20. Fesa

13 0 0
                                    

By: Novia Rahmadaning Tias

Terinspirasi: Kuburan samping rumah mempelai.

"Hai, kita bertemu lagi," ucap seorang wanita sembari tersenyum sinis ke arah Hiro.

"Kamu!"

"Sudah siap untuk membayar semuanya Hiro?" Hiro tampak pucat saat melihat wanita di depannya, pasalnya wanita itu telah mati 3 hari yang lalu.

Gemericik air terdengar di telinga kedua insan yang tengah dimabuk cinta. Seolah tidak ada yang lebih bahagia lagi dari mereka, jalan-jalan, bergandengan tangan atau saling tukar senyum dan canda.

Itulah yang dirasakan Hiro dan Fesa, dua sejoli yang baru saja dilanda asmara. Suasana pariwisata air terjun memang tampak menarik di kalangan remaja bahkan pada orang lansia dan anak kecil sekalipun.

Fesa yang menurut saja dengan Hiro mudah saja tertipu daya. Pasalnya di waktu itu Hiro merampas begitu saja kehormatannya. Hingga beberapa jam kemudian Fesa ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah jatuh dari atas tebing.

"Semua belum selesai Hiro, dendamku akan melekat padamu," ujar arwah Fesa, Hiro melemas di dalam kamarnya.

Tak lama suara sirene polisi terdengar. Rumah Hiro di grebek langsung dan dia ditangkap oleh oknum polisi. Ayah Fesa dan kakak Fesa, hanya memandang Hiro dengan tatapan yang tajam.

Sesampainya di kantor polisi, Hiro masih saja lemas. Pasalnya Fesa masih mengikutinya sedari tadi, bercanda selayaknya masih pacaran dulu. Hanya saja tatapan Fesa mengerikan, ditambah darah yang belum mengering di tubuhnya.

"Kamu beruntung hanya dijebloskan ke penjara seumur hidup, tapi tak apa aku akan menemanimu. Terlebih lagi aku bisa melaksanakan dendamku, bukan begitu, Hiro," ujar Fesa yang sembari mengangkat pistol.

Hiro yang ketakutan berteriak begitu saja, dia berkali-kali meminta maaf pada arwah Fesa. Semua orang di ruangan tersebut terganggu, karena hanya Hiro yang dapat melihat Fesa.

"Diam!" gertak salah satu pidana, tetapi Hiro mengabaikan.

Kehidupan Hiro di penjara sangatlah kacau. Terlebih lagi dengan adanya arwah Fesa yang terus mengganggu dan mengancamnya, bukankah Hiro memang harus mempertanggung jawabkan semua kejahatannya.

Sehingga beberapa bulan kemudian, Hiro dinyatakan tewas bunuh diri, dia mengambil pistol polisi yang mengeceknya kala itu. Menembak dirinya sendiri tepat di jantung, sama seperti yang dilakukan Hiro sebelum membuang mayat Fesa ke bawah air terjun.

Short StoryWhere stories live. Discover now