Bab 13 : Penusukan

53.2K 6.1K 1.4K
                                    

"Cinta itu indah, jika bagimu tidak, mungkin kau belum menemukan yang tepat."

***

1200 vote + 1200 komen untuk next! Ingat jangan spam berlebihan ya, komen isi ceritanya, jangan cuman komen 'next'

Maaf banyak maunya, saling menghargai ya💘

***

Marco sudah sadarkan diri, dan sekarang Candy sedang menyuapinya dengan makanan rumah sakit yang baru diberikan oleh bagian gizi.

"Lo nyuapin lembut-lembut napa si." Protes Marco. Meski masih dalam keadaan lemah, cowok itu masih bisa marah-marah.

"Jangan bikin gue nyesel udah nangis semaleman ya, Co." Sahut Candy dengan mata melotot.

"Alay lo." Ejek Marco. Meski begitu, ia memasang senyum.

"Gausah senyum-senyum, muka lo jelek." Candy menoyor wajah Marco.

"Tangan lo!" Marco menatap Candy tajam, "jangan sentuh muka ganteng gue!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tangan lo!" Marco menatap Candy tajam, "jangan sentuh muka ganteng gue!"

"Lo sejak kapan jadi pede gini sih, Co?" Candy menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Lo lupa? Gue punya sifat P kuadrat?"

Candy mengernyitkan dahinya. "Apaan? Baru denger gue."

"P kuadrat, Pelit&Pede."

"Dua-duanya sifat Papi." Marco dan Candy menoleh saat mendengar suara itu. Starla dan Dewa baru saja tiba.

"Iyalah, kan anak Papi." Komentar Dewa, "kalau nurunin sifat orang malah nggak lucu."

Starla memutar kedua bola matanya. Wanita itu berjalan menghampiri Marco, kemudian mengusap kedua pipinya dengan lembut. "Kamu bikin mama jantungan, Co."

Marco menarik senyum tipis. "Marco kuat, Mi."

"Gue kira lo bakal nggak sadar sebulan, ngeliat kondisi lo tadi malam." Celetuk Candy.

"Candy!" Tegur Starla, "jangan ngomong begitu. Omongan adalah doa."

"Maaf, Mi." Candy terkekeh.

"Marahin, Mi. Daritadi gangguin Marco terus." Adu Marco pada ibunya. Cowok itu menatap Candy seraya menjulurkan lidah, mengejek.

"Manja lo," kesal Candy.

"Biarin." Marco kemudian mengalihkan pandangannya pada Starla. "Mi, Qilla gimana? Dia baik-baik aja?"

Seketika seluruh ruangan itu hening. Candy membuang wajahnya ke arah lain, begitupun dengan Dewa. Starla terdiam, bingung hendak menjawab apa.

"Mi? Kenapa diem?" Tanya Marco, "Qilla gimana?"

Clade (tersedia di gramedia)Where stories live. Discover now