Bab 12 : Mimpi indah

58.2K 6.5K 1.9K
                                    

"Terkadang, yang paling jahat berkedok sahabat."

***

1000 vote + 1000 komen untuk next!

***

Candy sedang terlelap, namun kesadarannya seketika mulai naik saat ia merasakan ada sesuatu yang sedang menyentuh hidungnya saat ini. Mata Candy terbuka perlahan, gadis itu refleks terbangun saat melihat sebuah benda asing berada tepat di hadapannya.

Saat ingin berteriak, saat itu juga mulut Candy dibekap. Gadis itu menoleh ke arah seseorang yang kini sedang membekap mulutnya.

"Stt!"

Candy menghela napas, tangan yang tadi membekapnya kini sudah terlepas. Gadis itu melayangkan pukulan keras pada sosok di hadapannya. "Kamu ngagetin!"

"Tadi aku bilang jangan tidur dulu," ujar Athar seraya memasang wajah cemberut.

"Aku ngantuk, kamu lama." Sahut Candy kesal.

"Nunggu 10 tahun aja kuat, masa diminta nunggu 10 menit aja ketiduran." Sindir Athar.

"Ish, kamu mau ngapain, sih?" tanya Candy dengan suara serak khas bangun tidur.

Athar menarik senyum. Ia mengeluarkan sebuah teddy bear berwarna putih, kemudian memberikannya kepada Candy.

"Teddy gemoi, untuk Permen gemoi

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Teddy gemoi, untuk Permen gemoi." Athar mengelus lembut rambut Candy.

Candy mengernyit, namun tetap tersenyum. "Apa sih, gemoi-gemoi."

"Panggilan kesayangan."

"Ini teddy-nya, dapet dari mana?"

"Nyuri, di mall." Sahut Athar asal, cowok itu langsung mendapatkan pukulan keras dari Candy.

"Serius!"

"Ya enggak lah, Permen." Athar mengusap bahunya yang dipukul Candy, sakit. "Aku pesen khusus untuk kamu, aku udah minta ke yang bikin buat jangan disamain sama siapapun."

"Bisa gitu, emang?" tanya Candy tidak yakin.

"Harus bisa, kalau enggak aku tuntut mereka. Udah perjanjian hitam di atas putih." Athar merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sebuah kertas dan menunjukannya pada Candy.

"Ini apa?" Candy mengambil kertas tersebut, kemudian membacanya sampai habis. Seketika matanya membulat, "surat hak cipta?"

Athar mengangguk. "Itu perjanjian aku sama bos tempat boneka itu dibikin. Mereka udah janji cuman akan bikin satu design boneka itu, dan itu untuk kamu."

"Kamu ngapain sampai segininya sih, Athar?" Tanya Candy tidak habis pikir.

Athar memang salah satu spesies cowok aneh, ia memang tidak pandai berkata romantis ataupun bersikap. Namun, caranya memperlakukan Candy seribu kali lebih baik dari sekedar kata 'romantis'.

"Kamu itu, spesial." Athar menangkup kedua pipi Candy, "cuman ada satu di bumi. Aku pengen boneka itu kayak kamu, cuman ada satu, dan spesial karena yang punya juga begitu."

Candy menarik senyumnya. Rasanya ada jutaan kupu-kupu yang siap terbang dari perutnya saat ini. "Makasih."

"Nggak mau cuman makasih." Athar mendekatkan pipinya, "bayar."

"Nih!" Candy menempelkan telapak tangannya dengan pelan ke pipi Athar. Membuat cowok itu menarik diri.

"Yah, malah digampar."

"Udah, sana. Kamu pulang!" Titah Candy, gadis itu beranjak dari kasurnya. Menarik Athar dengan lembut untuk segera pergi dari kamarnya.

Athar menurut dengan mengikuti Candy yang menarik tangannya sampai ke balkon. Ya, seperti biasa, Athar memanjat untuk masuk ke dalam rumah Candy.

"Pulang, nih?" tanya Athar pada Candy.

Candy mengangguk mantap. "Iya, lah. Udah malem, besok sekolah."

"Padahal masih kangen."

"Kan tiap hari kita ketemu, sayang." Candy memutar malas kedua bola matanya. Cowok ini, bagaimana bisa ia menjadi sangat beringas di depan semua orang, namun menjadi kucing manja bila bersama Candy?

"Permen." Panggil Athar.

"Apa?"

"Nikah muda, yuk?"

Mata Candy melotot seketika. "Apasih? Kamu ngaco!"

Athar terkekeh. "Kali aja, kamu pengen punya hot husband yang ganteng dan kaya raya. Aku siap sih."

"Pulang sana!" Candy segera mendorong Athar untuk menjauh, sebelum cowok itu kembali berucap hal aneh.

"Iyaiya, pulang beneran nih." Athar menyerah, modusnya untuk bertahan lebih lama di rumah Candy tidak berhasil. Cowok itu kemudian menuruni tangga yang ia pasang.

Candy menunggu sampai Athar benar-benar pergi, gadis itu menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. Candy membalikan tubuhnya, ingin kembali masuk ke dalam kamar. Namun, kakinya tidak sengaja saling bersandungan yang membuat Candy terjatuh.

Bertepatan dengan itu, Candy langsung terbangun.

Gadis itu mengerjap. "Mimpi." gumamnya.

Mungkin, Candy terlalu merindukan Athar, sampai gadis itu memimpikan hal yang memang sebelumnya pernah terjadi. Segala ingatan tentang Athar, Candy ingat secara detail.

Gadis itu menatap sekeliling. Ah, iya, ia sedang tidur di ruangan Marco untuk menjaganya. Kebetulan besok hari minggu, sehingga Candy tidak perlu pergi ke sekolah dan memutuskan untuk menginap menemani Marco.

Di depannya juga ada Sergio, Candy tidak mengizinkan Sergio pulang karena pesan ancaman itu. Candy takut sesuatu terjadi pada Sergio.

Karena setelah kepergian Athar, hanya Sergio yang mampu memahami Candy seperti Athar memahaminya. Ia tidak ingin kehilangan lagi.

"Gue jadi kangen lo, Thar." gumam Candy. "Lo selalu janji untuk jadi penjaga gue ... sekarang, lo jagain gue dari jauh, ya?"

"Selalu." Sergio menarik senyum, cowok itu membalas ucapan Candy seraya berbisik. Agar gadis itu tidak dapat mendengarnya. "Meski gue bukan Athar."

CLADE

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DI SETIAP BAB

TAG IG AKU KALAU KALIAN POSTING QUOTES DARI CERITA INI

FOLLOW INSTAGRAM AKU : cantikazhr

1000 vote + 1000 komen untuk next

Clade (tersedia di gramedia)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora