20

1.4K 89 37
                                    

"shan, tolong kamu  liat keadaan nabilah dulu" ucap veranda yang kemudian mulai membersihkan tangannya untuk melanjutkan operasi


shani mengangguk kemudian beralih keruang rawat nabilah,terlihat dimatanya wajah pucat sahabatnya itu dan menghela nafas berharap masih ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana

shani mengangguk kemudian beralih keruang rawat nabilah,terlihat dimatanya wajah pucat sahabatnya itu dan menghela nafas berharap masih ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"bil, aku mohon bertahan.. untuk kami yang lain.. aku janji bil kalau nanti kamu bisa melawan sakit kamu aku sebagai sahabat kamu janji, kami akan selalu buat kamu bahagia nanti bil, gak akan kami biarin orang yang udah buat kamu jadi begini tenang"

shani mengepalkan tangannya menahan emosi sampai sebuah tangan terasa menepuk bahunya secara pelan menyadarkan dirinya dari lamunan dalamnya

"harusnya lo gak terlalu mikir berat dulu shan, otak kita harus fresh sebelum operasi Nabilah yang 2 jam lagi dimulai"_ayana

shani mengangguk membenarkan dalam hatinya dia bersumpah akan membuat melody menangis bertekuk lutut di hadapan nabilah, dia tidak akan diam melihat ketidakadilan terhadap apa yang menimpa sahabatnya itu, mereka memang belum lama kenal namun jalinan persahabatan yang kuat menciptakan ikatan batin kepada mereka

RUANG OPERASI

"Kalian siap..?" tanya veranda yang mulai mengenakan sarung tangan putih yang khas

shani dan ayana mengangguk

shani dan ayana mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


sementara di ruang tunggu

"mi, kalo dedek kenapa-napa gimana mi..?" rengek shania yang masih menangis dipelukan stella

" enggak sayang, kamu harus yakin adik kamu kuat, dia orang yang kuat shan, gak mungkin dia nyerah kamu harus yakin yah.."

kinal hanya bisa diam memikirkan keadaan nabilah di dalam sana, segala perasaan dan pikiran buruk mulai berkecamuk memberontak mengacaukan kepalanya, disampingnya terdapat beby dan yang lainnya sementara di lorong rumah sakit melody msih sedang beradu mulut dengan frieska

" ya kamu juga patut disalahkan fries, coba kamu bilang semuanya dari awal keadaan nabilah gak akan separah ini"

" jadi kamu nyalahin aku, heh mel.. nabilah tuh adik kamu dan yang seharusnya tau pertama kali itu adalah kamu sendiri dan seharusnya kamu bersyukur kita masih bisa berusaha untuk nabilah, emang kamu pikir selama ini gak susah menjalani hifup sebagai orang yang tak dianggap di dalam keluarga sendiri"

melody terdiam mencerna kata-kata dari sepupunya itu dan lagi-lagi kata dari frieska berhasil menjadi tamparan dahsyat untuk melody

"sekarang kamu baru sadar.. sekarang kamu baru ngakui nabilah sebagai adik kamu.. apakabar untuk melody yang sudah mebuang adiknya.. membiarkan seorang anak bekerja untuk makannya, membiarkan nabilah hidup menderita dalam kesendiriannya, kemana melody itu, yang telah membiarkan adiknya sendiri tidak pernah menginginkan untuk hidup lebih lama"

'' fries, kamu tau keadaan aku dulu gimana"

"aku ngerti mel... aku ngerti.. tapi dendam unfaedah kamu itulah yang kemudian berbalik menyerang kamu sendiri"

melody tidak kuasa  lagi menahan air matanya, frieska yang melihat itu lalu memeluk sepupunya itu guna untuk mencoba menenangkannya

"maaf mel, bukan maksudku untuk bersikap kasar kepadamu.. tapi aku hanya mau kamu sadar pada perasaan kamu sendiri" frieska mengusap kepala kakak sepuou yang lebih pendek darinya itu, sekilas dan samar samar dalam isakannya melody bergumam

"maafin kak mel bil"

...

" kak jantung nabilah melemah"

" siapkan defibrilator" 

"siap.. 1.. 2.. 3.."

tiittttt............



Give Us A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang