19

6.4K 738 306
                                    

Berhubung ngetiknya pakai backsound Victon - Howling, silahkan play juga lagunya sambil baca jika berkenan.

●○●○●○●○


Cengkeraman kuat dirasakan oleh Wooyoung pada pergelangan tangan kanannya, tarikan yang diberikan oleh seseorang di depannya membuat langkah kaki pria kecil itu menjadi terseret-seret. Sangat kasihan, jika orang-orang melihatnya. Bahkan sesekali tubuhnya hampir limbung, kakinya yang tidak beralaskan apapun itu terasa sakit karena sekarang ia berjalan di atas tanah berkerikil, taman rumah sakit tepatnya.

"Hyung, pelan sedikit! Ini sakit"

Kalimat protes yang kesekian kalinya dikeluarkan oleh Jung Wooyoung, si pria kecil yang diperlakukan seperti kantung sampah oleh seseorang. Pria berambut hitam di depannya, entah kesurupan setan dari mana, tiba-tiba menariknya pergi dari ruang rawat San sesaat setelah Wooyoung melompat turun karena ketahuan sedang berciuman dengan teman kecilnya.

Sungguh sial, tidak bisakah mereka semua membiarkan dirinya dan San bersama dengan tenang barang sehari saja.

Tubuh Wooyoung yang semula ditarik itu, kini dihempaskan hingga punggungnya menabrak salah satu pohon besar disana. Ia sedikit meringis sebelum memegangi pergelangan tangannya sendiri yang sekarang sudah berwarna kemerahan. Kepala berambut ungu itu masih tertunduk hingga menyadari suara langkah kaki yang mendekati dirinya.

Perlahan pria kecil itu mengangkat wajahnya, menatap seseorang yang sikapnya sungguh berbeda pagi ini, ia seperti tidak mengenali sosok itu. Wooyoung merasa amat bingung, mengapa orang-orang disekitarnya sangat pandai berkamuflase, ia bahkan menjadi kesulitan melihat bagaimana diri mereka semua yang asli. Siapa yang patut untuk dipercayai dan mana yang tidak. Mengapa mereka melakukan hal semacam itu hanya untuk bertahan hidup.

Mata pria di depan Wooyoung tampak memerah; kecewa, sedih, frustasi, semuanya terlihat bercampur menjadi satu membuat nafasnya menjadi berat.

"H-hyung, apa yang terjadi?"

Masih tidak memahami situasi, Wooyoung kali ini membelalakkan kedua matanya, tangannya yang mengepal disamping tubuhnya terangkat dengan cepat untuk mengusap air mata yang menggenang di pelupuk mata sosok di hadapannya. Itu sungguh air mata. Ya Tuhan, kemalangan macam apa yang menimpa pria itu hingga raut wajahnya sangat memilukan seperti ini.

"Wooyoung-ah" suara rendah kini menyapa, membuat Wooyoung menjadi sedikit bergetar, sungguh posisi orang itu terlalu dekat dengan tubuhnya.

Yang lebih kecil lalu hanya mengangguk sebagai balasan singkat, isyarat bahwa ia mendengar panggilan yang diberikan, suara Wooyoung masih enggan untuk keluar.

CUPP

Sebuah benda kenyal mendarat di kedua belah bibir Wooyoung. Sang pemilik, tak ayal menjadi semakin kaku ditempat, otaknya berjalan cukup lambat untuk memproses hal apa yang baru saja menimpanya. Pria kecil itu masih terdiam hingga ia mendapati orang dihadapannya mulai bergerak. Tidak, semua ini salah, ini tidak benar, Wooyoung tidak seharusnya mendapat ciuman dari orang lain. Hanya San yang boleh melakukannya, Wooyoung merasa tertampar saat kembali teringat bahwa sekarang ia adalah milik San.

Dengan sekuat tenaga Wooyoung mendorong pria itu untuk menjauh darinya, ia mendorong bagian dada pria itu lalu menatapnya dengan nyalang. Tindakan tadi sangat lancang, kau harus marah Jung Wooyoung.

"Hyung, aku tidak tau apa yang terjadi padamu, namun apa yang kau lakukan tadi sangat tidak sopan!" Wooyoung berbicara dengan nada yang tegas kali ini, kemarahan terlihat ada di sana, membuat pria di depannya sedikit menjauhkan tubuhnya untuk sekedar menurunkan atmosfir ketegangan di antara mereka.

Come As You Are [woosan]Where stories live. Discover now