Bab 20 : Harapan

50.6K 6.3K 2.8K
                                    

"Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu ku andalkan?"

***
AKU JAMIN KALIAN BAKAL MINTA DOUBLE UPDATE

MAKA DARI ITU

2000 vote komen, OKE.

***

"Anjay marinjay gurinjay, serius bubar, Bos?" tanya Putra. Cowok itu menyentuh pundak Candy.

"Bos, kenapa???" tanya King.

"Gue tahu, lo semua bingung, kecewa dan sebagainya. Ini juga keputusan berat untuk gue." Candy menghela napas, "kalau almarhum Athar ada di sini, gue yakin dia bakal ngelakuin hal yang sama."

"Apa lo udah yakin, mau bubarin EAGLE yang udah bertahan sampai 4 generasi ini?" tanya King.

"Kita masih saudara, kita masih sahabat, kita masih satu. Kekeluargaan kita nggak akan pernah bubar," ujar Candy. "Biarin EAGLE untuk istirahat, dan kita tetap bersahabat."

***

Candy mengernyit, ketika mendapati keadaan rumahnya dipenuhi banyak mobil. Gadis itu baru saja pulang dari WABAJA, diantar kedua sahabatnya King dan Putra. Karena ia memang tidak ingin ada Andra untuk sementara.

Candy menatap deretan mobil itu. "Para Om?" gumamnya.

Gadis itu segera melangkah masuk ke dalam rumah, benar dugaannya. Ada Dewa dan juga para sahabatnya sewaktu SMA sedang berkumpul.

"Candy, baru pulang?" tegur Tama saat melihat Candy memasuki rumahnya. Itu membuat para pria lain ikut melirik ke arah Candy.

"Iya, dari wabaja." Sahut Candy seraya menarik senyum tipis.

"Ah, jadi kangen. Bang Jali apa kabar?" Celetuk Bagus.

"Sok sokan nanyain kabar, utang lo dah dibayar belom?" ujar Arjuna seraya tertawa.

"Enak aja, yang suka ngutang tuh Reon sama Indra!" Bagus mendengus.

"Gue tuh kaga ngutang, cuman bayarnya ntar," ujar Indra.

"Nah, gue sama kayak Indra." Reon membela dirinya.

"By the way, kenapa pada ngumpul, Om?" tanya Candy penasaran. Yang ia tahu, sahabat ayahnya itu tidak berada di Jakarta. Seperti Bagus yang ada di Mesir, dan Indra yang di Belanda. Reon pun dari Amerika. Tama juga harus bolak balik Jakarta-Kalimantan.

Jika mereka sampai mengumpul seperti ini, pasti ada hal yang sangat penting, kan?

Raut wajah para pria yang tadi saling ejek itu, kini berubah serius. Menambah rasa penasaran di dalam benak Candy.

"Alasannya terlalu besar, sampai kami sendiri bingung. Kenapa bisa sampai seperti ini," ujar Arjuna.

Candy mengernyitkan dahinya. "Maksud Om Juna, apa?"

"Teror itu." Candy mengalihkan pandanganya ke arah Tama. "Kenapa dengan teror, Om?"

"Teror itu juga mengusik kami semua," lanjut Tama yang membuat Candy terdiam.

Clade (tersedia di gramedia)Where stories live. Discover now