Thirty Nine

325 31 3
                                    

Aluna dan Cakra kembali dengan nafas yang terengah-engah setelah berlari dari mobil yang mereka naiki lalu masuk ke dalam rumah besar dan mewah yang kini tengah berduka.

"Betapa bodohnya aku!" sesal Rozi sembari menghentak-hentak meja. Aluna gelagapan.

"Di mana kakakku? Dan Zhiro, aku harap lelaki itu baik-baik saja." Ia mencengkeram kerah baju Restu dengan sangat anarkis seraya tangan kirinya memegang samurai kesayangannya.

"Dia.... Dia telah tiada," redup suara Restu diiringi tundukan pasrahnya. Aluna terjerambab dan lututnya mencium lantai dengan fisik keramik tersebut.

"Tidak... Bagaimana bisa terjadi dan semuanya? Kau jangan bergurau, kau paham siapa yang sedang kau hadapi! Aku Aluna Fentino Lathfierg tidak bisa dipermainkan dengan mudah!" setelah menyelesaikan kalimatnya, Aluna kembali berdiri dan menatap Rozi dengan tatapan yang teramat tajam, lebih tajam dari biasanya.

"Apa yang telah terjadi! Katakan atau aku akan meringankan tanganku untuk menebas lehermu!" sergah Aluna dengan lantang hingga menggetarkan pondasi yang membangun rumah ini.

"Aku dan Zhiro kembali ke perusahaan tempat Lidya dibakar, lalu kami disergap oleh sekelompok orang dan dibawa ke sebuah gudang. Setelah itu, gudang pun dibakar dan kami tertangkap. Lalu aku terbangun ketika aku berada di dalam mobil Damar dan Revi yang tengah menangis tersedu ketika mengatakan Zhiro telah meninggal," jelas Rozi seakan memupuk segala kesalahan yang terjadi hanya karenanya.

Samurai yang digenggam Aluna pun terjatuh dan terbanting menyisakan bunyi melengking. Aluna berlutut dan menyembunyikan kepalanya pada kedua lututnya.

"Apa yang kau maksud? Ti—tidak mungkin ini terjadi," sesal Cakra sembari mengacak rambutnya.

Lulu merangkul Aluna yang berada dalam keadaan yang lemah- semuanya tidak akan ia lakukan jika bukan atas strategi Lidya untuk menangis seperti itu- dan tidak berdaya. "Tenanglah, di sini masih ada aku yang menjadi kakakmu."

"Tidak... Kau bukan kakakku! Kau hanya kakak iparku dan tidak akan pernah menjadi menggantikan Lidya pada sudut pandangku sekalipun," tolak Aluna dengan cepat. Ia menghindar seperti orang yang ketakutan dan melangkah mundur perlahan secara was-was.

Aluna berbalik lalu berlari sekuat tenaga meninggalkan rumah beserta kemewahannya. Cakra menatap kepergian Aluna langsung mengambil samurai Aluna. "Biarkan aku yang mengejarnya."

Restu yang menyadari jika waktu tugasnya hampir selesai langsung mengambil ancang-ancang untuk segera meninggalkan rumah ini. "Aku dan beberapa pasukanku akan menjaga mereka, sangat rawan jika mereka dibiarkan sendirian di luar."

"Restu!" panggil Oxy yang membuat Restu menghentikan langkahnya. Lelaki itu menoleh singkat lalu mengerutkan dahinya.

"Jaga mereka dengan sangat baik," pesan Oxy yang dibalas anggukan oleh Restu.

"Aku tidak akan pernah mengecewakan."

Restu kini hilang dari pandangan mereka. Oxy sadar akan keberadaan The~D yang telah berkumpul di rumahnya. Gio selalu menyesali hal yang ia lewatkan, harusnya ia bertanya secara detail tentang kedatangan The~D.

