5. Malam itu di asrama

15 1 0
                                    

by: NadiaNade

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Biasanya aku selalu membaca novel yang ada di kamar pengurus asrama. Aku salah satu pengurus asrama itu. Jam menunjukkan pukul 02.00 pagi. Aku masih setia memegang novelku. Suara hentakkan kaki terdengar dipendengaranku. Awalnya aku biasa saja. Karena, kamar kami berada di atas dengan lantai yang terbuat dari triplek memungkinkan akan mengeluarkan suara jika seseorang berjalan. Kupikir, salah satu anak kamarku yang sedang pergi ke kamar mandi. Yang kedua kalinya aku masih biasa saja. Hingga yang ketiga kali, suara hentakkan kaki itu terdengar cepat seperti orang berlari. Tentu saja aku langsung menoleh ke arah pintu dan suara itu berhenti. Aku melihat seseorang tengah berjongkok mengintipku dari balik tembok. Aku masih diam. Jujur, aku sedang tidak memakai kacamata, jadi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Namun, jika kupikir, anak kamarku tidak mungkin mengintip tanpa bersuara. Aku menyadari ada yang aneh. Langsung saja kututup mataku dan membangunkan temannku. Dia hanya bergumam tidak jelas. Aku masih ketakutan sambil memejamkan mata. Takut sekali untuk sekadar mengintip. Aku memutuskan tidak membuka mata dan menutup wajahku dengan mukena. Pagi harinya, aku bertanya kepada anak-anak kamarku. Namun, mereka bilang, tidak ada yang keluar kamar semalam karena pintu tertutup rapat. Hanya kamar pengurus yang terbuka. Aku masih tidak percaya dan terus menanyai mereka satu-persatu. Saking penasarannya, aku menanyai salah satu petugas malam yang bertugas menjaga asrama. Mereka bilang, gerbang asrama satu—asramaku terkunci dan tidak ada yang meminta izin ke kamar mandi. Namun, mereka mendengar suara berisik dari atas. Mereka pikir, masih ada salah satu anak yang belum tidur. Namun, saat mereka mengintip dari jendela, tidak ada yang bersuara. Semua anak tertidur. Mereka menyadari pintu kamar pengurus terbuka. Mereka pikir, suara itu berasal dari sana. Aku langsung menyangkalnya, "Kakak sendiri yang belum tidur. Dan Kakak semalam lagi baca buku. Gak mungkin berisik." Mereka saling tatap. Mereka bilang mereka tidak berbohong. Saat itu, bulu kudukku merinding. Setelah kejadian itu, aku tidak lagi membaca novel malam-malam.

Ciputat, 07 Maret 2020

Short StoryOnde histórias criam vida. Descubra agora