16

6.4K 841 439
                                    

●○●○●○

Malam itu, yang terdengar ribut di ruang rawat San, hanya suara langkah kaki orang-orang yang masih berjalan melewati lorong rumah sakit. Kedua makhluk yang sedang terbaring di dalamnya belum terlelap tapi tetap bertahan dalam keadaan diam, belum ada yang sekiranya mau memulai pembicaraan.

Sebenarnya tidak benar-benar terlalu sunyi, karena Wooyoung mendengar jantung San yang berpacu cepat, seperti baru saja menyelesaikan garis finish lari marathon.

Astaga dia jadi khawatir, apakah jantung San menjadi bermasalah setelah dipukuli tadi?

"San, kenapa belum tidur? Masih ada yang masih sakit?" Wooyoung memposisikan dirinya untuk miring ke kiri menghadap San yang masih setia memandangi langit-langit, pergerakannya menjadi lumayan susah karena ranjang yang berukuran sempit.

San memutar lehernya ke kanan untuk melihat Wooyoung dengan ekspresi bertanya, karena ia masih sakit jadi San belum bisa banyak bergerak dan berganti-ganti posisi. "Tidak, aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa berpikir seperti itu, Woo?"

"Aku hanya takut ada yang bermasalah dengan organ dalammu, maksudku jantungmu San" Wajah serius diperlihatkan Wooyoung karena ia memang benar-benar khawatir sekarang.

"Jantungku? Aku tidak punya riwayat sakit jant-"

"Astaga kenapa kau juga berkeringat seperti ini?" Wooyoung yang heboh segera mendudukkan dirinya, ia menyentuh dahi San yang sekarang mulai dimunculi oleh keringat.

Tingkah teman berambut ungunya itu malah membuat San semakin gila di tempat, Wooyoung ini tidak peka sekali, gejala seperti ini kan sudah biasa terjadi pada orang-orang yang sedang..... jatuh cinta?

Tidak sadar diri bahwa dirinya juga bodoh dan tidak peka. Mereka berdua nampaknya masih belum mau sepenuhnya terbuka dengan satu sama lain.

"A-aku hanya sedikit gerah, sudahlah aku tidak apa-apa Woo" San meraih pergelangan tangan Wooyoung yang masih berada di sekitar kepalanya, ia lalu menariknya turun dengan pelan "Sudah malam, tidurlah"

Wooyoung tidak menurut, ia nampak masih mempertahankan wajah penasarannya. "Tapi San, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padamu saat aku tidur?"

"Sesuatu yang buruk seperti apa? Aku baik-baik saja Wooyoung-ah, bukankah kau sudah diberi tahu oleh dokter, hm?" Yang sedang sakit harus bersabar, meyakinkan bocah di sampingnya yang terus saja memasang wajah minta digigit.

Sedangkan yang lebih kecil sebenarnya masih ingin protes, tapi karena San sudah ber'hm' membuat Wooyoung menjadi lemah dan memilih mengalah saja. Ia kemudian memutuskan untuk kembali berbaring di samping San, tangannya menarik selimut itu sampai batas lehernya.

"Kau juga harus tidur San" Wooyoung berkata setelah menguap satu kali.

"Tidak bisa Wooyoungie, aku terbiasa tidak tidur saat malam hari" San menjawab cukup santai, tidak sadar bahwa kalimat itu akan memicu kehebohan Wooyoung lagi.

"Tidak tidur?! Pantas saja kau menjadi kurus begini Choi San" Wooyoung sudah bersiap untuk bangun lagi namun San menahan tangannya sambil terkekeh pelan. Yang lebih muda memasang muka sebal lalu kembali meletakkan kepalanya ke ranjang dengan sedikit keras.

"Kenapa kaget begitu? Bukannya kau sudah tau bagaimana kehidupanku selama ini?" Dengan susah payah San mencoba memiringkan tubuhnya menghadap Wooyoung yang sekarang tidak mau menatapnya.

"Woo" San memanggilnya lagi ketika ia merasa masih saja diabaikan.

Dengan menahan kekesalannya, Wooyoung memilih mengalah dan kembali berbalik ke arah San. Matanya menelisik pria di hadapannya, melihat pipinya yang tirus, kantung mata yang tampak menghitam. Oh apakah tidak ada relawan yang merawat orang ini? Lagi pula orang ini kan sebenarnya memiliki seorang kekasih, kenapa tidak becus sekali mengurusinya.

Come As You Are [woosan]Where stories live. Discover now