SUASANA di sekeliling tempatku berada saat ini cukup sepi, hanya terlihat segelintir orang saja yang lalu-lalang. Damai, adalah satu kata yang mampu aku definisikan. Terdengar suara ranting beradu, burung-burung berkicau, dan hembusan nafasku sendiri. Kedamaian seperti ini yang selalu aku cari.
Aku sedang duduk di bawah pohon Angsana sambil membaca buku puisi yang judulnya 'Lullabies' karya Lang Leav. Buku ini adalah sekuel dari buku sebelumnya 'Love & Misadventure' yang aku baca ulang. Buku-buku ini adalah kado dari seseorang. Mungkin itu juga yang menjadi salah satu alasan kenapa aku sangat menyukai buku ini dan terus membacanya. Tidak akan pernah ada rasa bosan untukku membaca kado-kado pemberiannya.
Saat jam persis menunjuk pukul 09.00 WIB, bertepatan dengan aku yang telah menyelesaikan halaman terakhir dari buku ini, aku lalu menjatuhkan diriku di atas rerumputan hijau di bawah pohon peneduh ini. Mendongakkan kepala menatap langit.
"Seandainya aku tahu lebih awal kalo kamu mau pergi. Mungkin aku ga akan melewatkan ucapan salam perpisahanku." ujarku dalam hati sambil menahan air mata.
Pikiranku kembali ke saat-saat di mana aku menjadi orang yang paling beruntung di dunia. Ingatan-ingatan itu, kenangan-kenangan itu seperti rol film yang terputar cepat. Ya benar, kejadian di masa lalu itu.
YOU ARE READING
I'm An Introvert
Teen Fiction" Badra, banyak orang yang menilaiku introvert, bagaimana menurutmu? " " Aku tidak peduli, kamu ya kamu. Terlepas dari semua penilaian mereka, kamu harus tetap menjadi diri kamu sendiri. "
