24

2.6K 377 12
                                    

"Besar sekali."

"Ya, Karena porsi ini sengaja dibuatkan kakakku untuk 2 orang."

"Kakak? Kau punya ternyata."

"Ya."

Seketika,

Keberadaan seorang Katsuki terabaikan.

"Jadi? Apa kau mau memakan ini? Denganku?"

"Ya, karena Kakakmu sudah susah-susah membuatkan ini"

Diluar dugaan Shoto, [Name] ternyata dengan santai menerima ajakannya. Tanpa sadar, Ia Senang.

"Ah,"

Sadar dengan sebuah aura tidak mengenakan yang semakin membesar dari Katsuki, [Name] terdiam dan beralih pandang kepada pria itu.

"Kat-Katsuki, apa kau mau gabung?" ajak [Name] tanpa ragu.

"HAH?"

"Tidak apa kan? Shoto?"

"TIDAK AKAN! KAU JUGA TIDAK, AKU SUDAH MENGAJAKMU DAN JIKA MENOLAKKU, AKU TIDAK AKAN TERIMA." Potong Katsuki lancang. Tentu saja Ia tidak terima, anggap saja, Pria itu sudah memberikan harga dirinya dengan mengajak [Name] lebih dulu.Jadi, sangatlah hal yang terlarang jika [Name] malah menolak ajakan 'terpaksa' Katsuki.

"Aku tidak menolak, Katsuki. maksudku, jika Kau hanya terpaksa karena Ibu yang memintanya, Kau tinggal tidak perlu melakukannya, karena Aku bisa sendiri." jelas [Name] panjang lebar.

"BERISIK, TINGGAL IKUTI SAJA AKU, APA SUSAHNYA HAH?!" Tangan [Name] kembali dikuasai genggaman erat Katsuki. "DAN KAU SETENGAH SIALAN, JANGAN MENGGANGGU, MAKAN SAJA SENDIRI SANA!" Katsuki menatap Shoto sinis.

"Katsuki, tenanglah." Titah [Name] dengan halus nan datar. Hanya ditanggapi muka preman oleh Katsuki.

"Bagaimana kalau begini saja, Kau mengajakku ke kantin, dan Aku mengajak Shoto. Bukankah ide bagus?" [Name] tersenyum, tipis, sangat.

Katsuki membalas perkataan [Name] dengan dengusan kasar. Lalu tanpa aba-aba pria itu pun beranjak pergi menuju kearah kantin. [Name] tau apa maksudnya, Ia mengizinkannya.

Beralih perhatian ke Shoto.

"Kita juga, Ayo." Ajak [Name]. Shoto mengangguk pelan dan mulai berjalan mensejajarkan langkahnya dengan [Name].  Tatapan Shoto terpaku pada gadis itu. Kekalemannya yang menghangatkan itu seakan-akan mengandung mantra yang membuat Shoto betah berlama-lama menatapnya.

Bak dirinya sendiri, gadis bersurai [hair colour] ini juga pasti diselimuti berjuta-juta misteri. Dalam diam itu, entah apa yang bisa ada dalam pikirannya dan di masa lalunya. Semua masih dipertanyakan. Seorang Shoto pun, dibuat penasaran untuk pertama kalinya.

"Ada apa?"

Tertangkap basah karena memandangi seseorang? Tentu saja, seseorang seperti Shoto pun akan mati kutu dibuat tak berkutik. Tak ada pilihan lain, Pria itu mengalihkan pandangannya.

"Tak ada." dan memilih berkata demikian.

Tanpa diketahui siapapun, semburat merah sedang ditahan kuat-kuat oleh Shoto.

[Name] masih menatap. Bingung. Hal yang membuat penasaran pun muncul dikepala gadis itu.

"Kalau dipikir, kenapa Kakakmu tiba-tiba memasakkan bekal untukku juga?"
Satu pertanyaan dilempar.

"Itu... Karena Aku katakan padanya bahwa kita berteman." jawab Shoto masih tidak menatap ke [Name].

Mendengar jawaban itu, kedua alis [Name] terangkat dengan dua bola mata yang sedikit melebar. Tak lama kemudian, senyuman tipis ditampilkan. Namun Shoto, malah melewatkan momen itu.

"Begitu kah? Kalau begitu, bagaimana kalau lain kali Aku berkunjung ke rumahmu?" ucap gadis dingin itu.

"Hah? Untuk apa?" Akhirnya, Shoto yang berhasil menahan semburat merah kembali menatap muka [Name].

"Tentu saja, untuk bertemu kakakmu dan membalas semua ini...-"

"OII! KITSUNE, LAMBAT SEKALI KAU!"

Tanpa [Name] dan Shoto sadari, mereka malah sudah sampai di Kantin. Dan dari sebuah meja makan, Katsuki telah duduk sembari meneriaki [Name].

Tanpa bicara apapun lagi, [Name] langsung saja berlari kecil menuju meja tersebut dan diikuti Shoto dibelakangnya.

"Maaf Katsuki."

"BERISIK. DUDUK DAN MAKAN SAJA."

"Kau juga berisik, Bakugo."

"HAH?! SETENGAH SIALAN! TIDAK USAH IKUT CAMPUR KAU!"

"Ah kalian berdua, hentikan."

"KAU JANGAN MEMERINTAH KU!"

"Bukan begitu, hanya saja, kita jadi pusat perhatian."

Mendecih kesal, Katsuki yang tadinya berdiri karena meneriaki Shoto. Kembali duduk sembari menatap tajam ke anak bungsu Endeavor itu.

******

"Terima kasih makanannya" ucap [Name] datar. Sebelah makanan pemberian kakak dari Shoto sudah masuk ke perutnya.

"Soba ini enak sekali Sho-"

"[Name], bagaimana kalau besok?"

"Eh?"

"Kau, bagaimana kalau besok saja kau ke rumahku?"

Shoto, cukup tidak sabaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
B
A
K
U
G
O
K
A
T
S
U
K
I
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

To be Continued.

Scarlet~


LOSERWhere stories live. Discover now