Chapter 14

372 35 4
                                    

Alleo masih setia berdiri di depan pintu setelah mengantar Anastasya yang harus pergi untuk mengurus acara tunangan sepupunya. Pikirannya kembali tertuju kepada Vrella, 'kemana perempuan itu?'

Alleo mengambil handphone miliknya dan langsung menelpon Vrella. Satu kali, dua kali, hingga ketiga kali, Alleo tidak juga mendapatkan jawaban dari panggilannya. Alleo benci jika harus mengakui bahwa hatinya tak tenang. Seharusnya saat ini Alleo saat ini sedang berbahagia karena baru bertemu dengan Anastasya, tetapi kali ini perasaannya sedikit berbeda

"Bisa gawat kalau nyokap tau Vrella kabur,"

Alleo merapihkan seluruh barang-barangnya, mengganti pakaiannya, dan melakukan check out.

*

Vrella terbangun saat handphone miliknya tidak berhenti berbunyi sejak tadi. Nafasnya tertahan saat melihat nama Alleo muncul dalam riwayat panggilan tak terjawab. Vrella meletakkan kembali handphone miliknya dan merebahkan kepalanya di atas bantal. Matanya menatap langit-langit bunkbed asrama, tapi pikirannya melayang jauh.

"Vrel, dia nyari lo karena dia takut ketauan Mamah sama Mami, bukan karena dia khawatir," Vrella memejamkan matanya berusaha menahan sesak yang sejak tadi ingin dikeluarkan. "Alleo cinta mati sama Anastasya. Lo harus inget itu, Vrel!"

Vrella mengambil bantal di sampingnya dan membekap wajahnya penuh, berusaha untuk menutupi air mata yang jatuh. Jika saja Vrella tidak mengenal dan menyukai Alleo sejak awal, dirinya pasti tidak berharap sedalam ini. Vrella memejamkan matanya dan berharap mimpi membawanya ke tempat terindah sejenak hanya untuk melupakan kejadian hari ini.

"Vrella! V – R – E – L – L – A! Bangun, hei!"

Vrella membuka matanya perlahan, menampakkan sepasang obsidian yang basah.

"Kenapa sih, Jo? Berisik banget, ah!" Vrella berbalik memunggungi Joaya, teman sekamarnya. "Gue masih ngantuk dan males makan siang,"

"Apaan sih? Itu anaknya Bu Clara nyariin lo di bawah!"

*

Alleo melajukan mobilnya cepat, matanya sibuk dengan jalanan di sekitarnya. Hanya ada satu tempat yang pasti menjadi tempat Vrella pergi, asrama. Vrella tidak mungkin pulang kembali ke rumah orang tuanya, atau ke rumah mertuanya.

Vrella adalah tipikal perempuan yang lebih suka untuk tidak memperbesar masalah, maka asrama adalah tempat paling tepat untuk Vrella menghindari masalahnya sendiri.

Alleo tiba di depan gedung asrama Vrella. Banyak mahasiswa yang berlalu lalang untuk mengantri hingga menyelesaikan makanan mereka. Masalah selanjutnya bagi Alleo adalah Alleo tidak tahu siapa teman kamar Vrella, tidak memiliki kontak siapapun yang bisa dihubungi untuk membantunya mencari Vrella.

"Sorry, kamu kenal Vrella?" Alleo menghentikan seorang perempuan yang baru saja menyelesaikan makanannya. Perempuan tersebut terkejut saat melihat Alleo.

"A-ah, iya saya kenal. Vrella teman kamar saya," perempuan tersebut menatap tak percaya laki-laki di depannya, Alleo. "Ada perlu apa ya, Pak?"

Alleo menghela nafas lega saat tahu bahwa orang yang dia temukan adalah orang yang tepat.

"Boleh minta tolong untuk panggilkan dia ke bawah? Saya ada keperluan penting, sejak tadi saya menghubungi Vrella tapi tidak diangkat." Alleo tersenyum tidak enak.

"Boleh, Pak! Akan segera saya panggilkan orangnya," perempuan tersebut memindahkan piring bekas makan miliknya ke orang yang ada di sampingnya. "Sekalian ya, mau manggil Vrella dulu."

"Oh iya, saya Alleo."

"Saya Joaya, Pak. Bapak bisa tunggu sebentar, akan segera saya panggilkan Vrella nya"

Suamiku, Anak DekanWhere stories live. Discover now