BAGIAN 26 - Malam Perpisahan, Malam yang Panjang

38 3 0
                                    

Kabar membahagiakan mengenai lamaran Kenan pada Tere tentu saja bersambut meriah. Bu Lidya langsung bergerak cepat untuk menyusun semua keperluan demi acara pertunangan anak sulungnya. Dia terharu karena impian serta doanya yang berkali-kali susah menembus langit, kali ini dikabulkan. Sebagai seorang ibu berusia hampir lewat paruh baya, momen seperti ini benar-benar dia tunggu. Anaknya akan menikah dan memberikannya cucu. Tak ada yang lebih membahagiakan bagi Bu Lidya membayangkan hal itu tak akan lama terjadi. Sementara Kenan, dia setuju saja apapun keinginan sang mama, yang penting Tere sudah resmi dia lamar.

Berbeda dengan Arion, di saat keadaan rumah besar begitu sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pesta pertunangan Kenan, dia justru gundah gulana. Perpisahan dengan karyawan Kabar Kopi semakin di depan mata. Desakan dari sang papa demi kelanjutan proyek Arion sebelum resmi menjabat menjadi salah satu kepala divisi di menara pusat pun juga sangat menguras tenaga. Beberapa kali dia bertatap muka dengan Johan untuk membahas hal tersebut, selalu saja diselingi oleh gurauan Johan mengenai nasibnya yang begitu berbalik dengan Kenan.

"Bang Ken pusing ngurusin pertunangan, lo pusing ngurusin kerjaan. Nasib... nasib..." ledek Johan setelah Arion memintanya untuk menemui di Kabar Kopi pada jam makan siang entah untuk ke berapa kalinya.

Arion hanya menyesap minumnya dalam diam. Matanya memandang tak fokus. Terlihat sekali banyak pikiran menggelayut. "Gue curiga, sebenarnya gue ini anak kandung apa anak pungut, sih. Tega banget papa mama ke gue." Dia bersandar lagi di kursi. "Paling nggak, acara Bang Ken diadain setelah gue amanlah di kantor pusat. Ini? Kayak Mbak Tere bakal dibawa kabur orang kalau nggak cepet-cepet tunangan." Arion menggeleng lelah dan memijat dahi.

Johan sukses tergelak. "Sabar, Ar. Anak sabar disayang malaikat."

"Mati dong, gue?" Arion melirik sewot. Lalu dia meraih kembali tumpukan dokumen yang sudah dia susun untuk mendukung proyeknya itu.

Proyek di mana dia akan membentuk pabrik serta divisi baru mengenai healthy food. Sebuah produk yang sasarannya berpusat pada konsumen peduli kesehatan serta para vegan. Mulai dari kaum remaja hingga dewasa dan tak menutup kemungkinan anak-anak juga akan menyukainya. Memang berbanding terbalik dengan produk Parviz Culinary selama ini. Dengan adanya program yang dia rancang, dia berharap Parviz Culinary bisa menyentuh semua elemen masyarakat dengan produk tersebut menuju Indonesia sehat.

"Jargonnya harus gini banget, Ar?" lagi-lagi tagline ciptaan Arion dikomentari Johan sembari menunjuk kalimat 'Ayo gas, menuju Indonesia six pack!' di halaman depan proposal.

"Lo ada ide? Coba kasih tahu gue kalau ada." Arion mulai kesal.

Lagi-lagi Johan tertawa. Dia geli sendiri melihat sahabatnya begitu sewot beberapa hari terakhir. "Fokus, Ar. Selama Andin belum ada yang ngelamar, lo aman."

"Andinnya sih, gue percaya nggak bakalan mau nerima siapa-siapa. Tapi bapaknya?" dia menggeleng letih. "Belum selesai hal yang satu, udah ditindih lagi hal lain. Pusing gue!" Arion mengacak rambut.

Johan hanya menggeleng sembari mengulum senyum. "Ngomong-ngomong soal Andin, lo udah cerita ke dia kalau bakal pindah ke kantor pusat dalam waktu dekat?"

Arion menggeleng sembari menegakkan kembali badannya. "Gue nggak siap mendapati reaksi dia, Jo. Baru aja hubungan gue membaik, masa harus gue kecewain dia lagi?"

Johan menarik napas panjang. "Belum dihadapin udah sok menarik kesimpulan. Lo nggak akan pernah tahu kalau belum lo lakuin. Lagian gue yakin, Andin bakal nerima apapun keputusan lo. Kalau menurut lo dia emang ngerasain juga apa yang lo rasakan ke dia dalam artian, dia juga sayang sama lo, dia justru akan menjadi orang pertama yang nemenin dan selalu dukung setiap langkah lo. Nggak usah ragu dan khawatir dia bakal ngejauhin lo lagi. Toh, selama kejadian kemarin dia jaga jarak sama lo karena dia nggak mau durhaka sama bapaknya kan? Bukan keinginan dia sendiri."

A-KU & A-MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang