31

2.3K 287 48
                                    

Selagi menunggu Shoto yang katanya pamit ke dapur sebentar, [Name] terduduk manis di ruangan utama kediaman Todoroki.

"Aku tadi baru saja menyiapkan soba dingin untukku makan. Apa kau juga mau?"

Nampaklah Shoto dari balik pintu geser, sembari membawa nampan berisikan teh hijau disana. Ia mengajak [Name] makan siang bersama.

"O-ouh, yah, kalo tidak merepotkan" jawab [Name] datar namun terbata-bata.

"Yasudah" ucap Shoto singkat.

Kakinya lalu melangkah maju, mengarah kemeja yang ada tepat di tengah ruangan guna meletakkan nampan yang ia bawa.

"Untuk sekarang, kau minum dulu teh hijau ini. Aku akan ke dapur untuk mengambil sobanya." Shoto melirik [Name] sudut matanya.

[Name] menatap balik,

"Oh, terima kasih, Shoto." ucap [Name] sembari tersenyum sangat tipis.

Shoto mengangguk pelan, dan kembali ingin beranjak ke dapur,

"A,tunggu,"

Teguran [Name] menghentikan langkah pria yang sudah ada di ambang pintu itu. Tatapan diberikan Shoto sebagai jawaban.

"Boleh ku bantu?" lanjut [Name].

Hey, ayolah, [Name] baru saja merasa Shoto adalah pelayan restoran. Itu membuatnya tidak  nyaman dan merasa tidak tau diri.

Makanya perempuan ini memilih untuk menawarkan bantuan.

Tatapan bingung diberikan Shoto selama beberapa detik,

"Baiklah" Jawabnya kemudian.

.
.
.
.
.
.

"Woah, kau menyiapkan ini semua sendirian?"

Didapur tepatnya di atas meja penyajian disana, tersaji lah 2 porsi soba dingin yang diketahui adalah makanan kesukaannya Shoto.

Didapur tepatnya di atas meja penyajian disana, tersaji lah 2 porsi soba dingin yang diketahui adalah makanan kesukaannya Shoto

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tapi, kenapa sudah ada dua porsi?" Tanya [Name] kebingungan. Ia menatap datar Shoto yang ada disebelahnya, dengan kepala sedikit miring.

"Aku sudah menyiapkan ny sebelum menanyaimu tadi." jawab Shoto canggung, jari telunjuknya mengaruk pelan pipinya yang tak gatal sama sekali.

"kau, bagaimana jika aku menolak huh?"[Name] mengerutkan keningnya.

"Kalau begitu,aku akan makan dua-duanya."

"Fftt,bwahahah, kau memang maniak soba ya haha"

Tak bisa berkata apa-apa lagi, Shoto sekarang terdiam mematung. [Name], gadis yang dia pikir adalah gadis yang pelit ekspresi. Sekarang, malah tertawa lebar menertawakannya. Ini kejadian langka. Shoto seakan-akan merasa ditampar dewi keberuntungan sekarang.

sadar dirinya tengah tertawa lepas, [Name] terkaget dengan dirinya sendiri. Ia kembali memperbaiki ekspresinya. [Name] tau Shoto sedang terkejut sekarang.

"Heh-"

Sekarang, giliran [Name] yang terkejut, ia melihat Shoto si pria pemurung tengah tertawa kecil.

"Heheh, sebegitu tidak inginnya kah senyumanmu dilihat oleh orang lain?"

Tatapan datar [Name] sekarang kehilangan arah, matanya melirik kesana kemari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan datar [Name] sekarang kehilangan arah, matanya melirik kesana kemari. Pertama kalinya seorang[Name] merasa salah tingkah karena seorang pria selain Katsuki.

"Ti-tidak, aku hanya merasa bingung saja, kau sepertinya sangat shock melihat aku tertawa, apa sangat aneh?"

"Tidak, kau terlihat begitu cantik, saat tertawa. Kenapa tidak lebih sering tertawa saja?" Shoto memuji sembari balik bertanya. Tangannya meraih satu nampan yang berisi sajian soba dingin, diikuti oleh [Name] setelahnya.

Tunggu, kalian sadar sesuatu?

Cantik.

Ya! Shoto memuji [Name] dengan kata "cantik". kata yang sangat mengejutkan untuk keluar dari mulut Shoto.

Itu membuat [Name] tak sanggup berkata-kata lagi sekarang. Keduanya nampak berjalan pelan beriringan untuk kembali keruang utama sembari membawa nampan untuk makan siang mereka.

Masih terdiam, [Name] yang berjalan di belakang Shoto tengah tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Pria di depannya ini, ia membuat [Name] bisa tertawa lepas karena kepolosannya, juga bisa membuat [Name] yang cerdik kehabisan kata-kata.

Walau begitu, tidak pernah sekalipun [Name] tidak enjoy bersama Shoto, ia selalu menikmati  berteman dengan pria yang menurutnya sangat polos ini.

Dan lagi, perasaan apa ini, tidak seperti biasanya. Rasanya jantung [Name] terpompa lebih cepat.

Sama persis seperti saat ia hanya berdua saja dengan Katsuki.

Apa-apaan ini?

"[Name]?"

"O! ya?"

"Kenapa kau terdiam?" Todoroki menatap bingung [Name] yang tertinggal jauh dibelakangnya. Rupanya, akibat berpikir keras tadi, kaki [Name] malah berhenti melangkah.

"Ou, ma-maaf."

Rasanya, ada perasaan yang tengah terbagi dua sekarang.

Atau tidak sama sekali?

.
.
..
.
.
..
.
.
.

.

.

To be continued

Maafkan kegajean saya man teman:")

Scarlet

LOSERWhere stories live. Discover now