~

Rendi membawa Gladis pulang. Ratna menunjukan kamar Gladis. Rendi membaringkan Gladis. Disana sudah ada dokter yang akan memeriksa Gladis.

" Randi tante harap kamu gak ninggalin Gladis. Dia sangat rapuh setelah kehilangan kamu. Gladis juga pernah mencoba bunuh diri. Kata dokter Gladis gak boleh stres kalau gak dia bisa ngelakuin hal hal yang berbahaya " ucapan Ratna mampu membuat Rendi menatap tak percaya

Rendi menata Gladis penuh penyesalan.

~

Dira membuka pintu kamar yang ditempati Dirga. Dira melihat Dian, Dion, Sarah, Anjas dan Putra. Yah Putra sudah pulang dan langsung kerumah sakit karna ditelfon oleh Dian. Tapi kenapa mereka semua menangis.Perasaan Dira berkecamuk. Ada rasa takut yang sangat besar.

Dira mendekat melihat Dirga yang tersenyum padanya.Dira memegang tangan Dirga erat seperti tak mau kehilangan daddynya.

" Sayang, Rendi mana ? Daddy mau ngomong penting sama Rendi " ucap Dirga dengan suara yang sangat pelan

" Kami sedang menghubunginya Dir " Jawab Anjas

Anjas dan Sarah bergantian untuk menghubungin Rendi. Dokter tadi mengatakan kalau hidup Dirga tak akan lama lagi. Itu sebabnya Dirga ingin berbicara pada Rendi.

Rendi melihat panggilan masuk dari Anjas, setelah itu dari Sarah. Rendi ingin mengangkatnya tapi Gladis menahanya.

" Kamu jangan angkat yah, aku takut kamu disuruh pulang. Aku gak mau sendiri " Gladis memasang wajah memohon

" Mungkin penting sayang. Gak biasanya mama sama papa nelfon aku kayak gini "

" Kamu udah gak sayang sama aku hiks hiks "

Rendi sebenarnya ingin menjawab panggilan orang tuanya tapi Rendi ingat kata Ratna kalau Gladis tak boleh stres atau dia akan melakukan hal-hal yang berbahaya.

" Daddy mau ngomong apa sama Rendi ? " air mata Dira jatuh

" Urusan lelaki sayang " Dirga mencoba tersenyum

Dian dan Sarah sudah menangis. Anjas juga tak bisa menahan air matanya

" Daddy harus kuat. Daddy ingat kan janji daddy ke Dira " Dira merasa ketakutan yang luar biasa

" Ia sayang. Tapi daddy pingin banget liat Rendi " Dirga masih terus menyebut nama Rendi

" Dira sayang daddy " Dira mencium tangan Dirga

" Sayang ingat yah tugas istri itu mendampingin suami, nurut dan mencintai suami. Kamu harus jadi yang terbaik untuk suamimu. " Dirga merasa waktunya sudah hampir habis " Njas, Rendi belum angket yah ? " lanjutnya

" Aku lagi usaha Dir " Anjas menahan kekesalannya pada Rendi

" Daddy rasa usia daddy gak bakal lama. Sebenarnya daddy ingin ketemu Rendi tapi kayaknya gak bisa." Dirga memasang wajah sedih

Dirga menatap satu persatu orang didalam ruangan itu. Air matanya menetes. Dia merasa gagal membahagiakan orang-orang yang mencintainya.

" Dian maafkan aku yang belum bisa menjadi suami yang baik. Aku mencintaimu " Ucap Dirga sambil menatap Dian.

Dian menangis melihat suaminya yang masih mengatakan kalau dia mencintainya bahkan sampai penghujung usianya.

" Aku juga mencintaimu sayang " Dian mencium tangan kiri Dirga

" Dion kamu harus jagain mommy sama ka Dira yah. Kamu harapan daddy " Dirga menatap anak lelakinya yang masih kecil

" Dion akan jagain kak Dira dan Mommy. Dion janji " ucap Dion

" Sarah, Anjas. Aku titip putri yang paling berharga dalam hidup aku. Tolong jaga dan cintai dia " Dirga menatap memohon pada Anjas dan Sarah

" Dira anak kami juga Dir " Anjas mengucapkan dengan air matanya

" Putra jagain Dira demi daddy yah "

" Siap dad " Putra menyekat air matanya

" Anak mantuku belum datang yah " Dirga terlihat bersedih

Mereka semua menangis. Anjas terus menghubungi Rendi.

~

" Sayang aku angket yah ini kayaknya penting banget "

" Ia deh " ucap Gladis tak iklas

" Rendi dimana kamu ? Datang kerumah sakit sekarang mertuamu menunggu kehadiran kamu sebelum dia pergi selamanya "

Rendi dapat mendenagar semua orang menangis.

" 10 menit Rendi sampai pa " ucap Rendi lalu mematikan panggilan dari papanya dan pergi tanpa mengucapkan sepata kata kepada Gladis

~

" 10 menit lagi Rendi sampai Dir,  kamu harus kuat " ucap Anjas yang mendapatkan senyuman dari Dirga

" Dira, waktu kamu lahir daddy sangat bahagia. Daddy merasa menjadi laki-laki yang seutuhnya. Kamu kecil sangat mirip dengan daddy sampai mommymu kesal karna dia yang susah melahirkan tapi kamu lebih mirip daddy "

" Daddy selalu ingin jadi yang pertama dalam segala hal untuk kamu. Daddy yang pertama melihat gigimu tumbuh, daddy yang pertama mengajarimu jalan, dad juga yang pertama mengajarimu sepeda dan mobil "

" Waktu kamu sakit dad merasa hati dad sangat sakit, dad berharap dad yang merasakannya. Waktu kamu ikut balapan dad marah karna dad takut kamu luka. Dad tak sanggup melihat permata dad luka. "

" Waktu dad menjodohkanmu awalnya dad sedih karna harus jauh darimu tapi dad rasa itu yang terbaik. Dad ingin ada yang menjagamu. Waktu kamu menikah dad menutup mata dan berkata Tuhan kalau ini waktuku aku iklas "

" Daddy ingin melihat kamu dan Ren "

Dirga menutup matanya. Mereka semua menagis. Putra memegang pundak Dira agar Dira kuat. Rendi sampai dan membuka pintu

" Dirga Rendi udah sampai, bangun " Ucap Anjas

" Dad bangun. Daddy belum ngomong sampai habis. Daddy mau liat Dira dan Rendi kenapa dad. Daddy bangun jangan ninggalin Dira seperti ini dad. Daddy " Dirga mengerakan badan Dirga tapi nihil Dirga sudah kembali kepada sang pencipta

" Put bilang ke daddy kalau aku gak mau kehilangan dad. " Dira menangis histeris dalam pelukan Putra

Dian menangis sambil memeluk Dion. Sarah tak kuasa menahan tangisnya, dia menangis didalam dekapan Anjas. Anjas menatap penuh amarah pada Rendi.

Rendi tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Dirga telah kaku didepan matanya. Rendi juga sakit hati melihat Dira yang menangis didalam pelukan Putra.

Dirga dibawah kekamar jenasa untuk dimandikan sebelum dibawah kerumah. Dira terus menangis didalam pelukan Putra. Hatinya sangat sakit. Rendi mendekati Dira

" Dir " Ucap Rendi

" Daddy nyariin loh Ren, tapi lu ... " Dira pergi meninggalkan Rendi

***

RIP DIRGA DINATA

Sedih akunya 😭
Yang kuat Dira 😭
Rendi 😡

HURT ( DIRA DINATA )  ✅✔☑Where stories live. Discover now