12

6.7K 896 207
                                    

1 month later

Pagi ini suasana kelas pertama yang diikuti Mingi dan Yeosang terlihat ramai. Meskipun penghuninya belum semuanya datang, namun mereka tampak lebih antusias dibanding hari lain. Mungkin karena sudah mendekati akhir pekan. Kedua orang itu memang berangkat bersama karena Yeosang yang sengaja merengek meminta tumpangan pada Mingi.

Mereka memilih duduk di kursi deretan paling belakang, itu favorit Mingi, jadi teman yang lain mengikuti saja. Mereka memakan lolipop sembari menunggu Wooyoung datang, anak itu biasanya datang hampir terlambat karena malas bangun pagi.

Setau Yeosang, kelas dimulai masih 10 menit lagi. Namun ia merasa aneh ketika penghuni kelasnya nampak sudah heboh menyambut seseorang di depan pintu, mana mungkin sih profesor tua itu sudah datang seawal ini? biasanya juga selalu telat. Ia hendak bertanya pada Mingi namun telinga pria itu sudah tersumpal earphone.

Siapakah gerangan yang mereka sambut?

Tidak lama setelahnya seseorang memasuki kelas mereka, sosok itu sudah sangat familiar, ya itu hanyalah seorang Jung Wooyoung. Lantas kenapa mereka semua bisa seheboh itu? Sebenarnya pria manis yang tidak terlalu tinggi itu hanya mengubah sedikit penampilannya, ia sama sekali tidak menyangka tanggapan yang diberikan oleh orang-orang akan seperti ini terhadapnya.

Wooyoung, masih dengan wajah kebingungannya, menghampiri Yeosang yang sekarang tengah memasang ekspresi menganga dan juga Mingi yang langsung membuang begitu saja earphonenya saat melihat Wooyoung datang.

"Astaga Jung Wooyoung apa yang terjadi padamu?" Tanya Yeosang tak kalah heboh dari yang lain, Wooyoung hanya mendengus dan mendudukkan dirinya di samping temannya itu.

"Memangnya aku terlihat konyol ya? Semua orang sepertinya tidak suka dengan penampilan baruku, sejak aku turun dari mobil mereka semua memandang aneh padaku" Wooyoung berucap sedih, tangannya terulur memegangi rambutnya yang kemarin ia ganti warna tersebut.

"Hei, kau sama sekali tidak konyol atau aneh dalam artian yang buruk Woo! astaga jangan sampai aku oleng padamu" kali ini Mingi memegangi dada kirinya sendiri dan bertingkah lebay saat memandangi Wooyoung, hal itu membuat Yeosang menyikut lengan Mingi agar anak itu diam.

"Itu memang tidak buruk Wooyoung-ah, aku hanya sedikit kaget. Kau kan senang sekali berambut gelap, kenapa tiba-tiba mengubah warnanya menjadi ungu? Ini ungu ya bukan sekedar brown seperti biasanya!" Yeosang ini nampaknya tidak tau diri, ia menyuruh Mingi diam namun nyatanya dirinya sendiri juga tidak kalah berisik.

Wooyoung tertawa sebentar mendengar respon teman-temannya, ternyata perubahannya tidak seburuk yang ia kira "Warna ini saran dari Sangyeon hyung, kemarin dia juga mengganti warna rambutnya bersamaku"

"Kau masih berteman dengan berandal itu?" Mingi bertanya dengan raut wajah tidak sukanya.

"Dia tidak semengerikan yang terlihat Mingi, lagi pula dia kan teman Juyeon hyung juga" lagi-lagi Wooyoung membela pria itu, kedua temannya hanya menanggapi dengan memasang wajah malas. Tolong seseorang ingatkan Wooyoung bahwa pria itu hampir mencelakainya, ya meskipun tidak jadi sih.

"Jangan pergi berdua dengannya, setidaknya ajak kami atau Juyeon hyung" Yeosang menasehati sudah seperti ayah Wooyoung. Ngomong-ngomong soal ayah Wooyoung, jika beliau tau tentang hal macam apa yang sempat menimpa putranya kala itu, pasti sudah ada banyak orang yang mati terbunuh.

Apalagi si Choi San, dia pasti yang terbunuh paling awal.

"Iya iya, kalian tenang saja, aku bisa menjaga diriku" Wooyoung mengedipkan sebelah matanya, Yeosang ingin muntah saja sementara Mingi kembali serangan jantung.

"Jangan bertingkah seperti itu, kau membuatku takut" Yeosang berpura-pura menjauhi tempat duduk Wooyoung membuat yang lebih muda kembali mengerucutkan bibirnya.

Come As You Are [woosan]Where stories live. Discover now