t w e n t y n i n e

1.2K 118 30
                                    

"Bagus ga?" tanya Kak Niall.

Kak Niall menunjukkan beberapa pilihan  barang yang akan diberikannya saat ulang tahun Kak Demi nanti malam. Ia terlihat sangat excited memilih kado untuk mantan pacarnya itu. DAN PASTINYA HATI GUA DONGKOL BANGET NGELIATNYA.

Kasih buku 1 pack aja napa sih, kan lebih murah dan berguna.

Sebel ah.

"Ga," kataku dengan melipat tangan di depan dada saat melihat sepatu yang ditunjukkan Kak Niall. Sebenernya sih bagus tapi pasti ga cocok di pake Kak Demi. Iyakan?!

"Terus yang mana dong?" katanya putus asa setelah menunjukkan beberapa barang kepadaku.

"Gatau ah pusing, mau makan," rengekku pada Kak Niall.

"Yauda deh beliin bunga aja kali ya," katanya.

LAH KOK. GASUKA IH APAAN.

Ntar beneran balikan anjing.

"Terserah deh pokoknya mau makan."

"Iya-iya ayo." Kak Niall menarik tanganku berjalan ke luar dari salah satu toko di mall ini.

Saat hendak ke tempat makan Kak Niall benar-benar mampir ke toko bunga dan membeli satu bucket bunga mawar putih yang sangat cantik. Woielah ini doinya sebenernya gua apa siapa sih.

Aku hanya diam mengamati Kak Niall yang membayar bunga tersebut. Tapi pandanganku berubah sinis saat melihat Mbak-mbak kasirnya yang dari tadi senyam-senyum sambil mencuri pandang ke Kak Niall.

GA LIAT APA DI SINI ADA CALON PACARNYA HAH?!

Ih pen minta colok matanya.

"Makasih, Kak. Jangan sungkan datang lagi," katanya sok manis pada Kak Niall. Kak Niall hanya tersenyum dan mengangguk.

"Apaan dah ganjen amat," kataku dengan suara yang kecil tapi kalau pendengaran Mbak-mbaknya baik pasti kedengeran.

"Sensi amat, Bu." Kak Niall terkekeh dan menggenggam tanganku kembali.

"Dih engga. Tau tuh gada harga diri banget jadi cewek."

"Kalo pegawainya jutek, sepi dong toko bunganya."

BODO AMAT GA PEDULI.

-----

"Baru pulang, Dek?" tanya Mama yang sedang menonton TV.

Selepas makan tadi, aku dan Kak Niall memutuskan untuk segera pulang. Mengingat nanti malam harus keluar lagi untuk menghadiri pesta ulang tahun Kak Demi. Duh elah penting amat.

"Iya, Ma. Abang belum pulang?" tanyaku.

"Udah dari tadi, lagi di kamar kayaknya."

"Yauda deh aku ke atas ya."

"Langsung mandi ya, Dek."

Aku mengangguk dan berjalan menuju kamarku. Tapi langkahku berbelok ke kamar Bang Zayn yang pintunya sedikit terbuka. Terlihat Bang Zayn yang sedang tidur dengan mengenakan seragam sekolah. Aku pun menghampirinya.

"Bang," kataku sambil menggoyang-goyangkan badan besar Bang Zayn. "Bangun ih."

Ia hanya menggerakan badannya dan menggumam.

"BANGUN DULU NAPA SI WOI."

Bruk.

Bang Zayn mengaduh saat kutarik kakinya dan membuatnya jatuh ke lantai. Mampus lu.

"Kenapa sih?!" katanya gusar. Ia bangun dan duduk bersandar ke ranjangnya.

"Ntar malem ke ulang tahun Kak Demi ngga?" tanyaku. Aku ikut duduk ke sebelah Bang Zayn Dan menyandarkan kepala ke bahunya.

Kakak Kelas || njh ✓Where stories live. Discover now