16

2.1K 171 36
                                    

Rs Tanumihardja

Di depan ruangan ICU terlihat 2 orang gadis yang sedang terlihat gusar dan brdebat, mereka adalah Melody dan Frieska

"Fries... sekarang jelasin, sebenarnya apa yang terjadi dengan Nabilah...?" Melody sedikit berteriak karena tidak bisa mengontrol emosinya

"Mel, bisa nggak kamu tenang sedikit aja, aku tuh lagi pusing kamu jangan nambah stress aku dan kamu tau didalam sana Nabilah sedang berjuang terserah kamu peduli atau nggak " ucap frieska yang emosinya mulai memuncak

" Tapi Nabilah itu masih adik aku.." ucap Melody penuh penekanan

Frieska tersenyum miris

" Adik kamu bilang...? Jika dia memang adik kamu kenapa kamu gak pernah perduli sama dia, bahkan kamu gk pernah tau kan masalah penyakit nya.."

" Penyakit...? Maksud kamu apa fries... Nabilah sakit apa... Fries jawab frieska... Nabilah sakit apa..?" Melody menggoncang tubuh frieska yang masih bungkam

Shania yang sedari tadi hanya menangis juga ikut menarik tangan frieska

" Maksud kak Frieska apa...? Dedek sakit apa kak, kak jawab Shania.. dedek sakit apa"

Frieska masih bungkam

"Kalian gak usah memikirkan itu, lebih baik sekarang kalian pulang dan senang-senang" ucap frieska sinis

PLAK.....

Melody menampar frieska cukup keras

Plak...

Frieska membalas tamparan Melody tidak kalah kerasnya

" Kak Melody... Kak frieska.." Kinal yang sedari tadi hanya diam kini mulai geram melihat sikap keduanya yang menurutnya terlalu kekanak-kanakan

" Jangan ikut campur Kinal"

" Tapi bukan saatnya kalian bertengkar"

" Ini semua karena DIA..." Frieska menunjuk melody

" Ya tapi gk gini caranya, lagian kalau kalian ribut disini bukannya mengurangi masalah malah hanya akan menambah..."

" Udah deh Nal, kamu kenapa sih bukannya belain kakak malah belain dia.."

" KAK MELODY.." teriak Kinal membuat Melody berbalik menatap nya

" Kakak kenapa kayak anak kecil gini sih, lagian bukannya kakak sendiri yah yang minta Dia buat nyusul Mami sama papi..."

Melody tertegun

Flashback..

Nabilah sedang bercerita di depan makam kedua orang tuanya, ini tahun kedua dia tidak lagi bersama mereka

" Mami... papi... Nabilah datang ngejengukin kalian, tau nggak sekarang Nabilah udah bisa mandiri... gak lagi harus dibangunin terus udah bisa masak loh.." tetesan air mata mulai mengalir di pipinya

" Tapi kenapa mereka belum bisa maafin aku... "

Tanpa Nabilah sadari sedari tadi ketiga kakaknya berada di belakangnya

" Seandainya aku bisa minta... Aku cuma mau ikut kalian biar mereka bisa hidup tenang tanpa aku..."

" Yaudah sana gih buruan nyusul Mami sama papi, kita juga udah males liat kamu" ucap Melody dengan nada mengejek, Nabilah berbalik dan tersenyum tipis kemudian beranjak meninggalkan makam orang tuanya

Flashback end

"Kenapa kamu diam Mel..?"
Melody hanya menunduk mendengar pertanyaan frieska

" Apa sekarang kamu nyesel... Semua udah terlanjur Mel, sekarang kita udah gak bisa berbuat apa-apa lagi dan... Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kalian, sekarang dia sudah berada dirumah"

"Seseorang...? Siapa.. dan bagaimana kita harus menemuinya... Nabilah..?" Tanya Kinal bertubi-tubi

" Lebih baik sekarang kalian pergi menemuinya"

Mereka pun menurut perintah dari frieska meskipun awalnya Shania sempat berontak tidak ingin meninggalkan Nabilah namun dengan bujukan Melody akhirnya dia menurut

Cklek....

Pintu ruangan ICU terbuka

Veranda keluar dengan keringat yang membanjiri keningnya

" Ve...? Mereka udah..." Seolah mengerti dengan maksud dari frieska Veranda hanya mengangguk

" Hubungi yang lainnya sekarang..." Perintah Veranda

Frieska hanya mengangguk

" Tapi Ve....? Gimana keadaannya..."

" kita gk bisa ngelawan takdir tuhan fries"

Dengan nafas berat frieska kemudian menghubungi orang yang dimaksud Veranda

...
To : SA Group

Keadaan Nabilah Semakin Buruk, veranda butuh bantuan

Frieska

Untuk mempercepat ending saya akan ubah alurnya





Give Us A ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang