s i x t e e n

2.1K 208 89
                                    

GUA ULANG TAHUN INI WOI. /kode/

-

this part dedicated for my luvli readers greentea_late :3 asiqqq.

-

Berhubung hari ini adalah hari sabtu, yaitu hari libur, aku memutuskan untuk berkeliling kompleks sebentar agar pagiku terdengar menyegarkan. Biasanya aku lari pagi bersama Bang Zayn, Papa, atau ngga Mama. Tapi Papa dan Mama sudah sejak subuh tadi pergi untuk menghadiri acara temannya yang rumahnya sangat jauh.

"Bang, beneran nih ngga ikut? Aku tinggal nih ya," kataku di depan pintu kamar Bang Zayn sambil membenarkan tali sepatu.

"Udah ih, sana. Berisik banget dari tadi," katanya mengibaskan tangan.

"Sante napa."

Pun aku beranjak keluar rumah dan berlari-lari kecil sambil memasang headset ke telinga kiriku.

Suasana pagi ini cukup cerah, tapi tidak terlalu cerah, tapi cukup cerah, ya gitulah pokoknya. Kompleks ini tidak seramai biasanya. Entah penghuninya belum bangun, atau sedang bepergian, atau bahkan masih bekerja.

"Pagi, Dek." Itu Kak Ed, nama lengkapnya Ed Sheeran. Ia terlihat sedang mencuci mobilnya.

"Pagi, Kak," kataku sambil tersenyum. Saat SMP, aku sebenarnya cukup dekat dengannya. Tapi semenjak aku masuk SMA dan dia diterima di Universitas Indonesia, kami jadi jarang bertemu.

Aku melanjutkan lari pagiku. Terlihat Om Diplo sedang menyuapi anaknya yang berada di kereta bayi. Mencerminkan bahwa ia adalah seorang Ayah yang baik.

"Pagi, Om," sapaku sambil melewatinya.

"Pagi juga, Dek." Ia tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Sudah sekitar 30 menit aku berlari-lari kecil tanpa berhenti. Aku memutuskan untuk berjalan karena kakiku sudah terasa agak pegal. Aku melepaskan headset yang menggantung di telinga kiriku. Aku sengaja hanya memakai sebelah saja.

Pun aku mengelap keringatku dan membenarkan ikatan rambutku. Mungkin sehabis ini aku akan pulang ke rumah.

"Kamu ... Aisyah ya?"

"Eh, ayam kaget gua." Aku dikejutkan dengan seseorang berambut pirang yang mengiringiku menggunakan motor. Laju motornya sengaja dipelankan agar sejajar dengan langkahku.

"Yaelah. Gagal deh adegan ramal-ramalannya." Ternyata itu Kak Niall. Lengkap dengan kaos hitam polos dan celana selutut serta sneakers-nya.

"Kak Niall? Ngagetin aja geh." Aku menghentikan langkahku. Ia juga menghentikan motornya.

"Dikira siapa emang?" Ia membuka helmnya.

"Orang yang suka nyulik anak. Makanya jadi kaget."

"Ganteng gini kok dikira penculik."

"Kok bisa di sini?" tanyaku.

"Kan mau jemput elo."

Aku mengerenyitkan dahi. "Jemput ke mana?"

"Lupa ya? Kan kemaren bilangmya mau nemenin gue beli kado buat Theo."

Astaga. Aku lupa.

Bagaimana mungkin aku melupakan janji untuk pergi bersama orang setampan dia?

Goblok banget si yeu.

"Eh iya, astaga. Maaf banget, Kak. Kelupaan deh." Aku menyengir aneh.

"Hehe. Gapapa kok. Ini udahan belom larinya? Kalo udah bareng aja pulangnya." Asiq. Boncengan sama cogan lagi.

"Udah kok, Kak."

"Yaudah yuk naik."

MANTAB!!!

------

"Ai, mau nyari makanan dulu ngga?" tanyanya saat kami sedang berada di atas motor.

Ia sengaja tidak langsung pulang ke rumahku. Padahal jaraknya tadi sudah dekat. Katanya ia ingin berkeliling sebentar. Aku pribadi sih tidak keberatan. Malah senang.

HEHE.

Jangan iri ya.

"Terserah Kakak aja."

"Cari makanan bentar ya."

"Iya ...."

Setelah 10 menit berkeliling. Kak Niall menepikan motornya di warung bubur ayam yang berada di pinggir jalan. Aku mengekor di belakang Kak Niall.

"Mau makan sini apa bawa pulang?"

Kalo makan sini lebih enak berduaan. Kalo di rumah, udah pasti ada iblis pengganggu hubungan orang.

"Makan sini aja deh, Kak."

Ia mengangguk sambil tersenyum. "Mas, bubur ayam sama es teh-nya dua ya," katanya ke mas-mas yang jualan. Mas-nya mengacungkan dua jempolnya pada Kak Niall.

Aku dan Kak Niall duduk di tempat yang agak pojok. Ini bukan aku loh ya yang milik tempatnya. Tapi Kak Niall. Aku mah orangnya nurut aja.

Aku dan Kak Niall sama-sama diam. Aku sibuk memainkan HP-ku. Padahal aslinya cuma geser-geser menu doang.

"Tadi lari pagi sendirian?" tanya Kak Niall membuka percakapan.

"Iya, Kak," jawabku.

"Si Zayn ke mana emang?"

"Tidur dia. Katanya semalem abis nonton Spongebob 14 episode. Gatau bohong apa ngga."

Ia tertawa. Tawa yang sangat enak didengar. Tapi kalau malam-malam tiba-tiba muncul suara tawa seperti ini, sudah  pasti itu sangat tidak enak didengar.

"Ada-ada aja." katanya.

"Tau tuh Bang Zayn. Hehe."

Percakapan kami dipotong oleh Mas yang mengantarkan pesanan kami tadi.

"Silahkan dimakan Mas, Mba," katanya.

"Makasih, Mas," kataku.

"Kalo es teh-nya kurang manis pandangin muka saya aja, Mba."

Heleh.

"HAHAHA. Iyain aja ya, Mas." Aku tertawa.

Mas itu lalu pergi. Aku menyendok bubur ayam masuk ke dalam mulutku. Enak. Pinter banget si calon pacar gua milihin tempat makan.

"Enak ga?" tanya Kak Niall lalu menyuap bubur ayam miliknya.

"Banget, Kak. Kakak sering ke sini ya?"

"Ini baru pertama nyoba makan di sini. Kalo di Bandung dulu sering banget makan bubur ayam kayak gini."

"Suka bubur ayam ya, Kak?"

"Ngga juga. Dulu mantan gua suka banget makan bubur ayam. Jadi ya ... suka nemenin dia gitu deh."

Aku terdiam.

Ngga kok, ngga nyesek.

###

Laper nih gua.

Beliin makanan dong.

Kakak Kelas || njh ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat