18

3.8K 448 67
                                    


Bisa kuterangkan, kemarahan Katsuki sebenarnya bukan satu-satunya hal yang meluap-luap. Ada satu emosi lagi selain itu yang juga ikut meluap saat melihat [Name] terbaring lemah tak berdaya dibawah tubuhnya.

Nafsu.

Itu membuat Katsuki kelepasan saat bicara dan bertingkah, liat yang sekarang dia lakukan.

"Ng..apa-apaan, ah! Katsuki.."

Leher [Name] menjadi korban keganasan lidah dan gigi-gigi Katsuki. Berapa kalipun gadis itu mendorong dan meminta Katsuki berhenti, segalanya tak berhasil karena kekuatan Katsuki yang menahan tubuhnya.

Katsuki juga sepertinya tidak lagi mau mendengarkan permintaan lemah [Name]. Dia asik menjilati, menghisap, bahkan menggigit permukaan kulit di leher jenjang [Name]

"Ka-katsuki- eh ah! Jangan!"

"Diam." Geram Katsuki disela-sela kegiatannya.

"Ah..hha.. Hentikan. Ini Aneh!"

Akhirnya, [Name] terpaksa menggunakan Quirk yang meningkatkan kekuatannya hingga mampu mendorong tubuh Katsuki untuk sedikit menjauh darinya.

Katsuki tidak terduduk atau apapun, posisinya masih sama, diatas tubuh [Name]. Namun sekarang, ekspresinya malah berubah drastis, wajah shock dengan semburat merah menyertainya.

[Name] dengan nafas tak beraturan menatap Katsuki sambil menutup mulutnya dengan punggung tangan. Keningnya mengerut,menandakan ketidaknyamanannya atas perlakuan yang diberikan Katsuki.

"I-ini salahmu! Sial!"

'Kau terlalu manis, Fuck.'

Akhirnya posisi ambigu ini berakhir, Katsuki memilih untuk segera duduk dengan ikut-ikutan menutup mulut serta pipi-pipinya yang sepertinya memerah padam.

[Name] masih terlihat berusaha melindungi dirinya, dengan menyilangkan kedua tangan di depan dadanya. Gadis itu berusaha untuk ikut berduduk, wajahnya masih datar, namun Ia tetap tidak bisa menyembunyikan semburat merah yang menyeruak ke permukaan kulitnya.

Ruangan disana terasa sangat panas sekarang.

Katsuki melirik dan menyadari kegelisahan [Name]. Rasa bersalah menghinggapinya.

'Apa yang terjadi denganku!'

Pemuda itu mendecih sangat keras. Muka sangar menutupi kebingungan yang melanda. Perasaan apa ini? Dia tadi benar-benar ingin melakukan hal itu pada [Name] sampai lupa dengan segala hal.

Mata Katsuki membulat sempurna saat mendapati tanda merah di leher bagian kanan [Name], tempat dirinya memainkan mulutnya tadi.

"Aku mengantuk, O,,Oyasumi Katsuki."
Entah kenapa, [Name] mampu menghilangkan segala rasa panas ditubuhnya dan segera kembali seperti semula. Datar.

Keduanya sepertinya sama-sama hebat dalam menghilangkan sebuah atmosfir kecanggungan.

[Name] segera ingin beranjak, diikuti dengan Katsuki yang juga bergerak cepat menuju laci terdekat. Mengambil sesuatu, dan segera menahan [Name] dengan cara menarik tangan gadis itu.

"Pakai! Tutupi itu!" Sebuat hansaplast di sodorkan Katsuki pada [Name] secara kasar.

[Name] awalnya bingung , untuk apa Katsuki memberikannya benda itu.

"Untuk apa?" Tanya nya heran. Namun tangannya tetap meraih plester kesehatan itu.

"Saat dikamarmu, lihat ke cermin."

*****

"Heh? Tanda merah apa ini?"

Dan benar saja apa kata Katsuki. Saat melihat pantulan dirinya di cermin, pendapat [Name] sendiri juga mengarahkan untuk segara menutupi tanda aneh yang muncul di lehernya itu.

Itu sangat menonjol jika dibiarkan.

Walau [Name] bingung dari mana asalnya, tetapi Katsuki sendiri pasti sudah sadar dari awal.

Itu kiss mark, dan Katsuki yang membuatnya.

*****
.
.
.

"Ohayou, Nee-san."

"Oh?! Ohayou! Sho-chan! Tidurmu nyenyak tadi malam?" Fuyumi bertanya dengan semangat pagi yang membara. Haha.

"Ya." Seperti biasa, jawaban dari si Adik adalah jawaban yang super sederhana.
Fuyumi tersenyum maklum.

"Kau mau sarapan? Aku membuat soba dingin untukmu."Dengan senyum merekah, Fuyumi menawari adiknya.

Membalas dengan sebuah anggukan, Shoto segera duduk di salah satu sudut meja. Berucap 'ittadakimasu' sekilas lalu segera menyantap sarapan paginya dengan lahapnya.

Sekitar 10 menit berlalu, sarapan pagi Shoto habis ditemani keheningan. Ia segera meminum segelas air. Dan ingin segera bergegas menuju sekolah.

"A! Sho-chan tunggu,...ini."

Niatnya segera teurung saat sang kakak memanggil dan menyodorkan sebuah kotak bekal berukuran cukup besar padanya.

"Apa-apaan ini?" Tanyanya cepat.

"Ini bekalmu."

"Ini terlalu banyak, Nee-san."

"Tenang saja,ini bukan untukmu sendiri kok."

"Hah?"

"Ini untuk kau makan, bersama dengan teman barumu."

Keantusiasan Kakanya membuat,  seorang Shoto tersentak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
B
A
K
U
G
O
K
A
T
S
U
K
I
T
O
D
O
R
O
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued👉

Scarlet~♡

LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang