BAGIAN 04 |PERTOLONGAN KEDUA

8.5K 847 8
                                    

Selamat Membaca!
Jangan lupa tekan 🌟 dan komentarnya.

Playlist
Wait by Jurrivh

•••

' AKU hamil. '

' Dan bayi yang ku kandung adalah anaknya! '

' Maksudmu? Saya? '

'Aku pinjam jaketmu, kalau kita bertemu lagi, aku akan kembalikan. Terima kasih untuk jaketnya, dan... aku tidak akan berterima kasih soal kau yang menyelamatkan aku. Karena aku tidak ingin diselamatkan. Sampai jumpa... '

Pertemuan pertama mereka terlintas dalam angan-angan Keenan. Betapa ia tidak beruntung bertemu perempuan bermasalah seperti Mila. Tapi jika Keenan membiarkan perempuan itu begitu saja, Keenan juga tak tega.

Mila melakukan ini juga karena terpaksa. Dia tidak akan berbohong atau pun kabur jika orang tuanya tidak memaksa Mila menikah. Keenan mulai memahami masalah perempuan itu.

Tapi siapa Keenan bagi Mila? Keenan takut dianggap lancang bila mencampuri urusan orang lain. Namun dalam keadaan genting seperti sekarang, siapa lagi yang bisa menolong Mila selain dirinya?

Lagi pula, bukankah Keenan memiliki tanggung jawab membawa Mila pulang pada keluarganya atau dia akan dijebloskan ke penjara karena tuduhan pemerkosaan.

"Bilang ke bagian engingeer suruh buka bagasi. Aku perlu mobilku untuk pergi!" perintah Keenan lalu meraih jaket di tiang gantungan. Rio yang sibuk memainkan ponsel mendadak berhenti dan terkejut memandangi Keenan, "Mau pergi? Kemana?"

Pertanyaan Rio tak digubris oleh Keenan karena pria itu sudah lebih dulu keluar meninggalkan awak kapal. Menaiki mobil manuver yang selalu ia simpan di bagasi kapal, Keenan menancapkan gas menuju kantor polisi.

Setiba di kantor polisi yang berlokasi tidak jauh dari pelabuhan, Keenan menemui kepala polisi untuk mencabut tuntutan Mila. "Anda yakin ingin mencabut tuntutannya?" Keenan mengangguk mantap ketika polisi di depannya bertanya untuk yang kedua kali.

"Baguslah. Harus saya akui kalau dia sangat sulit diinterogasi. Nona itu hanya menyebutkan nama lengkap, saat kutanya siapa nama orang tua atau tempat tinggal keluarganya, dia sama sekali tidak mau menjawab apa-apa." Polisi itu geleng-geleng kepala seolah sudah lelah menghadapi Mila. Keenan meringis dalam hati, tentu saja Mila tidak akan mengatakannya, perempuan itu pasti takut bila disuruh kembali ke orang tuanya.

Setelah mengulas senyum sopan, Keenan lalu menjabat tangan polisi di depannya sebelum kemudian mengantarnya menemui Mila.

"Jadi kamu berubah pikiran?"

Keenan tersenyum kikuk menyadari nada kesal dalam ucapan Mila. "Maaf, bukan aku yang melaporkanmu ke polisi," jawab Keenan, sementara Mila menghela napas panjang.

"Terima kasih sudah mencabut tuntutanku, dan ini... kukembalikan semua barangmu," Mila melepas gelang, anting, jaket dan sepatu yang dikenakannya, dress yang Mila pakai sekarang sebenarnya juga merupakan salah satu fasilitas VVIP yang tadi dia pinjam, tapi tidak mungkin Mila ikut melepasnya karena Mila masih cukup waras untuk tidak tampil bugil di muka umum.

Setelah menyerahkan semua ke tangan Keenan yang nampak bingung, Mila tanpa bicara sepatah-kata pun meninggalkan Keenan begitu saja.

Menimbulkan seberkas tanya dalam benak Keenan yang tidak memahami kepergian perempuan itu tiba-tiba.

Apa yang sebenarnya Mila pikirkan? Apa dia tahu sedang ada di mana dan ke mana tujuannya?

Keenan menatap kepergian Mila dengan dahi berkerut, tanpa alas kaki dan dress bunga tanpa lengan, Mila memeluk dirinya sendiri karena angin yang berembus membawa hawa dingin. Keenan juga melihat bahu perempuan itu naik-turun menandakan bahwa dia sedang menangis.

My Perfect Captain (TAMAT)Where stories live. Discover now