Prolog

19 4 0
                                    

Aku tersesat, hilang arah di tempat yang belum pernah aku jamah. Tempat antah-berantah tapi sangat indah, lebih dari kata indah. Aku ingin menetap, tapi hati kecil menampar agar aku hanya memijaki tempat ini untuk sesaat, itupun jika ingin selamat.

Aku tidak menyesal datang ke tempat ini, sungguh, sekelilingku bagai mantra yang membuatku jatuh cinta, hati menjerit dan bersorak bahwa tempat ini seperti surga dunia. Namun, aku menyesal melihat hal yang seharusnya tidak aku lihat. Tempat indah, dijadikan tempat meluruhkan hasrat serta pelampiasan dendam dan amarah. Ini tempat jika kau ingin diakhiri, mengakhiri, atau terpaksa berakhir kehidupannya.

Aku ingin pergi, tapi dedaunan mati bersedih ketika aku beranjak pergi melangkahkan kaki. Aku ingin berlari, tapi semak belukar menusuk tumit agar aku tidak pergi meski dengan pamit. Aku ingin berteriak, tapi suaraku ditelan angin membuatnya lenyap.
Dan, semuanya bermula ketika 'dia' mengirimku sebuah surat daun mati berdarah, katanya ....

"Hola, mau bermain petak umpet denganku?"

H O L ADove le storie prendono vita. Scoprilo ora