Bab 11 : Teror di rumah sakit

57.3K 6.3K 1.9K
                                    

"Menjadi makhluk berstatus wanita bukan alasanmu untuk lemah."

-Starla-

**

Nemu cerita ini dari mana?

**

Sekitar dua jam menunggu, akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan Marco. Lelaki paruh baya berbalut pakaian serba putih itu segera dihampiri oleh keluarga yang sudah menunggu kabar Marco.

"Gimana keadaan anak saya, Dok?" Tanya Starla.

"Marco sudah melewati masa kritisnya, mungkin sebentar lagi dia akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Tapi ...,"

"Tapi apa, Dok?" tanya Starla panik.

"Kami tidak bisa menyelamatkan gadis yang tadi datang bersama Marco. Dia sempat siuman, namun saat melihat keadaan Marco yang sedang kritis, gadis itu tiba-tiba down."

"Pacar Marco, Mi?" tanya Candy. Starla mengangguk.

"Marco jangan sampai tahu dulu," ucap Dewa.

Mereka semua mengangguk. Candy tahu rasanya berada di posisi Marco. Ditinggalkan orang yang disayang. Maka dari itu, mereka semua sepakat untuk menyembunyikan hal ini sementara waktu.

**

"Cowok tadi, siapa?" Sergio akhirnya buka suara. Sejak tadi, ia hanya diam seraya memeluk dan menenangkan Candy.

Setelah menunggu keadaan membaik dan Marco dipindahkan ke ruang rawat inap, barulah Sergio berani bertanya.

"Andra, anak baru di sekolah kita," sahut Candy.

"Gue nggak pernah lihat dia."

"Wajar," Candy menoleh seraya menatap Sergio, "dia nggak kayak kita."

"Lo harus hati-hati, Ndy." Peringat Segio. "Lo tahu, apa yang terjadi sama Athar bukan kecelakaan murni. Kita masih belum tahu, apa, siapa dan kenapa bahkan setelah setahun."

"Iya, gue tau."

"Bahkan gue curiga, apa yang terjadi sama Marco sekarang ...," Sergio menatap dalam mata Candy, "ada hubungannya dengan apa yang terjadi dengan Athar."

Candy terdiam. Tiba-tiba gadis itu teringat, bahwa akhir-akhir ini ia sering mendapatkan teror dari seseorang. Tidak hanya berisi ancaman, benda-benda yang dikirimkan pun sangat tidak masuk akal.

"Gue akhir-akhir ini diteror, Gi," ucap Candy membuat Sergio mengalihkan perhatian penuh padanga.

"Diteror?" ulang Sergio. "Diteror gimana maksud lo?"

"Yang pertama, di kamar mandi sekolah. Ada tulisan di kaca, nyuruh gue mati," ungkap Candy.

Sergio mengernyitkan dahinya. "Terus?"

"Gue nerima paket, surat, yang isinya selalu tanggal kematian Athar."

"Maksud itu semua apa?" tanya Sergio bingung.

Clade (tersedia di gramedia)Where stories live. Discover now