap mempertahankan pernikahannya.

Tangan halus mengusap air mata, ia mengukir senyuman palsunya sedemikian rupa agar jimin tak lagi mendengar isak tangisnya.

"Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar" ucap rahyun sembari menggandeng tangan jimin

"Tidak!" tolak jimin menghempaskan tangan rahyun

"Ayo, aku takut jika mabukmu akan semakin parah"

"Kubilang tidak!"

"T-tapi......."

"Dasar pelacur!"

Kata itu kembali terlontar dari mulut jimin, rahyun berusaha menahan tangisnya dan menerima kenyataan ini dengan sabar.

"Baiklah, aku memang pelacur!, dan lupakan itu, sebaiknya kau ke kamar" ucap rahyun dengan suara yang gemetar, ternyata usahanya untuk menahan air mata telah gagal, dan air matanya tetap mengalir deras

Jimin mematungkan tubuhnya agar rahyun tak bisa membawanya ke kamar, rahyun pun kembali menatap jimin sejenak dan memberi senyumannya.

"Aku ingin melakukan sesuatu, bolehkah?" tanya jimin dengan wajah yang menyendu

"A-apa?"

Dengan tiba-tiba jimin menyentuh bahu rahyun dan menatapnya lekat, rahyun sedikit aneh dengan sikap jimin kali, namun ia tetap membalas tatapan jimin dengan senyumannya.

"Rasakan ini!"

Jimin mendorong tubuh rahyun sehingga rahyun terjatuh dari tangga, tubuh lemas itu bertabrakan dengan anak tangga dan pada akhirnya terjatuh di lantai.

Bughh!!

"Aghhh!"

Rahyun meringis kesakitan, tubuhnya telah terjatuh dari tingginya anak tangga, sementara jimin tengah tertawa dengan lepasnya saat menyaksikan tubuh rahyun yang berhasil ia jatuhkan.

"Hahaha, menyenangkan sekali!" tawanya menggema ke seluruh ruangan

"Hikss.....Sakit..... Hiksss"

Jimin menuruni anak tangga dan mengarah pada rahyun yang tengah meringkuk kesakitan, senyum tak henti-hentinya menghiasi wajahnya saat menyaksikan sang istri tersiksa.

"Sakit?, apa sangat sakit?" tanya jimin sembari berlutut dan memandangi rahyun

"Hikss... Kau jahat!"

"Aku memang jahat!"

"Hikss.... Sakit sekali.... Hikss"

Tiba-tiba jimin mengadahkan wajah rahyun dengan jari telunjuknya, lalu ia menatapnya dengan senyuman miring di wajahnya.

"Ji-jimin, ak--"

"Diam!" bentak jimin dengan kasarnya, bahkan karena wajah jimin sangat dekat dengan rahyun, alhasil bau alkohol menusuk kuat di indra penciumannya

"Boleh aku meminta sesuatu darimu?" tanya jimin sembari membelai rambut rahyun

"A-apa?"

"Pergi dari sini!" jimin bukan lagi membelai rambut rahyun, melainkan menjambaknya kuat

"S-sakit...... Hiksss"

"Apa?, apa ini sakit?, huhh!?" jimin menjambaknya sekuat tenaga hingga rahyun merintih kesakitan

"Hentikan.....Hiksss"

"Aku akan menghentikannya jika kau pergi dari sini!"

"Hikss.... Jimin, aku tak ingin berpisah denganmu"

What's Wrong With My Husband? Where stories live. Discover now