5

7.5K 978 31
                                    

Sudah beberapa hari ini Juyeon selalu berusaha menemui San, namun nampaknya belum membuahkan hasil. Anak itu menjadi sangat sulit untuk ditemui di apartemennya. Entah apa yang dilalukannya di luar sana.

Sekarang San menjadi jarang pulang meski Juyeon sudah menunggunya hingga hampir dini hari di depan pintunya. Sebagai kakak ia hanya ingin berbicara dengan kepala dingin dan tentunya empat mata saja dengan sang adik agar anak itu mau sedikit mendengarnya. Meskipun rasanya mustahil, tapi tidak ada salahnya mencoba.

Beberapa waktu lalu bahkan Juyeon pernah berusaha menemui adiknya itu ke tempat berkumpulnya ia dengan para teman berandalnya yang lain, tetapi malah berakhir dengan Juyeon yang dikeroyok. Sungguh malang, niat baiknya di salah artikan.

Juyeon sebenarnya bisa saja mengajak beberapa temannya datang kesana untuk mengantisipasi hal semacam itu terjadi padanya, tapi kembali lagi niat awalnya tidak akan terlaksana. Yang ada malah terjadi tawuran disana.

Sang ibu juga terus saja mendesaknya membuat Juyeon semakin pusing, apalagi ayahnya juga menjadi ikut-ikutan, semalam bahkan beliau berkata akan menggunakan cara kekerasan untuk menyeret San pulang.

Juyeon sendiri tidak habis pikir pada San, padahal kedua orang tuanya sudah berusaha berubah menjadi begitu perhatian padanya, namun anak itu tetap tidak mau melunak.

Sampai saat ini belum ada satupun orang yang berhasil mengembalikan diri Choi San yang dulu. Mungkin pengecualian bila ibunya bisa hidup kembali. Anak itu kesepian.

Karena hal itu lah di malam minggu yang seharusnya indah ini Juyeon memutuskan mengambil resiko untuk menemui San di markasnya, setelah ia makan malam bersama Wooyoung tentu saja, iya Jung Wooyoung.

Hari ini mereka memang ada janji untuk bertemu setelah beberapa hari saling bertukar pesan. Wooyoung berkata bahwa sebagai ucapan terimakasih untuk kejadian waktu itu, ia ingin mentraktir Juyeon makan malam.

Sebenarnya Wooyoung mengajak mereka bertemu pada sore hari di caffe yang terletak dekat kampus mereka, namun Juyeon masih sibuk dengan tugasnya dan memutuskan bertemu di malam hari setelah ia selesai mengerjakannya di perpustakaan.

Tidak disangka memang ternyata mereka satu universitas, mungkin karena gedung fakultas mereka yang terletak cukup jauh, membuat mereka belum pernah bertemu satu sama lain sebelumnya.

Juyeon sampai terlebih dahulu di caffe dan memilih tempat duduk yang berada di pinggir, dekat jendela. Juyeon dapat melihat Wooyoung yang baru saja datang diantar oleh supir pribadinya.

Sembari menanti Wooyoung, dalam hati ia ingin berteriak karena merasa luar biasa senang dapat kembali melihat pria yang lebih muda, jujur beberapa hari ini ia selalu memikirkannya. Ini seperti ketertarikan sejak pertemuan pertama. Inikah ciri-ciri manusia yang sedang kasmaran?

Wooyoung hari ini juga nampak bersinar, mengenakan sweater oversized berwarna abu-abu dengan skinny jeans yang sangat pas dikaki indahnya. Rambut hitam berponi itu dibelah tengah seperti waktu ia bertemu dengannya pertama kali, Wooyoung sungguh manis.

Pria pendek itu memasuki caffe sambil celingukan untuk mencari dimanakah Juyeon duduk, pria itu sudah mengabarinya lewat pesan singkat bahwa dirinya sudah sampai sejak 15 menit yang lalu.

"Wooyoung-ah"

Juyeon melambai pada Wooyoung membuat pria itu menangkap eksistensinya, kaki Wooyoung berjalan cepat kearah orang yang sudah menunggunya.

"Hyung maaf aku terlambat" ucap Wooyoung tidak enak, ia menarik satu kursi di samping Juyeon dan mendudukkan diri di sampingnya.

"Ah tidak masalah, aku juga belum lama disini"

Come As You Are [woosan]Kde žijí příběhy. Začni objevovat