Prolog + 1

2.4K 55 1
                                    

"LO PIKIR LO SIAPA NYURUH GUE NIKAH? LO GILA?!" teriak Vrella tepat di depan wajah Anthony. Nafasnya naik turun karena emosi yang sudah tidak bisa dia tahan.

"Bukannya udah jelas? Sebagai ganti rugi gue pengen lo nikah," Anthony menyeruput kopinya dengan tenang. Ada seringaian tipis yang muncul di bibir indahnya. "Tapi bukan sama gue..." lanjut Anthony. Matanya menatap Vrella dalam.

"HEH! Denger ya, gue bakalan ganti jas lo berapa pun harganya. Mau gue harus terikat pekerjaan 20 tahun juga, gue jabanin! G U E K A G A K M A U N I K A H! Titik!" di dalam hatinya Vrella bertekad akan bekerja keras untuk membayar jas laki-laki sok ganteng yang memang ganteng di hadapannya. Sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone, Vrella berjalan menuju sebuah toko buku di depan kampus. Kebiasaan buruk yang selau dipeliharanya sejak kecil adalah meleng a.k.a gak lihat-lihat. Terlalu asik dengan handphonenya membuat Vrella tidak menyadari ada orang yang sedang berjalan di depannya. Alhasil...

BRUUUUUK!

Semuanya terjadi tanpa perhitungan. Seperti di film-film dan cerita-cerita yang ada di wattpad, Vrella menabrak seorang laki-laki berjas, yang kemudian membuat kopi yang baru saja dibelinya harus tumpah mengenai jas laki-laki tersebut. Ironis? Bisa jadi. Bahagia? Sedang didoakan. Vrella tidak bisa untuk tidak kaget, syok, dan melongo. Pikirannya masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi.

1... 2... 3... START!

"Aduuuh, maaf saya gak lihat jalan, Pak." Vrella berusaha untuk bersikap sebersalah mungkin. Berharap ada belas kasihan dari laki-laki yang terlihat sangat kaya itu. Anthony Adrian Miguello. Pengusaha kayak, muda, dan pastinya tampan. Seorang pengusahan tampan yang menanamkan uangnya di kampus tercintanya. Semua orang tahu itu

"Maaf, Pak Anthony. Saya betul-betul tidak sengaja melakukannya. Saya minta maaf, Pak."
Vrella berusaha membersihkan tumpahan kopi di jas mahal Anthony, dan dengan cepat tangannya di tahan.

"Besok temui saya di gedung A lantai 8, jam 9 pagi!" dengan jas berlumurkan kopi dingin, Anthony melongos pergi meninggalkan Vrella yang sedang membeku ditempat.

"Mampus gue!" Vrella bisa membayangkan betapa suramnya hidupnya saat ini.

ooo

Pagi ini menjadi pagi tersuram bagi Vrella. Matanya menghitam, perutnya berbunyi, dan wajahnya berminyak. Dia tidak bisa tidur semalaman, memikirkan hal apa yang akan terjadi hari ini. Duduk di pinggir tempat tidur, dengan mata yang berfokus pada satu arah, alias berkontemplasi merupakan satu-satunya hal yang bisa Vrella kerjakan pagi ini.

"Haahhhhh, semoga gue gak dikeluarin aja. Tolong banget lah ini, dikit lagi gue wisuda,"

"Tuhan, setidaknya tolong aku supaya aku gak dikeluarin, ya Tuhan." Vrella tidak berhenti untuk berkomat kamit untuk setidaknya meminta Tuhan membantunya.

Dengan tekad dan kepercayaan tidak dikeluarkan dari kampus, Vrella bersiap-siap dan berangkat menuju tempat yang sudah diberitahu sebelumnya oleh Anthony. Mual, muntah, kembung, batuk, keringat dingin, dan gemetaran, menyertai perjalanan Vrella menuju ruangan, tempatnya harus bertemu dengan Anthony.

Dan vhuallaa~ Vrella sudah berada di depan pintu ruangan Anthony setelah melewati fase panjang perizinan dengan sekertaris Anthony. Secara tidak sadar, Vrella sudah meneguk salivanya seperti minum air putih. Telapak tangannya sudah basah oleh keringat dan gemetar hebat saat menyentuh gagang pintu.

Tok..tok...tok

"Masuk!"

Suamiku, Anak DekanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant