Bab 9 : Kemiripan

55.9K 6.6K 1.6K
                                    

"Setiap detik yang aku habiskan bersamamu, akan menjadi kenangan terindah. Yang akan sulit aku lupakan."

***

1000 vote + 1000 komen untuk next!

***

Candy hanya tersenyum sungkan membalas ucapan Andra. Gadis itu berjalan terlebih dahulu ke tempat tunggu, merasa tidak nyaman dengan kehadiran Andra. Lebih tepatnya, Candy tidak ingin menatap mata Andra lebih lama.

Candy mendudukan dirinya di kursi tunggu. Namun, tidak lama kemudian Andra datang menghampirinya. Candy menghela napas, cowok ini kenapa sih?

"Gue suka bosen kalau cuci motor sendirian," ujar Andra. "Utung ketemu lo."

"Oh." Candy mengangguk. Astaga, biasanya ia dengan mudah mengusir, menolak atau bahkan menghajar lelaki yang ia tidak suka. Namun, mengapa sangat sulit mengusir sosok lelaki di depannya ini?

"Oh, iya. Tadi gue nggak liat lo di sekolah, lo ke mana?" tanya Andra.

Candy menoleh. Cowok ini memperhatikannya? Mengapa Andra sampai tahu Candy tidak sekolah?

"Lo perhatiin absensi gue?" tanya Candy penuh selidik.

"Nggak sih." Andra menghendikkan bahunya. "Selama gue sekolah di SMA MATAHARI, jam istirahat pertama itu kantin satu pasti sepi. Anak-anak pada ke kantin dua, katanya males ketemu lo sama temen-temen lo. Tapi tadi kantin satu rame, katanya lo nggak sekolah jadi geng lo nggak ke kantin."

Mendengar penjelasan Andra, Candy mengangguk. Memang benar ucapan Andra, ada dua kantin di sekolah mereka dan kantin utama selalu sepi pada jam istirahat pertama karena banyak yang takut atau malas bertemu dengan Candy dan teman-temannya.

Mungkin karena mereka takut berbuat salah tidak sengaja, dan malah jadi bahan bullyan Candy dan anak EAGLE yang lain.

"Eh, lo anak baru?" tanya Candy. Ia baru menyadari kalau ia hampir tidak pernah melihat Andra di sekolah, kecuali saat di toilet.

"Yups!" Andra mengangguk seraya tersenyum, "dan waktu lo nabrak gue di toilet, itu hari pertama gue masuk sekolah."

"Baru aja, dong?"

"Seminggu, ya lumayan."

"Seminggu, dan lo udah bisa merhatiin suasana SMA Matahari sedetail itu?"

Andra menatap Candy, lagi-lagi dengan menampilkan senyum. "Gue pengamat yang bagus."

"I see." Candy menganggukkan kepalanya.

"Ah, iya. Kaki lo." Andra menunjuk kaki Candy, gadis itu ikut menunduk memperhatikan kakinya.

"Kenapa?" tanya Candy saat merasa tidak ada yang salah dengan kakinya.

"Nggak sakit?"

"Kenapa harus sakit?" sahut Candy, bingung.

"Bisa jalan?" tanya Andra lagi.

"Ya bisa, lah."

Clade (tersedia di gramedia)Där berättelser lever. Upptäck nu