6

6.7K 961 65
                                    

Brakk

"Paman kenapa tiba-tiba berhenti?" Wooyoung yang sedang sibuk dengan ponselnya itu segera membawa arah pandangnya ke arah supirnya yang mengerem mobil secara mendadak.

"Ada kecelakaan di depan tuan muda" paman Han yang tadinya mengemudi dengan tenang langsung menepikan mobilnya, pria paruh baya itu bergegas turun untuk membantu seorang pengendara motor yang baru saja menabrak pembatas jalan dengan cukup keras.

Wooyoung yang penasaran akhirnya mengikuti supirnya turun, sudah ada beberapa warga yang lewat turut mengerubungi sang korban kecelakaan. Wooyoung sebenarnya tidak tega jika nanti harus menyaksikan seseorang berdarah-darah di depannya, tapi tetap saja ia penasaran.

"Awhh" si korban kecelakaan meringis pelan saat beberapa orang mengangkat motor yang menindih kaki kanannya, lengan hoodie miliknya bahkan sobek karena menyentuh aspal dengan kasar hingga sikunya berdarah. Hal yang sama juga terjadi pada kakinya.

"Anak muda kau tidak apa-apa?" tanya salah seorang wanita yang tadi menjerit panik saat menyaksikan bagaimana sang pengendara menghantam pembatas jalan dari besi itu.

Si korban yang tak lain adalah San mengangguk dengan kepala masih terpasang helm full face miliknya, kepalanya sangat pening karena terbentur cukup keras hingga kaca helmnya pecah dan menggores wajahnya.

Paman Han membantu San melepas helmnya kemudian salah satu dari orang yang hadir mengerubungi memberi San sebotol air minum agar anak itu lebih tenang. Ia pasti shock pasca kecelakaan.

"Tolong seseorang hubungi ambulans!" teriak paman Han pada beberapa orang yang sedari tadi hanya menatap San dengan raut wajah kasihan. Sedangkan Wooyoung masih berdiri di belakang kerumunan itu dan belum berani melihat keadaan korbannya.

"Shh aku baik-baik saja, tidak perlu ambulans" San yang baru saja menegak air mineral itu segera protes merasa dirinya akan baik-baik saja, memanggil ambulans terlalu berlebihan menurutnya. Dia bahkan masih sadar sekarang, mereka pikir ia sekarat atau apa.

"Anak muda aku tau kau itu kuat tapi jangan menolak pertolongan kami, lihatlah kakimu berdarah seperti itu apa kau masih kuat berjalan" omel salah satu ibu-ibu pada San, ia berpikir apakah semua anak jaman sekarang memang seperti itu, sok jagoan.

"Kalau tidak mau memanggil ambulans, kau ke rumah sakit saja bersamaku" ucap paman Han kepada San, yang langsung disahuti komentar setuju oleh para warga yang berkerumun. Mau tak mau akhirnya San mengangguk setuju dibawa kerumah sakit, lagi pula kakinya memang lumayan parah.

San yang seorang berandal ini akhirnya mengalah pada pendapat segerombol ibu-ibu.

Wooyoung yang mendengar percakapan antara paman Han dengan si korban akhirnya bergerak maju untuk melihat, sepertinya luka pengendara itu tidak parah karena ia masih bisa berbincang.

Begitu ia berhasil menerobos kerumunan itu mata Wooyoung seketika melebar saat tau siapa sang korban kecelakaan, bukankah pria berambut hitam merah itu adik Lee Juyeon? Orang itu terlihat semakin seram dengan darah di sana-sini, Wooyoung ingin kabur saja rasanya.

Keterkejutan serupa juga dialami oleh San, ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan anak laki-laki yang kemarin sempat akan ia kerjai. Pria itu nampaknya masih takut padanya.

Paman Han yang melihat Wooyoung sudah mendekatpun akhirnya meminta persetujuan "Tuan muda bagaimana jika kita ke rumah sakit dahulu mengantar anak ini sebelum pulang?"

Wooyoung sungguh ingin mengatakan tidak tapi ia cukup kasihan pada San, lagi pula ia tahu pria paruh baya yang sudah bekerja lama pada keluarganya itu memiliki jiwa sosial yang tinggi, ia merasa membantu setiap orang yang sedang tertimpa musibah adalah kewajibannya sebagai sesama.

Come As You Are [woosan]Where stories live. Discover now