"Oxy, berat untuk mengatakannya. Tetapi sebelum pergi bertarung, Lidya menitipkan sesuatu teruntuk kalian." Damar seperti menawarkan secarik kertas yang siap melayang ketika Damar membuka jepitan jarinya.

Teruntuk kalian
Gio, Oxy, Aluna, Lulu dan terutama terkasihku Zhiro.

Aku tidak tau apakah aku akan tetap hidup ketika kalian mulai membaca surat kecil ini, aku tidak dapat memastikan karena aku bukanlah pemegang takdir.

Hanya saja aku tidak yakin jika aku masih bisa menghirup udara segar besok hari. Jujur saja, aura rumah ini semakin tercekat ketika mereka mulai merencanakan pembunuhan kalian. Kalian pasti paham, sekuat-kuatnya aku, aku tetaplah manusia.

Teruntuk Zhiro, Aku tidak tau harus berkata apa selain maaf dan terima kasih. Kau tau? Kenangan bersamamu tidak akan mungkin kulupakan. Dan aku bukanlah istri yang baik karena tidak menurutimu untuk tidak turun bertarung lagi. Aku sangat menyayangimu, lebih dari cahyanya matahari yang tetap bersinar dengan periode yang tak terhingga.

Teruntuk Gio, kau harus menjadi suami yang baik. Lulu kini pasti sangat memerlukan perhatianmu yang berlebih.

Teruntuk Lulu, aku harap kau tidak merepotkan kakakku dengan sasaran mengidammu. Bagaimanapun dia adalah sang Panglima yang punya emosi yang melebihi kami. Tetapi tenang saja, jika murkanya telah keluar dari penangkarannya. Kau hanya harus mengeluarkan wajah memelesmu saja. Itu cara yang ampuh!

Teruntuk Aluna, kau harus berhati-hati dengan dunia. Dunia ini sangatlah kejam hingga kau tidak bisa mengenali dengan pasti antara musuh dan temanmu. Jangan selalu merepotkan Oxy, dia sangat menyayangimu dan biarkan dia mencari masa depannya. Mungkin dengan cara itu juga kau akan menjadi sedikit bebas.

Teruntuk Oxy, kau harus memulai hidupmu. Apapun keadaanku, baik aku masih hidup ataupun sudah wafat aku selalu mendoakan kebahagiaanmu. Aku mendengar kabar dari Zhiro, jika kau hari ini menyatakan cinta kepada Laila. Itu sungguh benar? Aku sangat tidak menyangka. Tetapi kau tenang saja, aku merestui hubungan kalian.

Aku pergi dulu, waktu telah mendesakku

Salam cinta

Lidya Vanessa G Lathfierg G

Oxy menyeka air matanya lalu surat itu ia berikan secara bergilir ke Lulu dan Gio, Aluna kini tengah berada di luar rumah untuk menenangkan dirinya bersama Cakra dan Restu.

Perlahan suasana sendu menyelimuti rumah megah itu lagi, Gio yang menyadari kondisi Lulu yang kini tengah mengandung anaknya pun memapah Lulu untuk kembali beristirahat di kamar. Ia tidak ingin kesehatan Lulu menurun karena ia terlalu kelelahan.

"Kalian sebaiknya segera beristirahat," gumam Oxy lalu berjalan gontai kembali ke kamarnya.

"Baiklah, aku harap kau akan baik-baik saja." Mereka berbalik dan bergerak ke kamarnya masing-masing, lalu sebagian dari mereka hanya mengambil sebuah benda yang bisa mengalasi kepalanya.

***

"Apa yang dipikirkan Lidya tentang rencana ini?"

"Siapa yang bisa mengerti wanita itu? Jangankan orang lain, suaminya saja sempat tertipu. Aku yakin dibalik sikapnya kini ada alasan yang terselubung. Apapun itu hanya Lidya yang tau dan paham."

Leave The World with Yourlove [Lathfierg Series] [End]Where stories live. Discover now