Bab 10 : Bukan orang yang sama

55.3K 6.6K 2K
                                    

"Tidak pernah aku bayangkan, jatuh padamu serumit ini."

***

Jangan lupa 1000 vote dan 1000 komen untuk next!

Terima kasih untuk yang selalu setia kasih vote, komen dan share💘

***

Sejak tadi, Candy selalu memperhatikan Andra. Caranya makan, berbicara, semuanya. Apakah kebetulan kalau cowok di hadapannya ini memiliki sifat yang hampir sama dengan Athar?

Entah apa rahasia Tuhan dan takdir yang telah diberikan. Yang jelas, Candy tidak bisa menerima ini. Ia tidak ingin sosok Athar terganti. Semirip apapun itu.

"Lo kenapa diem aja sih, daritadi?" tanya Andra. Cowok itu heran, selain diam, Candy juga terus memperhatikan setiap gerak geriknya.

"Gue mau pulang." Jawab Candy seraya membuang muka ke arah lain. Ia pastikan, ia tidak ingin berurusan dengan Andra lagi.

"Yaudah, gue bayar bentar." Andra beranjak, kemudian segera menghampiri kasir.

Candy ingin menyusul untuk membayar makanannya, namun dering telepon menginterupsi gerakannya. Gadis itu meraih ponselnya, kemudian mengernyit mendapati panggilan telepon dari ibunya.

"Kenapa, Mi?" sahut Candy setelah menempelkan ponselnya ke telinga.

"Candy ...." terdengar suara Starla merintih.

"Mi? Kenapa nangis?" tanya Candy dengan nada Khawatir.

"Kamu ke rumah sakit mawar sekarang."

"Ngapain? Siapa yang sakit, Mi?" Candy semakin panik.

"Marco kritis, dia kecelakaan." Terdengar Starla sedang menangis di seberang sana.

Candy merasa ada petir yang menyambar. Tubuh gadis itu kaku seketika.

"Gue udah bayar, yuk." Andra baru saja kembali dari kasir. Cowok itu mengernyitkan dahinya saat melihat perubahan ekspresi Candy, apalagi posisi Gadis itu sedang menelepon.

"Candy?" panggil Andra, ia menyentuh bahu Candy untuk menyadarkan gadis itu.

Candy mengerjap. Ia menoleh seraya menatap Andra dengan tatapan nanar. "Anterin gue ke rumah sakit mawar."

"Siapa yang sakit?" tanya Andra, penasaran.

"Kembaran gue." Candy segera menyeka air matanya. Gadis itu bangkit, "ayo."

Andra mengikuti Candy yang berjalan sangat cepat. Cowok itu akhirnya juga ikut mempercepat gerakannya.

Saat sudah di jalan pun, Candy menyuruh Andra membawa motornya lebih kencang. Hingga tidak membutuhkan waktu lama untuk keduanya sampai di rumah sakit.

Candy segera berlari ke ruang Unit Gawat Darurat, karena tadi Starla menginformasikan kalau Marco sedang berada di sana untuk ditindak lanjuti. Sementara Andra, cowok itu terus mengikuti Candy dari belakang.

"Mi!" Panggil Candy saat ia melihat kedua orangtuanya sedang berdiri di depan ruang tindakan. "Marco kenapa?"

"Marco kecelakaan," jawab Dewa.

"Kenapa bisa?" Tanya Candy, bingung. Ia yakin, bahwa Marco tidak pernah membawa motor secara ugal-ugalan.

"Kronologisnya, Papi belum tahu. Polisi belum ngabarin apa-apa."

Candy memejamkan matanya. Gadis itu merasakan sakit di dada, ikatannya dengan Marco cukup kuat. Sehingga apabila ada salah satu yang sakit, yang lain akan merasakan sakit juga.

"Permisi," Candy dan kedua orangtuannya refleks menengok. Itu adalah salah satu anggota aparat kepolisian.

"Iya, Pak." Sahut Dewa.

"Saya ingin membicarakan insiden ini dengan keluarga saudara Marco," ujar lelaki berseragam itu.

Dewa mengangguk. Ia dan Starla mengikuti polisi itu untuk berbicara. Meninggalkan Candy sendiri untuk menunggu dokter yang sedang menangani Marco.

"Lo, nggak papa?" Andra menghampiri Candy.

Candy menggeleng. "Lo pulang aja."

"Setelah bokap nyokap lo balik, gue bakal pulang."

"Nggak, lo pulang sekarang." Candy menatap Andra tajam, "dan jangan pernah muncul di hadapan gue lagi."

Andra mengernyitkan dahi. "Kenapa? Kita baru kenalan hari ini. Gue punya salah?"

"Lo pulang sekarang!" Candy mendorong bahu Andra, "jangan muncul di hadapan gue, anggap aja apa yang terjadi hari ini nggak pernah terjadi."

"Ta-"

"Candy," Sang pemilik nama refleks menoleh, begitupun dengan Andra yang berada di hadapannya.

"Gio!" Candy langsung menghampiri Sergio, dan memeluk lelaki itu erat.

Sergio balas memeluk Candy, tangannya terangkat untuk mengusap punggung Candy. "Tenang, semuanya akan baik-baik aja."

"Marco ...." lirihnya.

Sergio tidak sengaja menangkap kehadiran Andra. Ia menatap Andra tajam, seraya mengeratkan pelukannya.

Andra segera pergi, dengan tangannya yang terkepal kuat.

***

Andra baru saja tiba di rumahnya. Cowok itu segera memarkirkan motornya, dan melangkah masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ia masih ingin bertahan di rumah sakit, namun mengingat Candy sudah mengusirnya ditambah lagi kehadiran Sergio akhirnya membuat Andra mundur.

"Athar."

Andra yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumahnya menoleh kepada sosok pria paruh baya di belakangnya.

"Papa masih belum terbiasa, kayaknya." Sahut Andra seraya menarik senyum.

"Ah," Haris mengangguk, "maaf, Papa lupa."

"Aku mau ke kamar," pamit Andra.

"Kamu dari mana?"

"Ketemu seseorang."

"Candy?" tanya Haris meyakinkan.

Andra hanya tersenyum, cowok itu kembali menaiki tangga menuju kamarnya.

CLADE

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DI SETIAP BAB

TAG IG AKU KALAU KALIAN POSTING QUOTES DARI CERITA INI

FOLLOW INSTAGRAM AKU : cantikazhr

1000 vote + 1000 komen untuk next

Clade (tersedia di gramedia)Where stories live. Discover now