"Apa?".

Balas Lisa, singkat.

"Waith what?!!!". Jungkook tidak terima, memang kalau chat itu terkendala dengan. Miss komunikasinya, dia mengetikan kalimat panjang kali tinggi. Baru saja sudah ingin di kirim, dia menghapus kembali. Dan membalas, dengan.

"Kau punya makanan?".

Yang benar saja, jika ingin menawari makanan atau makan bersama. Seharusnya Jungkook bertanya lebih, mudah di mengerti. Mungkin...

Lisa terdiam, "Apa dia miskin? Masa seorang pewaris meminta makanan padaku".

Tok tok tok

Suara apartemen Lisa di ketuk, sehingga mengalihkan dari perhatiaanya saat ini. Lisa berdiri, dan berjalan mendekat kearah pintu. Dengan hati-hati, Lisa membuka layar monitor Cc Tv, di luar sana. "Mwo?". Dia sungguh tidak mengenal orang itu, baju hitam . Ahh tidak, lebih tepatnya tudung hitam.

"Siapa dia, di jam segini?". Mata Lisa memicing, memperhatikan dengan teliti dan hati hati. Mendekat, semakin mendekat.

"Hai buka !!! Ini gua Kai!!!".

"Ommo?!!". Lisa terlonjak. Saat kai, telah menemukan kamera dan berteriak didepan sana.

Pintu dibuka, kai masuk dengan songon membwa satu berkas. Ia melemparkan ke meja tamu, dan membuka jaketnya. "Ibumu bawel, dia menanyaiku 24 kali 24 jam".

"Huh? 24 kali 24 itu gimana caranya?". Respon Lisa bingung, karena ibunya sama sekali tidak pernah menghubunginya.

Kai menautkan bibirnya, dia kelepasan. "Maksudku, dia menyuruhku berada di sini untuk mengawasimu.. Kenapa kau tidak jadi pulang ke thailand".

Gadis itu berjalan lunglai, dia duduk di sofa. "Ketinggalan pesawat".

"Kan bisa pesan lagi".

Lisa menarik nafas berat, dan menaruh kekesalannya pada kai. "Aku kan sudah bilang, aku —".

"Lis, Victor itu ngga main-main menyukaimu... Dia bahkan selalu mencoba mengambil hati, orang-orang terdekatmu".

"Ya, termasuk kamu!!". Kata Lisa, membuat Kai tertohok seketika.

Kai duduk disamping Lisa, "Dia mengawasimu".

Lisa memundurkan pandangannya, menghadap Kai. "Jadi, kau datang karena pekerjaan, karena ibu, apa karena Victor".

"Hah, ya ya ya... Aku kesini karena ketiganya". Katanya pasrah, dia membuka laporan dan menunjukan pada Lisa. "Lihatlah, dia memboikot Toko mu di Milan".

"Dia menantangku, sekarang?".

"Bukannya kau yang memulai?". Kai membuka lembar selanjutnya, disana terlampir satu buah perjanjian awal Lisa dengan Tfashion.

Lisa menggeleng kepala, "Aku tau! Tutup itu! Aku bosan". Katanya, dia berdiri dan membuka lemari pendingin. Melemparkan satu soda, pada Kai. "Aku tidak bermain-main, aku juga tidak tau...".

"Karena lagu itu?".

"Ya, karena lagu itu. Setiap hari, aku merasakan ada yang aneh. Terlebih, saat aku dekat dengannya".

LALA LOST [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum