Chapter ● 7 ✈

Start from the beginning
                                        

"Mamah dibilang singa, sama papah! Katanya kalau bawa pacar kerumah. Nanti perabotan pada bolong. Gara-gara singa ngamuk." Jelas aku dan mamah sontak menarik dasi papah.

"Mau bawa pacar, kerumah? Hmm..." tanya mamah dengan nada dibuat manis.

"Boong, mamah percaya aja sama dua curut."

"Jangan di kasih kendor, mah!" Teriak kak Dev dari arah dapur yang membuat aku tertawa.

Mamah menarik lengan papah dan masuk ke dalam kamar. Papah memasang wajah pasrah.

Kesian my hero huhuhu.

.

Esok harinya, aku seperti biasa. Berangkat di antar oleh kak Dev. Setibanya di sekolah, aku langsung masuk ke dalam kelas.

Kring ... Kring ...

Bel masuk sudah berbunyi, dan pelajaran pun di mulai.

.

Kring ... Kring ...

Bel istirahat di bunyikan. Huh perutku sudah keroncongan. Bahkan cacing-cacing sudah demo ingin minta makan.

"Makan! Makan! Makan!"

Aku mencari tempat duduk di ikuti kedua sahabatku.

"Ja, gue penasaran. Cowok yang waktu itu manggil lo di kelas. Itu siapa? Kenapa dia bisa, kenal sama lo!" Tanya Raina penasaran.

"Dia pilot, yang waktu itu kopi susunya tumpah. Gara-gara aku!" Jelasku yang membuat mata mereka berdua melebar.

"SERIUS? ANJIR! GANTENG BANGET! GAK BOONG." Pekik Raina.

"Mulut lo, rem dikit napa!" Gerutu Fanya.

"Eh, sumpah! Ganteng parah."

"Ganteng si iya, cuma nyebelin." Ujarku sedikit kesal saat mengingat tingkah Langit.

"Ja, temen kecil lo jadi nepatin janjinya?" Tanya Fanya.

Wajah ku berubah menjadi sedih. "Aku gak tau kabarnya, setelah dia bilang kayak gitu. Lusa dia langsung pindah rumah. Tanpa pamit sama aku."

Raina dan Fanya mengelus punggungku. "Gue yakin, dia pasti nepatin janjinya sama lo!"

Aku mengangguk sambil tersenyum. "Aku berharap, juga gitu."

______

Sepulang sekolah, aku berjalan kaki untuk menuju halte. Karna ban mobil bocor. Kak Dev tak bisa menjemputku. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Dan mobil melaju dengan kencang. Hingga tubuhku terkena cipratan genangan air hujan.

Basah kuyup sudah tubuhku.

Aku menggeram kesal. Karna wajahku ikut terkena cipratan genangan air hujan. Dalam hati aku menyumpah serapahi pelaku tersebut. Apa tak bisa membawa mobil dengan santai? Aku ajak santai sini hahaha.

Mobil yang baru saja mecipratku itu berhenti tepat di hadapanku. Seseorang keluar dan ternyata pelakunya adalah pilot menyebalkan itu.

Tuhan!! Apa tak bisa kau tidak usah mempertemukan aku dengannya?

Kenapa dunia sangat sempit sekali...

"Kau!" Ujarku dengan terkejut.

~~~

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENN

YUHUU WAJIB YA GUYS!!!

TERUS FOLLOW AKUN WATTPAD AUTHOR

MAAF NIH YA:( KALAU UPDATENYA LAMA HUHUHU😭

AUTHOR KADANG DI SERANG VIRUS WRITERS BLOCK😭

KALIAN TENANG AJA, AUTHOR BAKAL KALAHIN SI VIRUS WRITERS BLOCK

INTINYA KALIAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

SEEYOU NEXT PART

The Perfect Pilot [OPEN PO]Where stories live. Discover now