PART 52

6.6K 307 18
                                    

Tiitt

Brak

Motor Gilang menghantam mobil besar didepannya. Gilang terpental jauh dengan motornya, mobil yang menabraknya seperti merasa tidak terjadi apa-apa, mobil tersebut langsung melaju saja tanpa peduli dengan sekitarnya.

Darah segar keluar dari bagian kepalanya karena terkena benturan aspal jalanan. Gilang masih sedikit sadar, ia meringis kesakitan.

Bagian tubuhnya memiliki banyak luka, darah segar terus saja keluar dari tubuh Gilang. Penglihatannya mulai kabur, mata nya sayu. Matanya hendak menutup, tapi ia mengusahakannya agar tetap terbuka.

"Kay...Kayla."

Gilang menutup matanya sempurna. Ia tidak sadarkan diri. Semua orang berdatangan untuk menolongnya dan membawanya kerumah sakit terdekat.

Sedangkan, dilain tempat Kayla terus merasakan tak enak didalam dirinya. Ia gelisah, tidak seperti biasanya ia seperti ini. Bahkan, ibunya memanggil untuk makan bersama saja ia tolak dengan alasan sudah makan.

Nama Gilang terus saja berada didalam pikirannya, seakan nama itu sekarang sedang dalam bahaya. Tapi, Kayla menepis semua hal yang tidak-tidak tentang Gilang diotaknya.

Biasanya dijam seperti ini Gilang mengabarinya atau menelponnya dan sekarang tidak. Ia berusaha untuk tetap berpikiran hal yang positif tentang Gilang.

Ringtone handphonenya berbunyi, nama salah satu teman Gilang muncul dilayar panggilan.

Alvin is calling...

Tumben sekali Alvin menelponya, tanpa ragu Kayla mengangkatnya.

"Hallo, Kay."

Terdengar dari seberang sana suara laki-laki itu sangat khawatir.

"Kenapa?"

"Gilang, Kay, Gilang," ucap Alvin dengan nada terengah-engah.

"Gilang kenapa?"

Kayla berusaha agar tetap tenang selagi Alvin menyelesaikan ucapannya.

"Gilang kecelakaan."

••••

Kayla berlari dilorong rumah sakit, ia langsung kesini setelah Alvin memberi tahu alamatnya.

Disana sudah ada kedua orang tua Gilang beserta Aldo dan kedua teman Gilang, Alvin dan Rio. Diperjalanan kerumah sakit, Kayla terus-menerus mengeluarkan air matanya.

Perasaan yang dirasakannya tadi sore memang benar terjadi, perasaan tidak enak yang menyelimuti dirinya akan takut terjadi sesuatu sekarang sudah terjadi.

"Gilang gimana?" tanya Kayla langsung ketika sudah berdiri didepan UGD.

"Dokternya belum keluar, sayang," sahut Nina, ia berjalan menghampiri Kayla, lalu memeluknya.

Kayla menangis sejadi-jadinya dipelukan ibunya Gilang. Nina tahu apa yang gadis ini rasakan, ia juga sedih, tapi ia berusaha menyembunyikan agar tetap terlihat kuat dihadapan anak-anaknya.

Kayla menumpahkan semua air matanya didalam pelukan ibu dari orang yang dicintainya sekarang.

Pintu dimana Gilang ditangani terbuka, seorang dokter keluar dari sana. Kayla melepaskan pelukannya, semua orang langsung mendekat.

My Ice GirlWhere stories live. Discover now