Chapter 7

583 33 10
                                    

Alleo menutup pintu kamarnya dengan agak keras berharap Vrella bisa mendengar suara pintunya. Nihil. Vrella tidak ada di dalam kamar. Hal tersebut mau tak mau membuat Alleo berpikir. Pukul 00.35 malam, di negeri orang, dan Alleo belum melihat batang hidung Vrella. Alleo sendiri tahu bahwa Vrella belum pernah ke luar negeri sebelumnya.

Mau tak mau hal itu menjadi beban pikiran untuk Alleo. Dia bertanggung jawab atas Vrella, dia mungkin akan digantung oleh orang tua dan mertuanya jika tidak bisa menemukan Vrella dalam keadaan utuh.

Alleo kemudian mengambil handphone miliknya dan menghubungi Vrella, tetapi lagi-lagi hasilnya nol. Vrella tidak bisa dihubungi. Nomornya tidak aktif. Tanpa Alleo sadari, dia khawatir. Alleo takut terjadi apa-apa.

"Bikin susah aja tuh cewek," Alleo mengusap pelipisnya. Kepalanya pening.

Alleo mengambil handphone nya dan segera mencari pusat bantuan hotel serta kepolisian terdekat.

*

Vrella memandang pemandangan yang ada di depannya. Jalanan yang dilalui oleh banyak sekali pasangan yang sedang berkencan. Vrella menghela nafasnya berat. Vrella tidak tahu apa yang Alleo sedang lakukan saat ini, mungkin sedang bersenang-senang dengan kekasihnya di kamar hotel mereka.

Beruntung Vrella bertemu dengan sepasang suami istri yang sangat baik hati dan mau memberikannya tumpangan untuk satu malam. Setidaknya, dia bisa menghindari Alleo dan Anastasya malam ini. Vrella melihat jam tangan miliknya, pukul 01.26 dan Vrella memutuskan untuk beristirahat.

*

"Lain kali datanglah dengan teman atau kekasihmu, nak." Bob dan istrinya secara bergantian memeluk Vrella. Setelah hampir semalam suntuk mereka berbincang dan makan malam bersama, Bob dan Karene, merasa memiliki seorang putri.

"Pasti, Bob. Akan kuajak teman-teman ku untuk makan di restoranmu," Vrella merasa bersyukur sekali ditolong oleh Bob dan Karene. "Baiklah, aku pamit. Sampai bertemu lagi, ya!" Vrella keluar dari restoran Bob dan Karene, mengikuti maps menuju hotel tempat Vrella dan Alleo seharusnya melakukan bulan madu.

*

Alleo tidak bisa tidur. Sudah menjelang siang dan bahkan Vrella belum terlihat. Alleo sudah melapor ke pihak yang berwajib tetapi hasilnya nihil. Dia sudah kehabisan kesabaran, dia harus mencari Vrella sendiri. Alleo mengambil dompet dan handphone miliknya di atas nakas dan berjalan menuju pintu.

"HUWAAAAAAA! ASTAGA!" teriak Alleo dan Vrella bersamaan.

"Lo gilak ya?!" teriak Vrella yang sudah terduduk di lantai sambil memegang dadanya, kaget.

Alleo terdiam. Dia memandangi Vrella dari atas sampai bawah. Walaupun Alleo cukup kaget (baca : sangat kaget) tapi dia lega karena Vrella kembali dengan utuh. Vrella berdiri dan mengambil bingkisan makanan yang diberikan oleh Bob dan Karene sebelumnya.

"Lo ngapain berdiri di depan pintu? Kalo mau cabut, mending minggir," Vrella berdiri persis di depan Alleo. "Minggir, gue mau masuk." Vrella berjalan kedalam kamar setelah Alleo memberikan jalan masuk.

Alleo kembali memandangi Vrella yang sedang bersiap untuk mandi dari depan pintu. Dia tidak habis pikir, bagaimana dia merasa selega ini. Setelah Vrella masuk ke dalam kamar mandi, Alleo mendapatkan kesadarannya kembali. Dia khawatir? 'Kayaknya gue laper'. Alleo kembali masuk ke dalam kamar dan meletakkan barang-barangnya di atas nakas.

*

Vrella mengernyit bingung saat melihat Alleo yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Vrella pikir Alleo akan pergi menemui kekasihnya yang tercinta itu, 'bodo amatlah, gue capek'. Untuk mengalihkan fokusnya, Vrella duduk di tempat dia makan dengan laptop yang sudah siap menayangkan konser favoritnya.

Suamiku, Anak DekanWhere stories live. Discover now