s e v e n

2.5K 254 53
                                    

"DEK! CEPET BANGUN! UDAH JAM 6 LEWAT TAU!" Suara gedoran--ralat, gebrakan pintu beserta suara menyebalkan dari Bang Zayn menjadi alarm kematian menyambutku pagi ini.

Ku singkirkan selimut tebal yang melindungi tubuhku dari dinginnya suhu pendingin ruangan. Aku mengacak-ngacak rambutku gusar, wajar saja, aku baru tidur pukul 2 dini hari. Film The Hobbit selalu saja berhasil menghipnotisku untuk tidur lewat dari tengah malam. Ugh, andai saja tanpa sekolah bisa membuatku menjadi orang sukses.

"DEK! INI KALO BELUM BANGUN ABANG TINGGAL NI YA!" Teriak Bang Zayn lagi.

"Iya, ini udah bangun," jawabku dengan suara yang sangat kecil.

"DEK! BANGUN KEK ELAH. ABANG TINGGAL BENERAN NIH!" Astagfirullah. Ga denger apa tadi orang bilang apa.

"IYA BANG! INI UDAH BANGUN! BUDEK BANGET SI JADI ORANG."

"Perasaan tadi ga bilang apa-apa deh," katanya dengan suara agak besar dan aku masih bisa mendengarnya. "Yaudah cepetan mandi. Abang tunggu di bawah. Kalo lama beneran Abang tinggal ya."

"Iya," balasku.

Emang jam berapa si kayak udah telat aja. Aku mengambil jam weker yang terletak di nakas damping tempat tidurku. Memang sengaja tidal ku aktifkan alarm-nya. Sangat berisik.

ANJIR JAM 6 LEWAT!

MANA BELOM NGERJAIN PR BAHASA LAGI!

Dengan secepat kilat aku mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi. Tidak. Aku tidak mandi. Hanya gosok gigi, cuci muka, dan sedikit membasahi rambutku. Ah, bodo amatlah, gada yang tau juga gua ga mandi. Aku langsung mengganti baju ku dengan seragam sekolah, dan memasukan buku ke dalam tas secara asal.

Pun aku berlari turun ke bawah sambil menenteng sepatu di tangan kananku. Aku bergegas ke meja makan dan melihat Bang Zayn yang sedang asyik dengan hp-nya. Tak lupa dengan Mama yang sibuk membereskan meja makan.

"Dek, ini bekel kamu. Udah sana buruan, ntar telat."

Aku mencium tangan Mama dan berlari menuju pintu, kalau nanya Papa, dia pasti udah berangkat kerja.

"MAMA, AKU BERANGKAT SEKOLAH YA! BANG CEPETAN DIKIT INI AKU BELUM NGERJAIN PR ELAH."

-----

Huh! Aku mengerjakan PR Bahasa yang mencontek milik Aaron dengan sangat tergesa-gesa. Untung essaynya pendek semua jawabannya. Jadi ga perlu lama-lama deh.

Masih tersisa 5 menit sebelum bel masuk sekolah, dan yang anehnya Greace belum datang. Biasanya sih jam segini udah dateng.

"Shawn! Liat Greace gak?" Tanyaku pada Shawn yang sibuk ngobrol dengan Cam.

"Mana saya tahu, saya kan Shawn bukan Spombop," katanya mengangkat bahu acuh. Ngelatih kesabaran ya kamu, Shawn. Dasar sempak kudanil.

"Yang bilang lu Spombop sapa elah. Titisan dugong dasar." Aku menoyor kepalanya, bangku Shawn memang di belakang bangku-ku omong-omong.

"SAH! INI ADA YANG NYARIIN!" Teriak Nash dari depan pintu. Aku segera menghampirinya.

"Sapa?"

"Gatau gua. Ga kenal."

Aku melihat seorang anak perempuan berkacamata di depan pintu. "Nyari gua?" Tanyaku. Ia mengangguk. "Ada perlu paan?" Tanyaku lagi.

"Ini surat Greace. Kata Mamanya dia sekeluarga mau pergi." Oalah. EH? DUDUK SENDIRI DONG TAR GUA? Tai.

Aku hanya ber-oh ria sambil mengambil suratnya. "Makasih ya." Ia pun mengangguk dan pergi dari depan kelasku. Hobi bet ngagguk perasaan.

"OI SEL TELUR KAMBING! INI SURAT GREACE YA! DIA GA MASUK!" Teriakku pada Selena selaku sekertaris kelas yang berada di bangkunya bersama Kylie.

"YOAI!" Ia mengacungkan ibu jarinya.

TETTTTT!!!

ITIL KAMBING.

Aku menghela nafas dan segera duduk di bangku-ku. Yah, duduk sendirian deh. Ketawan bat jomblonya.

Kurang dari 5 menit setelah bel, guru berpenampilan modis yang mengajar Bahasa Indonesia di kelasku langsung datang. Tepat waktu banget emang. Ciri-ciri guru yang ga mau makan gaji buta.

"STAND UP, PLEASE! GREETING TO THE TEACHER!" Teriak Jack selalu ketua kelas. Semua murid berdiri.

"GOOD MORNING, MAM!" Seru teman-teman di kelasku, aku cuma ngangap-ngangap doang ga ngeluarin suara.

"Good morning, students. Sit down, please." Bu Zuhron meletakan tas dan map yang ia bawa ke atas meja guru. "Untuk PR kemarin kalian simpan dulu, karena hari ini Ibu mau ngadain ulangan dadakan."

SEMPAK BABI.

Seketika kelasku menjadi ricuh. Gila aje bruh, ngerjain PR buat ampe ga napas kalo ujung-ujungnya ga dikumpul. Mana ada ulangan dadakan lagi.

DI MANA KEADILAN?!

"Waah, ga bisa dong, Bu. Kita kan ga tau kalo mau ada ulangan!" Protes Alex.

"Bisa dong, Lex. Kan Ibu gurunya, lagian ulangan dadakan mana ada yang dikasih tau dulu." Bu Zuhron membela diri. Alex langsung kicep seketika dan mengumpat dengan suara yang sangat kecil.

"Open book dong, Bu." Ini suara Matthew dengan wajah memelasnya. Gua mah males debat sama guru, ujung-ujungnya kapan juga. Percuma.

"Iya open book dong, Bu," sahut Emma.

"Anjing lu ngikut-ngikut!"

"Kenapa anjing Emma ngikutin kamu, Matthew?" Sarkas Bu Zuhron.

Aku cekikikan mendengarnya. "Matt bego sih."

"Bu, plis dong open book."

"Yaudah, iya open book."

A6A6 JOSS!

"MANTAP JIWAH!" Teriak kami sekelas, termasuk aku. Bahkan Aaron berpose layaknya Messi yang membobol gawang lawan.

"Open book, close eyes!"

Udah. Mati aja udah.

###

bu zuhron namanya ai pinjem bentar ya. wekaweka.

btw, besok kan lebaran, gua mo minta maap lahir batin ye sayang-sayangku. met lebaran. hehe. tehaer buat gua pomens cerita ini ye. k?k.

Kakak Kelas || njh ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora