14

3.3K 463 40
                                    

"Hoaam.."

Cahaya jingga senja yang sudah mulai redup menemani perjalanan pulang dua orang insan. Mereka berjalan beriringan, tujuan sama mereka hanya satu, stasiun.

Masih sekitar 5 menit lagi waktu mereka hingga sampai ke stasiun. Perjalanan diwarnai keheningan dari awal. Dari kepala [Name] disembuhkan oleh Recovery Girl lalu Ia pun diperbolehkan pulang dengan dibarengi Todoroki.

Lihatlah gadis itu sekarang, benar-benar lesu dan terlihat sangat kelelahan walau dengan wajah yang masih bak triplek. Tenaganya dikuras saat proses penyembuhan. Itulah, kekurangan dari Quirk seorang Recovery Girl.

Berkali-kali gadis itu menguap menahan kantuk dan memecah hening. Lelah mengundang keras kantuk untuk datang lebih cepat padanya. Todoroki yang berada di sebelahnya hanya bisa memperhatikan disudut matanya.

"Bagaimana bisa, hanya karena kecoa?"

Perlu waktu 15 detik untuk [Name] menjawab pertanyaan tiba-tiba dari Todoroki. Pria itu ternyata juga bisa memulai percakapan toh. [Name] pikir perjalanan menujur rumahnya akan terus dilanda kesunyian.

"Ha?" [Name] mulai melirik tajam ke Todoroki. Tak terima dengan kata 'hanya karena' pada kalimat pertanyaan Todoroki. "Todoroki, kuharap kau paham, siapa saja yang berada di posisiku pasti akan mengalami hal sama." Lanjut [Name] setelah jeda Ia berikan sebelumnya.

"Pengecualian untuk benturan keras itu, [Last Name]."

Sebelah dari dua mata [Name] menyipit, dan satu alisnya terangkat. Lagi-lagi, wanita ini tidak menyetujui pendapat Todoroki yang seakan-akan mengejeknya secara lembut.

Tapi bukan lagi hal itu yang dipikirkannya sekarang. Namanya, Todoroki tidak lagi memanggil nama depannya melainkan hanya marga sekarang.

Apa yang terjadi.

"Kenapa [Last Name]?"

Tak ingin menyimpan lebih lama rasa penasarannya yang semakin membesar. [Name] memutuskan untuk bertanya to the point.

"Apa maksudmu?" Todoroki mengangkat satu alisnya, berekspresi bingung. Menatap lamat ke wajah [Name] yang sedang heran.

"Bukankah, sebelum Aku pingsan dan saat Aku sadar di UKS, Kau memanggilku dengan Nama depan ,Todoroki." Jelas [Name].

Membuat muka Todoroki sedikit mengencang dari sebelumnya, Ia kaget. Namun segera mengubah raut mukanya kembali jadi datar dalam waktu 1 detik.

"Itu Reflek." Ucapnya cepat tanpa keraguan. Namun, matanya tak lagi menatap [Name] dan malah melirik ke arah lain. Tanpa disadari [Name] maupun orangnya sendiri, Todoroki tanpa sengaja meneguk ludah. Entah cemas akan hal apa.

"Ou, kalau begitu kenapa tidak begitu saja. Dan supaya adil, Aku juga akan memanggilmu dengan nama depanmu. Bagaimana?" [Name] membuat kesepakatan.

"Kenapa kau mau?" Todoroki menghentikan langkahnya, juga dengan [Name].

Ada penyeberangan jalan yang lampunya menunjukan tanda merah untuk pejalan kaki.

[Name] beralih pandang, menatap lurus kearah depannya. Entah apa yang ditatap, tapi mulutnya mulai bersuara lagi.

"Kenapa, itu karena.."

Si gadis tak langsung menjawab dan malah melempar pertanyaan pada Todoroki.

"Kau tau Todoroki? Apa Quirkku selain kekuatan dan melayang?"

"Tidak, memang apa?" Tidak protes atau bertanya-tanya kenapa gadis disebelahnya mempunyai banyak sekali Quirk, Pemuda berambut dwiwarna menjawab cepat. Lalu kembali melempar pertanyaan.

"Banyak, tapi ada satu yang ingin kuberitau sekarang, yaitu membaca pikiran dan aura seseorang."

Todoroki membelalakkan mata.

"Tenang, soal membaca pikiran tidak seperti yang kau pikirkan kok. Aku hanya bisa melakukannya jika Aku ingin saja dan juga jika pikiran orang tersebut sudah berteriak, bukan setiap saat. Karena itu juga akan menguras tenaga."

Lampu hijau menyala. Kedua pelajar itu kembali berjalan. Hari sudah mulai gelap, tak ada lagi warna yang tersisa dari sang surya.

"Lalu, aura?"

"Nah, itu yang ingin ku bicarakan. Na Todoroki, kuharap Kau tidak tersinggung. Kenapa, setiap Aku memanggilmu dengan Nama Todoroki, kau selalu memunculkan aura negatif dan berteriak didalam pikiranmu soal,
.
.
.
.
.
.
Kau tidak ingin dipanggil dengan Nama itu?"

.
.

.
.
.
.
.
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be Continued.

Scarlet~

LOSERWhere stories live. Discover now