BAGIAN 3 - Kunjungan dan Tinjauan

En başından başla
                                    

"Baik, Pak Arion." Sahut suara di seberang patuh.

Dia letakkan ponsel di meja lalu buru-buru beranjak ke kamar untuk mengambil iPad. Mengutak-atik sebentar dan mengetik di pencarian. Benar saja, satu file berjudul Kabar Kopi dalam puluhan file berisi rekomendasi profil café yang sempat dia unduh, muncul di sana. Segera dia ketuk dan terlihat dokumen dengan foto sebuah café bergaya industrial terpampang di halaman awal. Penjelasan singkat di bawah foto, menyusul setelahnya. Arion membaca sejenak dan mengangguk-angguk.

"Pak Handoko?" panggil Arion lagi setelah beberapa menit meninggalkan ponselnya.

"Iya, Pak. Saya masih di sini." Sahut suara di seberang dengan suara backsound seperti obrolan-obrolan random mengenai bahan makanan.

"Pak Handoko dan tim tidak perlu menyiapkan apapun mengenai kedatangan saya. Biarkan café tetap berjalan seperti apa adanya. Kemungkinan nanti selepas jam makan siang, saya ke sana."

Terdengar suara lega Pak Handoko di seberang. "Baik Pak. Terima kasih. Maaf sekali saya menelepon sepagi ini."

"Tidak apa-apa. Kita bertemu nanti Pak Handoko."

"Iya Pak, sekali lagi terima kasih."

Telepon ditutup. Arion memandangi kembali layar iPad-nya lalu mengacak rambut hitamnya yang jatuh ke dahi. "Papa!" dia mengerang kesal.

# # #

Café yang dititahkan oleh sang papa berjarak lumayan dari apartemennya. Butuh waktu hampir empat puluh menit untuk sampai di sela kondisi macet kota Jakarta yang sudah lama tak dia jumpai. Untung saja dia memesan ojek online sehingga mobilitasnya tak terganggu di waktu sibuk jam makan siang. Setibanya di pinggir trotoar café, dia turun dari boncengan dan berbincang sejenak dengan si pengendara ojek kemudian membayar pesanannya.

Arion melangkah ke trotoar depan cafe dan menatap penuh penilaian pada bangunan di depannya. Tampilannya sesuai dengan yang dia lihat di profil. Sebuah cafe baru dan beroperasi tidak lebih dari dua minggu. Ada enam karyawan untuk ukuran café dua lantai. Tidak terlalu megah serta bisa dijangkau oleh kantong mahasiswa, karena berada di lingkungan kampus. Bangunannya seperti bangunan setengah jadi. Dindingnya dibuat dari batu bata expose. Pintu ganda kaca dengan pinggiran kayu bercat warna hitam. Tak lupa tanaman hias bersulur dan bebungaan diletakkan di dalam pot plastik berwarna cokelat, tertempel di satu sisi dinding. Pemandangan dibuat asri oleh tampilan tersebut. Terlihat segar di antara deret-deret pertokoan yang tampak gersang di samping kanan kiri cafe.

Dia menaiki beberapa tangga depan sebelum membuka pintu, menyaksikan sejenak suasana di dalam café yang terlihat padat oleh para kawula muda

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Dia menaiki beberapa tangga depan sebelum membuka pintu, menyaksikan sejenak suasana di dalam café yang terlihat padat oleh para kawula muda. Nuansanya begitu hangat bagi Arion, membuat perasaan dongkolnya agak terobati.
Arion masuk dan dirinya segera disambut oleh kesibukan di jam makan siang. Dua orang pelayan masih hilir-mudik membawakan pesanan, mesin kopi yang terus berbunyi, serta seorang barista tak henti membuat minum. Bunyi denting piranti makan juga obrolan mengenai perkuliahan, seruan-seruan dari dalam dapur yang memberitahu bila ada pesanan yang sudah siap, entah kenapa begitu menyenangkan bagi Arion. Satu lagi, wangi kue-kue dari balik meja etalase menghiasi udara. Tak perlu diragukan lagi, semuanya pasti enak.

A-KU & A-MUHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin