Tak lama kemudian,

"Baik anak-anak saya akan bagikan hasil ulangan harian kalian." Ucap Bu Anita.

"Nilai tertinggi jatuh pada siswi bernama Nara Ananta, disusul oleh Arya dan Daren."
Sambung Bu Anita.

Masih ingat kan dengan Arya? Arya adalah ketua kelas XI IPA 4. Selain itu ia juga pintar dan rajin. Tidak jauh dengan Nara, tetapi selama ini Arya masih belum pernah bisa menandingi Nara.

"Saya Bu?." Daren masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bu Anita.

"Iya benar, kamu masuk dalam nilai tertinggi nilai ulangan harian hari ini. Mungkin ini hasil kerja kerasmu juga Nara yang telah mengajarmu." Bu Anita meyakinkan.

"Nar, thanks you ini semua berkat Lo." Ucap Daren pada Nara.

"Good job!" Nara juga sangat senang, akhirnya ia bisa membuat Daren berubah.

***

Bel pulang telah terdengar, seluruh siswa dan siswi SMA Garuda mulai terburu-buru untuk segera pulang, karena tak lama lagi hujan akan segera turun membasahi Jember.

Nara segera berlari agar cepat sampai pada sebuah halte yang ada di depan sekolah.

Tak lama kemudian hujan pun turun dengan derasnya, membuat seragam Nara sedikit basah.

Telah cukup lama Nara menunggu Angkutan umum yang biasanya lewat. Satu persatu siswa sudah banyak yang pulang hingga tinggalah ia seorang.

Nara masih sabar menunggu datangnya Angkutan Umum hingga,

Tit tit.....

Ada sebuah mobil berwarna merah yang baru saja keluar dari gerbang sekolah dan berhenti tepat di depan halte.

Hal itu membuat Nara kebingungan pasalnya kini di halte itu hanya ada diri nya sendiri. Ia juga sedikit ketakutan, sebab pada saat itu Nara juga pernah di sekap oleh penjahat, masih ingat tidak?

Tak lama kemudian, kaca mobil merah tersebut terbuka, terpampang lah wajah seseorang yang tak asing bagi Nara.

"Fanya?" Nara sedikit terkejut.

Benar, mobil itu adalah mobil Fanya. Fanya memang pulang terakhir sebab tadi ia masih ada rapat ekskul.

Fanya keluar dari mobilnya dengan membawa sebuah payung.

"Ayo Nar, gue anter." Tawarnya pada Nara.

"Ngga usah Fan gue bisa pulang sendiri kok." Nara menolak nya.

"Lo bakal nunggu angkot sampek kapan? Kagak bakalan ada angkot jam segini. Lagian ini hujannya deras, Lo yakin mau nunggu sampai reda?" Fanya berusaha meyakinkan.

Setelah dipikir-pikir apa yang di ucapkan Fanya memang benar, mau tak mau Nara mengikuti tawaran Fanya.

Lagian kan Fanya sudah baik sama gue -Nara.

***

Di dalam perjalanan terjadi lah keheningan, kini Nara sedang fokus dengan sebuah handphone nya sedangkan Fanya sibuk menyetir.

Hingga,

"Nar, mampir kesini dulu ya gue mau beli minum." Fanya memberhentikan mobil nya di sebuah tempat yang sangat asing bagi Nara.

"Iya." Nara hanya meng-iyakan nya saja meskipun ia tidak tahu tempat nya.

Nara dan Fanya turun dari mobil lalu memasuki gedung itu.

Terlihat lampu disko yang berwarna-warni menemani para pencinta malam yang ada di gedung itu. Tak lupa alunan musik, yang membuat siapa saja yang mendengar nya akan lupa dengan semua masalahnya. Apalagi sebuah minuman itu.

Hampir seluruh wanita atau bisa juga dikatakan gadis mengenakan pakaian terbuka disini, banyak juga Pria-pria kaya yang bisa kalian sebut om-om disini.

Berbeda sekali dengan Nara dan Fanya yang masih mengenakan seragam sekolah. Jujur, Nara ingin pulang, ia takut juga risih, pasalnya saat pertama kali masuk sudah banyak sekali sorot mata laki-laki buaya yang memperhatikan nya.

"Nar, kamu duduk disini dulu ya." Fanya membawa Nara pada sebuah meja kosong.

Sambil menunggu Fanya, Nara menyibukkan diri dengan bermain handphone, tak lama kemudian handphone nya lowbat.

Fanya pun datang dengan membawa minuman yang belum pernah sama sekali Nara minum.

"Nar, ini buat Lo." Fanya memberikan sebuah gelas berisi minuman ala club malam pada Nara.

"Minuman apa ini Fan?" Tanya Nara.

"Itu minuman racik, jadi itu seperti jamu, rasanya sedikit pahit namun menyehatkan silahkan dicoba."

Nara pun mengambil gelas itu dan akan meminumnya.

"Tos dulu dong." Ucap Fanya.

Ting.

Bunyi kedua gelas beradu. Kini Nara mencoba meminumnya, rasanya cukup pahit seperti yang Fanya katakan. Nara meminum hingga tersisa sedikit.

Rasain Lo! Minum terus Sampek abis. -Fanya

Tak lama kemudian rasa pusing mulai menyerang kepala Nara. Entahlah mungkin efek meminum minuman tadi.

Fanya juga meminum, tetapi minuman nya berbeda dengan milik Nara. Fanya mengganti minuman miliknya dengan jus sehingga ia tidak merasakan pusing sedikit pun.

"Fan gue pusing banget." Nara memegangi kepalanya yang sangat pusing.

"Kalau gitu ke kamar dulu yuk." Ajak Fanya.

Fanya pun membantu Nara yang sedikit kesusahan dalam berjalan untuk menuju di sebuah kamar yang telah ia pesan pada pemilik club sebelumnya.

"TUNGGU!!!" Teriakan sangat keras hingga seluruh pengunjung yang ada di dalam club itu tertuju pada sumber suara.








_

_

_

Parah banget ya si Fanya.
Ingin tahu kelanjutannya?

Baca terus "LIT ME UP!"
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT.

Melaniadelia_

LIT ME UP! [REVISI]Where stories live. Discover now